22.00

835 123 22
                                    

Dirga untuk pertama kalinya dalam dua minggu terakhir ini bisa tertidur dengan pulas. Mereka kemarin malam benar-benar langsung tertidur saat menempel dengan kasur, karena Joanna sendiri juga sudah lelah diajak pergi selama seharian. Dirga yang bangun terlebih dahulu langsung melirik ke arah jam dan mulai membangunkan Joanna yang masih tertidur di sampingnya.

"Jo, kuliah jam berapa?"

"Hmm?" Joanna yang ditanya malah bertanya balik, dengan kedua mata yang masih tertutup. 

"Kuliah jam berapa kamu?"

"Setengah sepuluh.."

Dirga mengangguk. Tadinya dia mengira Joanna ada kelas pagi, karena sekarang sudah jam tujuh. Dia sudah hafal kalau Joanna akan panik kalau dia bangun mepet dengan kelas, karena nyawanya baru terkumpul setengah.

Telapak kaki telanjangnya menyentuh ubin di kamar yang dingin. Dia mencuci mukanya terlebih dahulu di kamar mandi dan beranjak ke dapur untuk membuatkan sarapan, sambil mencuci gelas kotor bekas mereka berdua kemarin juga. Selang beberapa menit, Joanna pun turun dengan rambut yang dia cepol tinggi dan mata yang masih sedikit terpejam karena belum sepenuhnya bangun. Dirga menoleh dan mengulurkan tangan kanannya ke arah Joanna, karena tangan kirinya sedang sibuk menggoreng telor. Joanna kemudian mendekat, menerima uluran tangan itu dan alhasil badannya dipeluk oleh tangan kanan Dirga. 

"Pagi."

"Good morning, my princess."

Joanna kemudian duduk di sofa ruang tengah, menyalakan handphonenya yang sengaja dia tinggal tadi malam. Beberapa pesan dari teman-temannya dia balas secara bertahap dan sesekali tertawa saat obrolan di grup ada yang lucu. Selang beberapa menit kemudian, Dirga mendekati Joanna sambil membawa dua piring sarapan mereka berdua. Joanna mengambil makanannya dan tersenyum ke arah Dirga sebagai caranya mengucapkan terimakasih, sedangkan Dirga membalasnya dengan mencubit gemas pipi Joanna. 

Dirga menaruh piringnya di atas meja, kembali lagi ke dapur untuk mengambil minum, dan menaruhnya lagi di atas meja. Terduduk di lantai, Dirga membuka laptop yang sengaja dia taruh di ruang tamu dan menghidupkannya. Joanna memperhatikan Dirga yang sudah ingin mulai bekerja dari rumah dan mengelus rambut Dirga dari belakang.

"Kamu nanti jadi dateng ke Ares?"

"Jadi laaah kan dia yang undang sendiri"

"Yaudah nanti aku anter. Aku tungguin sekalian. Ga lama kan?"

"Astaga Dir, kamu ga ada kerjaan emangnya sampai nungguin aku begitu?"

"Ya ada, cuma aku ga percaya sama Ares aja."

Joanna mendengus dan memilih untuk mengalah. Mereka memakan sarapan mereka dalam diam dengan saling sibuk dengan kegiatan masing-masing. Setelah selesai pun mereka masih terdiam. Joanna mengumpulkan alat makan mereka yang sudah kotor dan mencucinya di wastafel, sedangkan Dirga masih menempelkan tatapannya ke layar laptopnya sambil sesekali menguap. Joanna membuatkan secangkir kopi untuk Dirga dan menaruhnya di atas meja.

Dirga menatap gelas itu dengan tatapan bersyukur karena untung Joanna pengertian. Tumben sih, sebenernya.

"Aku pulang dulu ya? Bekas makan tadi udah aku cuci."

"Nanti jam dua belas aku jemput. Gausah cantik-cantik, nanti aku suruh pulang lagi." 

Joanna yang mendengarnya pun memutar matanya malas, berjalan melewati Dirga, dan menutup pintu rumah dengan pelan. Untuk beberapa jam ke depan, Joanna memulai aktivitas sehari-harinya seperti biasa.

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Dirga dan Joanna saling bertatapan di depan gerbang rumah, dengan Dirga yang sudah turun dari mobilnya sedari tadi dan Joanna yang baru keluar dari dalam rumah. Dirga menatap pakaian yang dipakai Joanna dan mengerutkan dahinya.

inbetween | doyoung x joyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang