Flashback.

890 148 10
                                    

"Kamu gamau pulang ke rumah? Kan kampus kamu udah libur."

Joanna termenung dengan handphonenya yang masih tertempel di telinga kanan. Pertanyaan dari bundanya berhasil membuat Joanna terdiam untuk beberapa saat.

Beberapa hari setelah Joanna beserta Fauzi, Fauzan, dan Dirga pergi makan keluar, keadaan pandemic semakin parah dan jujur, semakin mengkhawatirkan. Terlebih lagi letak kampus Joanna yang berada di Jakarta, banyak sekali orang berlalu lalang di sini. Baik di fasilitas umum maupun di wilayah sekitarnya.

Dirga dan Fauzi, yang menjadi pihak paling update mengenai berita ini langsung melarang Joanna dan Fauzan untuk berpergian kemana-mana. Stock masker dan hand sanitizer di kamar kostnya juga diberikan oleh Dirga yang sudah tiba-tiba berdiri di depan kostnya jam 9 malam, demi mengantarkan kedua benda tersebut setelah dia pulang dari lembur.

Joanna ingin sekali pulang dan berkumpul dengan keluarganya di rumah. Membereskan barang beserta bajunya hanya butuh waktu sehari dan dia bisa saja pulang ke rumah orangtuanya besok. Tapi...

"Bun... Dirga sakit." Balas Joanna dengan sedikit bergumam.

"Loh kok bisa? Kebanyakan lembur ya dia?"

"Iya bun.. Aku bisa pulang, tapi dia kasian sendirian ga ada yang urus."

"Padahal bunda kira kamu pulang bareng Dirga. Eh tepar juga anaknya"

"Gamau ah.. Ngerepotin dia terus aku tuh."

"Dia minggu kemarin telfon bunda juga kok. Katanya nanti kamu pulang bareng dia aja ke rumah. Irit ongkos katanya."

Joanna cuma bisa berdecak dan memanyunkan bibirnya. Itu sih alasan Dirga aja.

"Calon mantu bunda emang paling baik."

Pipi Joanna langsung bersemu merah dan dia langsung mendengus sebal. Untung dia masih di kostnya, kalau tidak, mau ditaruh di mana mukanya.

"Apasih bunn! Gausah ngeledek"

"Ayah sama bunda udah restuin kalian kalo emang mau nikah abis kamu wisuda kok." Jawab bundanya dengan nada jahil.

"Ih bun.. "

"Udah sana temenin calon mantu bunda. Kasian tuh sendirian aja."

Sesaat setelah itu, panggilan pun terputus dan meninggalkan Joanna yang masih memerah pipinya karena malu.

Kedua orangtua Joanna memang sudah mengenal Dirga sedari dulu, sejak Dirga pindah ke rumah sebelah bersama dengan kedua orangtuanya. Kapan ya itu? Sepertinya saat Joanna masih duduk di bangku SMP dan Dirga yang sudah SMA. Sekarang Joanna sudah mau lulus, sedangkan Dirga yang sudah memiliki pekerjaan tetap.

Waktu memang berjalan dengan sangat cepat dan Joanna sama sekali tidak menyangka kalau Dirga akan tetap berada di sini, selalu di sampingnya disaat dia membutuhkan sosok laki-laki tersebut.

Meskipun begitu, mau sedekat apapun hubungan mereka, mereka tidak pernah bertukar afeksi lebih selain berpelukan dan saling mengecup kening masing-masing. Ya memang seharusnya begitu, tapi Joanna tau kalau Dirga kadang menahan dirinya untuk tidak melakukan hal lebih.

Fauzan
Woy
Gue udah di depan

Melihat notifikasi dari chat Fauzan membuat Joanna langsung tersentak kaget. Lamunannya buyar dan dia dengan terburu-buru mengambil tas ransel yang sudah dia persiapkan sedari tadi dan langsung turun ke bawah, setelah mengunci pintu kamarnya.

Membuka pintu kost dengan perlahan, Joanna pun berlari kecil ke arah motor Fauzan. Sedangkan yang punya motor hanya menatap Joanna dan barang bawaannya dengan sedikit bingung.

inbetween | doyoung x joyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang