Hari ini tanggal 1 Februari, hari di mana seorang Dirgantara Danureksha dilahirkan ke dunia 26 tahun yang lalu. Dia benar-benar lahir tepat di tanggal satu, memulai Aquarius season dengan sebuah anugerah walaupun biasanya di tanggal ini cuaca di Indonesia lagi jelek-jeleknya. Mungkin sesuai dengan sifat bawaan seorang Aquarius, hari pentingnya pun harus dibarengi dengan elemen utama dari zodiaknya itu, yaitu Air.
Alias, hari ini hujan deres banget sampe-sampe Joanna takut kompleknya kebanjiran.
Joanna bangun pagi-pagi sekali. Sekitar jam lima dan langsung mencuci muka agar dia siap untuk membuat kue ulangtahun Dirga. Beberapa hari sebelumnya, dia sudah membeli bahan-bahan yang dia perlukan jadi hari ini adalah hari eksekusinya berlangsung.
Masalahnya hujan yang deras sedari dia bangun tidur membuatnya takut kalau rencananya hari ini akan gagal. Walaupun tidak kemana-mana sih, karena Dirga sendiri sudah mewanti-wanti agar Joanna tidak merencanakan surprise atau semacamnya. Dirga tidak suka sesuatu yang dadakan dan tanpa sepengetahuannya. Biasanya protes mengenai hal ini akan langsung Dirga sanggah dengan alasan dia tidak tau harus merespon apa saat diberi kejutan.
Ya dia memang sangat pasif saat diberi kejutan sih, tapi sendirinya juga suka memberi oranglain kejutan dan hadiah. Makanya Joanna sendiri sering bingung kenapa ada orang yang seperti itu.
"Kamu mau bunda bantuin ngga?"
Bunda masuk ke dapur untuk menyiapkan sarapan dan Joanna menggelengkan kepalanya sambil masih mengaduk adonan kue yang harus dia panggang sebentar lagi.
"Gapapa bun, aku buat sendiri aja. Kayak gini cepet kok, yang lama tuh ngehiasnya."
Kemudian keadaan dapur pun seakan-akan menjadi sibuk karena ada dua orang yang terfokus dengan kegiatannya masing-masing. Setelah beberapa belas menit bekerja, Joanna menuang adonan ke loyang dan memasukan loyang tersebut ke dalam oven. Ayah Joanna yang heran karena dapur terdengar lebih berisik dari biasanya hanya bisa mengintip ke dalam.
"Tumben banget udah di dapur pagi-pagi?"
Joanna mendengus.
"Lagi bikin kue"
"Widih enak dong. Buat cemilan di rumah?"
Bunda tertawa dan menatap ayah sambil mengedipkan mata.
"Buat pacarnya lah yah. Kan ulang tahun hari ini."
Joanna yang mendengar percakapan kedua orangtuanya cuma bisa memajukan bibir dan membereskan tepung dan bahan lain yang berantakan di meja. Bajunya yang terkena tepung juga dia tepuk-tepuk agar tidak terlalu terlihat kotor.
Sambil menunggu kuenya matang, Joanna ikut sarapan dengan orangtuanya diselingi membalas beberapa chat di grup yang tidak sempat dia balas tadi malam. Tidak lupa dia mengucapkan selamat ulang tahun ke Dirga (cuma formalitas aja) dan melihat status Dirga yang langsung online saat dia mengirim pesan.
Memang jiwa pekerja sama pengangguran beda.
"Ayah sama bunda nanti malem diajak makan bareng di rumah Dirga." Joanna bilang sambil membaca pesan yang baru saja Dirga kirim ke dia.
"Jiah enak dong bunda kamu bisa rumpi dadakan."
"Enak aja. Liat aja nanti malah ayah yang pulang paling belakangan soalnya keasikan ngobrol."
Joanna menggelengkan kepalanya. Pemandangan ini sangat wajar di rumah, karena kedua orangtuanya kadang tidak mau kalah. Apalagi untuk masalah saling salah-salahan, pasti berakhir dengan saling tunjuk ke satu sama lain.
Sarapan pagi itu pokoknya berakhir dengan Joanna yang selesai belakangan, membuatnya harus mencuci piring dan mengangkat kuenya dari panggangan setelahnya. Rumahnya kembali sepi saat dia mendengar suara mobil ayahnya yang sudah keluar dari garasi dan melaju ke kantor. Dia seketika merasakan bagaimana bundanya yang setiap hari harus sendirian saat Joanna kuliah di luar kota. Pasti bosan.
KAMU SEDANG MEMBACA
inbetween | doyoung x joy
Teen FictionDi antara kita, ada banyak perasaan yang harus dipikirkan. Di antara kita, masih banyak tujuan yang perlu dicapai sebelum aku dan kamu menjadi kita.