26.00

798 103 19
                                    

Moment yang keluarga Dirga tunggu sedari dulu pun pada akhirnya terjadi pada hari itu.

Pernikahan kak Gemma dan pasangannya sangatlah membuat orang-orang di rumah senang sekaligus pusing, terlebih lagi Dirga yang harus bisa membagi waktu untuk pekerjaan kantor, menjadi supir pribadi mami dalam mengecek catering beserta venue, dan menjadi baby sitter karena keponakannya selalu dititipkan kepadanya saat kedua orang tua bocah itu keluar untuk mengurusi pernikahan mereka. 

Mumpung masih bekerja di rumah, katanya.

Dirga sudah tidak tau berapa kali kasurnya dibajak dan dijadikan tempat tidur siang. Sampai kadang untuk meregangkan ototnya sendiri di kasur setelah berjam-jam duduk saja selalu tidak kebagian, sehingga Dirga mau tidak mau membeli karpet sendiri untuk sekedar rebahan di atas lantai.

Tapi ya kalau kalian mengira waktu berduaannya dengan Joanna juga ikut terganggu, itu tidak sepenuhnya benar sih. Untuk masalah perbucinan ini, Dirga selalu mencuri-curi waktu agar mereka berdua bisa bertemu. Apalagi setelah Joanna sudah selesai menggarap proposal skripsinya.

Joanna sudah selesai melaksanakan sidang proposalnya dua hari setelah Dirga mengajaknya untuk menikah. Walaupun saat keluar kamar setelah sidang, Joanna hanya bisa cengengesan karena ada beberapa hal yang harus diperbaiki kata dosen pengujinya. Setelah itu, beberapa hari ini menjadi waktu yang Joanna manfaatkan sebaik mungkin untuk bertemu dengan Dirga.

Ya Dirga sendiri tidak menolak sih. Adanya Joanna membuat migrain Dirga sedikit berkurang, karena mami setidaknya ada teman mengobrol dan tempat curhat saat di mobil.

Nah masalahnya, sekarang sudah hari H pernikahan kak Gemma dan maminya sedari tadi tidak bisa berhenti mengomel di dalam mobil. Perihal dekorasi venue yang belum sepenuhnya selesai dari tadi siang, padahal acara akan dimulai pukul lima sore ini. Sekarang jam empat sore, Dirga yang sedang menyetir hanya bisa memijat pelipis sambil menghela napasnya.  Papi yang duduk di kursi depan di sebelahnya pun sama diamnya, bahkan sesekali menggeleng karena lama kelamaan pusing juga mendengar ocehan istrinya itu sedari tadi.

"Mi... udahlah... tadi pas Dirga telpon juga mereka udah mau kelar kok. Tamu juga kan dateng masih satu jam lagi?" Balas Dirga sambil menatap jalanan yang sedikit macet di hadapannya. "Marah-marah mulu."

"Mami tuh pusing, tau! Mereka janjinya siang udah selesai tapi mana? Awas aja ya Dirga, pas nikahan kamu nanti malah nyewa jasa wedding organizer antah berantah asal nemu dari online begini. Mami gabakal mau ngurusin!"

"Iya mi... Itu sih gampang lah.."

"Nikahan kok digampang-gampangin! Urusin dari sekarang! Jangan dadakan kayak kakak kamu."

"Kan Joanna juga masih skripsian mi... Mami sendiri yang bilang kalo aku gaboleh ngeganggu dia waktu skripsian..."

"Kamu dong Dirga yang ngurus. Ajak Joanna waktu dia lagi senggang."

"Kan--"

"Ekhem."

Dehaman dari papi membuat Dirga langsung mengunci mulutnya rapat-rapat. Omelan ibu-ibu kalau diladenin memang ga akan ada habisnya. Orang seperti Dirga aja ga akan menang kalau lawannya itu maminya sendiri.

Dirga diam-diam berharap Joanna berada satu mobil dengannya sekarang, tapi sayangnya dia ingin berangkat dengan kedua orangtuanya juga dan mungkin jam lima baru sampai. Memang sudah takdirnya Dirga harus mendengar omelan maminya untuk beberapa belas menit ke depan.

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Venue tempat pernikahan kak Gemma terbilang cukup besar, walaupun kedua belah pihak hanya mengundang keluarga saja. Tapi masalahnya, dari pihak kak Gemma sendiri mempunyai sanak keluarga yang besar dan pasti bukan ada beberapa belas orang saja yang datang, melainkan puluhan. Begitu juga dengan pasangannya yang sama ramainya.

inbetween | doyoung x joyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang