Chapter 30 - END -

4.6K 233 42
                                    

Disarankan memutar lagu
Blue and Grey - BTS
Will Last Forever - AKMU

Jangan lupa siapin tisu huehehe 🤧🤧

Enjoy!

.

Udara dingin Seoul terasa semakin dingin untuk keenam namja yang menunggu gelisah di depan emergency room.

Tadi sesaat setelah Taehyung tidak sadarkan diri, ambulance datang dengan tergesa-gesa.

Keenam saudara tak sedarah Taehyung hanya bisa berteriak berharap saat melihat tubuh Taehyung yang mengejang saat diberikan masker oksigen.

Namja pemilik senyum kotak itu seperti menolak pengobatan dan memilih untuk menyerah.

Dan disinilah mereka sekarang. Menunggu dengan perasaan tak tenang di depang ruang yang di dalamnya ada seorang keluarga yang berjuang mati - matian.

"Jimin-ah. Duduk dulu." Panggilan dari Hoseok berhasil membuat namja bermarga Park itu menoleh padanya.

Matanya sembab. Bekas darah ditangan belum dicuci. Darah Taehyung juga bersarang dibaju biru muda yang Jimin kenakan.

Hoseok tersenyum lembut pada adiknya itu. Lalu menarik lengannya berharap Jimin mau ikut diajak duduk.

"Tidak usah hyung. Nanti kalau Taehyung sadar bagaimana ? Aku harus menunggu disini sampai Seojoon hyung keluar." Ucap Jimin.

Ia menepis lengan Hoseok dan kembali menatap kaca yang ada di pintu. Berharap dapat melihat wajah sahabatnya lagi.

"Jimin. Jangan keras kepala. Ayolah, duduk dulu. Sudah dua jam kau berdiri disitu terus." Kali ini Namjoon yang berbicara.

"Aku baik-baik saja. Kalian tidak usah khawatir." Balas Jimin.

Susah sekali memang. Anak itu kelewat keras kepala bila sudah dihadapkan dengan situasi yang seperti ini.

"Jimin. Duduk dulu, ya. Kau pasti masih lemas. Tadikan habis mendonorkan darah untuk Taehyung." Ucap Jin lembut.

Memang. Tadi Jimin dan Jungkook memberikan donor darah untuk Taehyung. Karena pendarahan yang luar biasa, stok darah yang memang tidak terlalu banyak membuat Taehyung dengan segera membutuhkan darah tambahan.

"Taehyung pasti akan baik-baik saja. Dia itu kuat. Dia tidak akan meninggalkan kita. Kalau sampai itu terjadi aku tidak akan bisa terima. Karena aku tidak bisa kehilangan satupun dari kalian. Jadi kau harus percaya padanya Jim." Lanjut Jin.

Air mata kembali lolos dari kedua mata sayu Jimin. Jin dengan segera membawa tubuh rapuh sang adik kepelukannya.

"Kenapa harus Taehyung. Anak itu tidak salah hyung. Hiks... kalau saja kita mencarinya tadi pagi. Pasti kita tidak akan disini kan. Hiks... ini semua salah ku. Aku sebagai sahabat tidak mengerti apa yang dirasakan Taehyung. Hiks... aku malah mendiaminya beberapa hari lalu karena merasa dirinya memang pantas untuk memikirkan semuanya sendiri. Harusnya aku tidak begitu hyung. Harusnya aku ada di sampingnya hiks..."

Kalimat menyedihkan yang keluar dari mulut Jimin sama persis dan melambangkan isi hati kelima namja lainnya.

Kenapa kami tidak mencarinya ? Mengapa kami malah marah dan tidak peduli dengan ketidak hadirannya ?

Setelah bujukan dari Jin, Jimin akhirnya mau duduk. Keadaan terlihat kacau. Pihak agensi segera mencari jejak sang pelaku dibantu dengan polisi.

Sejin tidak habis-habis menelponi kedua orang tua Taehyung. Namun tidak ada jawaban dari keduanya.

We Love You Tae!  [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang