Chapter 12

1.9K 159 16
                                    

Masih ada yang nunggu kah ?











selamat baca semua! 💜






Terlihat seorang anak kecil sedang meringkuk di pojok ruangan. Tubuhnya penuh luka, keadaanya membuat siapa saja yang melihatnya tidak tega dan ingin segera membantunya. Badannya lemas, seolah tidak ada pilihan lain selain diam saja dan berdoa. Memohon bantuan pada tuhan disetiap detiknya.

Namun, dalam keadaan yang sudah parah seperti ini pun, seorang laki-laki paruh baya yang sedari tadi ada di ruangan yang sama hanya menatap anak itu dengan tatapan tidak bersalah. Tersenyum senang saat suara batuk menyakitkan keluar dari mulut anak malang itu.

Lalu ia bangkit. Menghampiri anak itu yang masih terbatuk hebat. Tidak hanya itu, darah segar mulai keluar dari mulutnya saat ia batuk.

"Haish! Berisik sekali sih ? Bisa lebih keras tidak ? HAHAHA..." tawa itu. Tawa dengan nada menakutkan yang membuat anak itu semakin merinding.

"Jangan lemah begini. Ayo bangun ! Aku bahkan baru bermain sebentar. Kau mau main apa kali ini ? Pilih Cambukan kuda  atau tongkat itu saja ?" Tanya orang itu dengan kekehan senang di akhirnya.

Sumpah saat ini, yang dipikirkan anak malang ini hanya kedua orang tuanya. Bagaimana bisa ia terjebak dengan orang yang terbilang akrab, tapi malah disiksa begini. Umurnya sudah terbilang tidak kecil lagi. Ia sudah mengetahui, bahwa orang dihadapannya ini benar-benar menyukai segala rasa sakit dan menikmati saat membuat luka baru ditubuhnya.

"Hen-tikan paman. Sa-kit... eomma... appa... ugh" lirih anak itu.

"Apa ? Kau bilang apa tadi ?"

"Sa-kit paman. Uhuk... ini sakit sekali hiks... Maafkan Tae. Aku tidak akan nakal lagi dan hiks... akan jadi anak baik." Anak itu mulai menangis. Sejak tadi ia mencoba menahan tangisannya. Takut bila pamannya akan semakin marah bila ia menangis.

"Hah?! Kau bilang sakit?! Aku bahkan baru mengeluarkan sedikit tenaga ku." Orang itu lalu berjongkok. Mensejajarkan tubuhnya dengan anak kecil didepannya.

"Masa kau tidak mau bermain dengan ku lagi. Kau tidak perlu jadi anak baik. Hanya perlu bermain dengan ku seperti ini setiap hari. Mudahkan permintaan ku. Ayo teriak lagi ! Astaga kenapa malah diam !" Tiba-tiba orang itu berteriak marah. Lalu mengambil cambuk disampingnya dan memukul anak itu. Kali ini malah lebih keras.

"AKH... Sa-kit. Hentikan. Tolong aku siapapun hiks... sa-kit. Hentikan paman aku mohon. Kenapa hiks... paman begini. Apa salah Tae."

"Yak! Kim Taehyung! Asal kau tau ya, ayahmulah yang membuat ku sepertini. Kenapa hanya dia yang diberi kasih sayang oleh ayah dan ibu. Kenapa aku tidak ! Aku begini karena aku mau balas dendam. Persetan bila kau nanti mati. Malah bagus bila kau mati sekalian. Akan semakin mudah buat ku untuk mengambil apa yang harusnya jadi milik ku. HAHAHA..." orang itu lalu bangkit. Setelah puas memukuli anak bernama Taehyung ia lalu melenggang pergi.

"Hah, aku jadi malas bila sudah membicarakan hal itu. Untuk saat ini kuberi waktu istirahat untuk mu. Jangan bosan bermain dengan ku, KIM TAEHYUNG.
HAHAHA... entah kenapa nama mu menjadi candu untuk ku. Semakin memanggil nama mu, semakin tinggi hasrat ku untuk membunuh mu.

Aku mau beli makan dulu. Jangan salahkan aku keadaan mu begini. Salahkan saja ayah mu." Ucapnya sebelum benar-benar menghilang dari pengelihatan Taehyung.

Tubuh Taehyung seketika lemas. Ia menangis kencang. Perasaan takut masih menghantui, berbarengan dengan rasa sakit diseluruh tubuhnya. Ia tidak kuat lagi.

We Love You Tae!  [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang