Is He?

2.1K 169 23
                                    

Jimin memandang wajah pucat Taehyung dari balik penghalang kaca. Ini sudah tiga minggu sejak pertemuan Jimin dengan roh (?) Taehyung di bar.

Keadaanya masih sama. Dan Jimin tidak mengerti apa lagi yang harus dilakukan. Para member sering bergantian menjaga dan masuk untuk mengajak bicara Taehyung yang terlihat damai di ranjang pesakitannya.

Sikap Jimin pada member lain sudah mulai berubah. Walaupun tidak menutup kemungkinan ia merasa kesal pada 3 kakaknya.

Kali ini, Hoseok yang masuk. Namja kelahiran 94 itu duduk dikursi dekat ranjang Taehyung.

Saat ingin masuk ke dalam ruangan Taehyung, Hoseok juga harus memakai baju khusus dan dalam keadaan steril.

Diraihnya tangan Taehyung yang terasa semakin kurus. Lalu diusap beberapa kali. Mencoba memberikan kehangatan pada Taehyung yang tidur lama di ruangan dingin seperti itu.

"Kau kapan bangunnya? Apa dunia ini masih terlalu kejam untuk mu Tae?" Tanya Hoseok pelan.

"Maafkan hyung. Pasti kau merasa kesakitan, ya setiap kali aku bersikap kasar padamu. Aku yang paling keterlaluan. Aku bahkan baru tau kalau kau selama ini sakit. Dan yang lebih sakit lagi, kenapa kau harus rela datang ke neraka itu demi kami?"

Pip... pip... pip...

"Harusnya kau langsung beri tau pada agensi Tae. Harusnya kau tidak jadi seperti sekarang. Dan harusnya kami ada disamping mu." Ucap Hoseok dengan suara bergetar.

Sumpah. Hari-hari terasa semakin berat. Hoseok dan yang lain dapat dengan jelas merasakaan ketidak hadiran Taehyung.

Sedangkan namja pemilik senyum kotak itu masih damai dalam dunia bawah sadarnya.

"Cepatlah bangun. Kau tau, kan, kami merindukan mu."

Hoseok mengecup kepala Taehyung pelan. Lalu keluar dari ruang rawat Taehyung. Meninggalkan sang adik yang entah kapan akan bangun.

"Bagaimana hyung? Apa ada perkembangan darinya?" Tanya Jungkook saat melihat Hoseok keluar.

Dengan lemah, Hoseok menggeleng pelan. Ia mendudukkan tubuhnya di kursi depan ruang rawah Taehyung.

Jungkook yang awalnya memiliki harapan kembali murung saat menerima respon dari Hoseok.

"Sedikit lagi, waktu istirahat kita selesai hyung. Saat aku lihat twitter juga banyak yang menanyakan keberadaan kita." Ucap Jungkook lesu.

Jin menepuk pundak Jungkook pelan.

"Tidak usah baca komentar dari haters. Mereka tidak akan berhenti sebelum kita terpuruk."

"Aku tidak membacanya. Namun, memang aku yakin akan ada banyak haters yang mencaci kita. Belum lagi agensi memilih menutup rapat alasan kita vakum dari dunia musik yang memunculkan banyak spekulasi dari penonton."

"Yah, itu yang terbaik. Kita tidak bisa membiarkan orang asing berkeliaran di rumah sakit dan melihat Taehyung, kan?"

Jungkook dan Hoseok mengangguk cepat. Setuju dengan jawaban yang dilontarkan Jin.

"Yang lain kemana hyung?" Tanya Hoseok.

"Mereka masih di dorm. Sepertinya Jimin kembali seperti dulu."

"Maksudmu, Jimin hyung kembali murung dan sering mengunci diri di kamar?" Tanya Jungkook untuk memperjelas.

Jin mengangguk lalu menghela napas singkat.

"Aku tidak bisa mencegahnya. Karena jujur saja aku juga terluka. Dan sampai kapan dia mau tidur disitu terus."

Jin menunjuk ruang rawat Taehyung yang memiliki kaca di pintu depannya. Sehingga para member bisa melihat dan memantau Taehyung dari luar.

We Love You Tae!  [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang