Chapter 15

1.8K 186 36
                                    

Matahari pagi mulai terbit. Membangunkan seorang namja yang tengah terlelap sedari tadi.

Taehyung mencoba bangkit dari posisi tidurnya. Kepalanya sedikit pening dan perutnya masih terasa perih. Badannya masih terasa sakit walau tidak separah semalam.

Taehyung memegang keningnya. Ada lilitan kasa disana yang Taehyung yakini Sejin yang melakukannya.

Matanya menatap kosong kesekeliling kamarnya dan Jimin. Sahabatnya itu tidak ada di kasurnya. Bahkan kasurnya masih rapih dengan selimut yang terlipat di ujungnya.

Kepalanya memutar cepat kejadian semalam. Sungguh, Taehyung benar-benar tidak tau apa yang terjadi.

Taehyung terus berpikir. Siapa sebenarnya dalang dari semua ini. Ia lalu menyadari sesuatu. Diambilnya ponsel yang ada di atas nakas. Sedikit kaget dengan kondisi ponselnya yang jauh dari kata baik.

Ia lalu membuka aplikasi pesan. Dirinya kaget bukan main saat tidak menemukan pesan yang membuat para member marah. Dicek berulang kali juga tidak ada. Pesannya lenyap begitu saja.

Otaknya diajak berpikir keras. Taehyung yakin sekali pasti kemarin ada yang menyabotase ponselnya. Pesan menyebalkan itu juga hilang tanpa jejak. Taehyung rasa tidak mungkin kalau member lain yang menghapusnya. Mereka mungkin sudah terlalu muak dengan dirinya.

Saat sedang berpikir, perut Taehyung terasa tidak enak. Rasa mual mulai muncul. Dengan langkah sedikit terburu-buru, Taehyung segara mengarahkan badannya ke kamar mandi.

Lagi-lagi dirinya memuntahkan isi perutnya yang bahkan dari kemarin tidak diisi sama sekali.

"Shhh... sakit sekali. Hah... pasti kambuh lagi." Ucap Taehyung.

Setelah memuntahkan isi perutnya, Taehyung lalu bangkit. Berjalan perlahan. Perutnya masih belum bisa diajak kerjasama.

Matanya lalu mencari obat yang ia simpan di dalam tasnya. Mengambil 2 butir sekaligus lalu meminumnya. Berharap rasa sakit segera mereda.

Taehyung menatap lekat botol obat ditangannya. Masih cukup penuh. Padahal Sudah berlalu 1 bulan. Itu menandakan ia tidak teratur meminum obatnya.

"Kalau Seojoon hyung tau pasti dia akan marah. Aku juga sudah lama tidak menemuinya." Gumam Taehyung.

Taehyung lalu melirik jam dinding. Sudah menunjukkan pukul 8 pagi. Keadaan dorm masih agak sepi. Samar-samar ia bisa mendengar suara Jin.

Perasaan takut seketika muncul. Dari kemarin, bagi Taehyung orang yang terlihat paling marah dan tidak terima adalah Jin. Jujur saja, mungkin ini pertama kalinya ia melihat tatapan semarah itu dari hyung tertuanya.

Taehyung menghela napas sebentar. Lalu memasuki kamar mandi untuk membersihkan diri. Dilihatnya pantulan dirinya di cerimin. Banyak lebam disekitar perut dan pipinya. Untungnya Bangtan masih diberi waktu libur. Jadi Taehyung tidak perlu khawatir fansnya akan mengetahui ini.

Setelah berpakaian, Taehyung membuka ponselnya saat mendengar suara pesan masuk.

Disaat yang tidak enak begini, lagi-lagi orang itu memberi pesan yang membuat Taehyung naik pitam. Tidak bisakah orang itu tidak mengganggu Taehyung. Bahkan ini masih pagi.

Unknown number
Bagaimana kabar mu ? Sudah lama sekali kan aku tidak menghubungi. Aku cukup rindu dengan amarah mu haha

Taehyung
Tidak usah basa basi. Apa yang kau mau ? Bisakah tidak mengganggu ku lagi ?

Unknown number
Uh... galak sekali. Kalau permintaan itu aku rasa tidak bisa. Oh ya, bagaimana kabar saudara tak sedarah mu itu ? Sedikit bermain dengan mereka aku rasa boleh kan ?

We Love You Tae!  [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang