Sudah terlewat 5 bulan sejak kejadian yang menimpa Jungkook. Bangtan juga semakin sibuk dengan acara Comeback dan undangan wawancara dari luar negeri.
Bangtan sudah semakin mendunia. Cerita dan kerja keras mereka banyak menginspirasi semua orang. Para member juga terlihat senang dengan kemajuan Bangtan. Semuanya terlihat sudah sempurna.
Mungkin ada yang kurang bagi namja yang selama lima bulan terakhir masih diperlakukan berbeda.
Taehyung masih harus berjuang dengan penyakit fisik maupun mentalnya. Selama lima bulan terakhir ia juga berusaha untuk terlihat baik-baik saja.
Taehyung juga mencoba untuk berhenti dari self harmnya. Namun, rasanya semua yang ia lakukan kurang memberikan hasil.
Selama ini para member masih memperlakukannya dengan kasar. Tak segan dari mereka mendorong atau menyuruh seenaknya pada Taehyung.
Bahkan Jungkook yang dulunya peduli, juga sudah tidak begitu. Ia memang masih sering mengajak Taehyung berbicara. Tapi mungkin hanya bisa dihitung jari berapa lama Jungkook menyapa dan mengobrol dengan Taehyung.
Selain itu, namja gila yang meneror Taehyung juga tidak berhenti. Selama lima bulan terakhir, ia memang tidak melakukan hal aneh.
Tapi disetiap harinya selalu ada notifikasi yang masuk ke ponsel Taehyung dengan kalimat kasar dan menyuruhnya keluar dari Bangtan.
Keadaan ini membuat Taehyung bisa dibilang depresi. Disatu sisi ia tidak akan mungkin meninggalkan Bangtan. Namun mengapa disisi lain perlakuan para member membuat Taehyung malah memikirkan hal itu.
Kesehatannya yang menurun juga membuatnya sedikit lelah dengan keadaan yang terbilang serba salah.
Untungnya Seojoon selalu menghubungi Taehyung semenjak pertemuan mereka di rumah sakit waktu itu. Berbicara dengan Seojoon bisa sedikit mengobati rasa sakit Taehyung. Setidaknya ia tau masih ada yang peduli padanya.
Bangtan saat ini akan melakukan sebuah interview di New York. Balutan jas dan riasan make up natural sudah membuat penampilan mereka terbilang sempurna.
Mereka sedang berkumpul di ruang tunggu. Terlihat Jungkook dan Jimin yang sedang bermain bersama.
Ah, mengingat Jimin, Taehyung sebenarnya agak rindu dengan sahabatnya. Biasanya Jimin akan selalu ada saat Taehyung sedang menghadapi hal berat. Tapi saat ini Taehyung benar-benar merasa sendiri.
Didepan staf para member memang memperlakukannya dengan baik. Mungkin hanya Sejin yang tau masalah di antara mereka.
"Tae. Kau melamun ?" Tanya seseorang yang menepuk bahu Taehyung pelan.
"Ah, tidak hyung. Hanya gugup saja. Kita dipanggil berapa lama lagi hyung ?"
Orang itu melirik jam yang melingkar di tangannya.
"Tidak lama lagi. Mungkin 5 menit. Ada apa sebenarnya ? Kau terlihat aneh." Ucap orang ini. Menatap Taehyung lekat mencoba mencari kebenaran.
"Tidak apa Sejin hyung. Aku baik, sungguh. Hanya gugup saja." Ucap Taehyung mencoba meyakinkan.
"Benarkah ? Kenapa tidak bermain dengan mereka ? Biasanya kau yang paling ramai."
Taehyung menghela napas kasar. Lalu berdiri dari duduknya.
"Kan hyung tau sendiri bagaimana kondisinya sekarang. Aku ke toilet dulu hyung tidak akan lama." Ucap Taehyung.
"Tae, maaf aku lupa." Sejin kembali membuka suara. Sedikit merasa tidak enak karena melupakan satu fakta.
Taehyung menggeleng cepat. Lalu buru-buru melangkahkan kakinya ke toilet.
...
Baru saja Taehyung kembali memuntahkan isi perutnya. Entahlah keadaannya benar-benar menurun.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Love You Tae! [COMPLETE]
FanfictionBagaimana perasaan mu bila harus dihadapkan dengan satu fakta. Bahwa salah satu diantara mereka ada yang sering terluka. Salah satu diantara mereka menjadi orang yang paling menderita dan tidak memiliki orang untuk bersandar ? Bila kau jadi mereka...