Chapter 18

1.9K 185 28
                                    

Semua orang dalam ruangan itu diam. Tidak ada yang berani bersuara. Kejadian barusan membuat semuanya panik bukan main.

Tokoh utama yang saat ini mendapat tatapan sendu dari orang-orang masih terpejam damai dengan infus yang tertancap di tangan kanannya.

Jimin. Namja yang paling berhati malaikat diantara semua member Bangtan saat ini juga memilih bungkam.

Dirinya masih mencoba mencerna kejadian beberapa jam yang lalu. Semuanya terjadi begitu cepat.

Berawal dengan teriakan Jungkook dilanjutkan jeritan panik dari para staf mereka. Serta suara sang sahabat yang masih terasa dalam telinganya.

Flashback on

"Hyung! Kau berdarah."

Teriakan panik Jungkook membuat semua orang menatap heran pada member paling muda itu.

Tangan Jungkook menunjuk kemeja putih yang sudah ternodai dengan darah yang merembes dari dalam.

Sejin dengan cepat berlari kearah Taehyung. Ya. Benar sekali. Taehyung kembali terluka hari ini. Walaupun ia sudah terluka sebelum Jungkook dan yang lainnya menyadari.

"Taehyung! Kau kenapa ? Cepat panggilkan tim medis!" Sejin berteriak kesetanan. Panik sekali dengan kondisi Taehyung yang terbilang jauh dari kata baik.

Beberapa orang buru-buru berlari keluar ruang tunggu. Berusaha mencari pertolongan dari orang yang lebih mengerti.

Jimin sendiri yang masih bingung dengan keadaan hanya mampu menatap sahabatnya yang saat ini sedang di tekan perutnya oleh Sejin.

Darah tak berhenti keluar dari sana. Membuat member lain khawatir tak karuan. Seperti melupakan satu fakta bahwa saat ini mereka sedang membenci Taehyung.

Taehyung sendiri hanya mampu diam. Menerima penanganan pertama yang Sejin lakukan.

Bahkan dirinya baru sadar. Mendapatkan luka baru lagi di perutnya. Jika Jungkook tidak teriak, pasti tidak akan yang tau. Termasuk dirinya sendiri.

Rasa nyeri mulai timbul dari perutnya berbarengan dengan bau amis darah yang semakin menjadi.

"Hy-ung.. hah... sa-sakit." Lirih Taehyung.

Saat ini paru-parunya seperti berhenti memasok udara. Membuatnya berkerja ekstra untuk sekedar bernapas.

"Tahan sebentar. aku harus menekan pendarahannya agar tidak banyak darah yang keluar." Ucap Sejin. Kedua tangannya masih ada di atas perut Taehyung.

Melihat Taehyung yang kesakitan membuat para member dengan refleks ikut menghampiri Taehyung.

"Tae, siapa yang melakukannya pada mu ?" Tanya Jin panik.

Taehyung hanya mampu menggeleng sebagai jawaban. Sudah terlalu lemas untuk sekedar menjawab.

"Yak! Tae atur napas mu. Kau pasti bisa. Teruslah bernapas." Hoseok yang melihat Taehyung kepayahan mengambil napas tidak bisa tinggal diam.

Tubuh Taehyung saat ini sudah di baringkan di atas sofa panjang yang ada disana.

"Huh... hah... sa-sakit." Rintihan kembali keluar dari mulut Taehyung.

Jimin makin panik dibuatnya. Air mata juga sudah mengalir di kedua pipinya. Menyadari mata Taehyung yang mulai menutup membuatnya dengan segera menggenggam tangan Taehyung yang terasa dingin.

"Tae dengar, kau akan baik-baik saja. Kami semua disini."

Jimin memberi kalimat penenang sebanyak mungkin. Berharap Taehyung tidak panik dan dapat mempertahankan kesadarannya.

We Love You Tae!  [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang