Chapter 19

2.7K 193 22
                                    

Bangtan kembali diberi waktu istirahat. Agensi benar-benar memastikan akan melakukan kembali jadwal Bangtan setelah Taehyung pulih total.

Selama waktu istirahat, keadaan dorm Bangtan terasa berbeda.

Sejak Taehyung berteriak dan para member yang juga tidak tau harus bersikap seperti apa pada Taehyung sekarang.

Jimin juga selalu diam-diam memeriksa keadaan Taehyung. Anak itu masih sedikit sensi dengan kehadiran Jimin.

Malam ini seperti rutinitas Jimin, ia selalu mengecek kamar Taehyung. Memastikan anak itu mendapat istirahat yang cukup atau tidak.

Samar-samar dari luar pintu, Jimin dapat mendengar suara seseorang sedang berbicara.

Suaranya begitu kecil. Terasa seperti sedang sembunyi-sembunyi.

Jimin dengan segera menempelkan kupingnya pada pintu kamar Taehyung. Dirinya sedikit rindu saat sekamar dengan sahabatnya.

"Jangan ganggu mereka. Kau tidak pernah puas ya ?"

"..."

"Tidak! Jangan lagi. Sudah aku bilang aku tidak mau dan tidak akan pernah melakukan itu."

Suara Taehyung yang dapat Jimin tangkap menimbulkan tanda tanya besar dalam kepalanya.

Apanya yang tidak mau dia lakukan ? Dan siapa yang sedang berbicara dengan Taehyung ?

"Sampai kapan pun, aku akan tetap melindungi mereka. Dan akan aku ungkap kejahatan mu di depan mereka semua. Jangan berani mengancam ku !"

"..."

"Apa ? Tawaran apa ?"

"..."

"Kenapa harus begitu ? Segitu besarnya rasa tidak suka mu padaku ? Kejadian itu sudah lama berlalu dan aku tidak mau bila semakin parah."

"..."

"Akan aku pikirkan. Asal jangan ganggu mereka !"

Suara penuh kesal dari Taehyung menjadi yang terakhir kalinya Jimin dengar.

Setelah itu tidak ada lagi suara. Sunyi.

Saat memastikan dan meyakinkan dirinya sendiri kalau Taehyung sudah tidur, Jimin mulai beranjak dari posisinya.

Namun, telinganya yang tajam mendengar samar suara isak tangis yang Jimin yakini, itu adalah suara Taehyung.

"Tadi dia berteriak marah, tapi sekarang kenapa malah menangis ?" Batin Jimin.

Dengan ragu Jimin kembali menghampiri pintu cokelat kamar Taehyung.

Tangannya bergerak naik. Lalu mengetuk pintu kamar Taehyung.

Setelah menunggu, tidak ada sahutan yang Jimin terima dari dalam. Dirinya sedikit ragu. Namun meyakinkan diri sendiri dan membuka pintu dihadapannya.

Suasana di dalam kamar terasa sepi. Jimin masih dapat merasakan momen kebersamaan antara dirinya dan Taehyung di kamar ini.

Jimin berjalan perlahan. Memperhatikan isi kamar yang belum berubah sama sekali.

Lalu matanya melihat kepala Taehyung yang menyembul dari balik kasur. Mungkin Taehyung belum menyadari kehadirannya.

"Ka-kau kenapa menangis ?" Jimin bertanya ragu.

Dapat ia lihat respon kaget dari Taehyung. Lalu tangan sahabatnya mengusap kasar air mata yang jelas sekali Jimin lihat mengalir di kedua pipinya.

Taehyung menengok ke arah Jimin. Pandangan keduanya beradu.

Keheningan luar biasa membuat Jimin merasa canggung. Di tambah dengan mata berkaca-kaca milik Taehyung. Membuatnya merasa semakin bersalah.

We Love You Tae!  [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang