Chapter 6

2.7K 228 2
                                    

🚨 Sorry for the typo
.
.
.
Selamat membaca semuanya
💜
.
.
.

Pagi ini keadaan di dorm Bangtan benar benar ramai. Para member yang seharusnya bangun pagi untuk latihan malah terlambat bangun.

Namjoon yang bangun pertama sangat kaget melihat keadaan dorm yang masih sepi. Padahal jam sudah menunjukkan pukul 8 pagi.

Makanya saat ini para member sedang heboh hebohnya mencari barang barang mereka. Berbeda dengan Jin yang sibuk di dapur di bantu dengan Hoseok. Sedangkan Yoongi bertugas membangunkan maknae line yang masih tidur nyenyak.

Yoongi beranjak dari duduknya menuju kamar Jungkook terlebih dahulu. Membangunkan yang paling muda merupakan tugas yang berat. Kelinci besar itu memang susah sekali kalau disuruh bangun.

"Jungkook. Bangun cepat. Sudah jam 8 pagi. Kita terlambat untuk latihan." Ucap Yoongi yang di balas keheningan saja.

"Jungkook" kali ini tangan Yoongi mulai bergerak menarik selimut Jungkook. Orang yang di dalam selimut mulai bergerak tidak nyaman.

"Jungkook cepat lah" Yoongi mulai tidak sabar kalau begini. Kenapa harus dia yang membangunkan anak ini.

"Ah hyungg. Aku lelah. Sebentar lagi. 5 menit." Jungkook akhirnya bersuara dengan mata yang masih tertutup.

"Apanya yang lima menit. Sekarang bangun. Ayo bangun." Yoongi menarik paksa tangan Jungkook. Anak itu akhirnya bangun karena paksaan dari Yoongi. Jungkook yang kesal karena masih mengantuk akhirnya memasuki kamar mandi dengan sesekali menghentakkan kakinya.

Yoongi yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya dan segera beranjak ke kamar Teahyung dan Jimin.

Saat Yonggi masuk keadaannya jauh berbeda dengan Jungkook. Jimin dan Taehyung ternyata sudah bangun. Mungkin karena mendengar suara berisik dari kamar Jungkook tadi.

"Setelah siap segera turun kebawah untuk makan." Ucap Yonggi sebelum menutup kembali pintu kamar 95 line.

...

Taehyung sedang bersiap. Mengambil tas kecil miliknya dan memasukkan ponsel dan barang barang penting lainnya. Setelah semuanya masuk, Taehyung masih merasa ada yang tertinggal. Lalu ia mengedarkan kepalanya ke meja disebelah kasur dan menemukan tabung kecil disana.

Dengan segera Taehyung mengambil barang itu dan menatapnya lekat-lekat. "Mulai sekarang kita akan bekerja sama. Tolong bantu aku bertahan sampai aku bisa memberitahu para member" batin Teahyung.

"Tae! Apa yang kau lakukan ayo kebawah." Ucap Jimin yang bergerak menghampiri Taehyung.

Taehyung dengan gerakan buru buru ingin memasukkan obat miliknya kedalam tas. Namun yang ada malah jatuh ke lantai.

Jimin yang jaraknya memang dekat melihat hal itu.

"Apa itu Tae? Kau sakit ? Obat apa itu." Tanya Jimin sambil memegang lengan Taehyung yang berusaha menyembunyikan dibalik badannya. Jangan lupa dengan wajah khawatir Jimin. Sedangkan Taehyung merutuki kesalahannya dalam hati.

"Ah..i..ini hanya vitamin. Ya vitamin Jimin. Aku tidak sakit baik baik saja." Ucap Taehyung gugup. Matanya juga tidak berani menatap lawan bicaranya.

"Jangan bohong Tae. Itu wajah mu pucat sekali. Kenapa sebenarnya. Ayo cerita lah. Aku kan sahabat mu. Berbagilah padaku." Ucap Jimin lirih lalu melepaskan lengan Taehyung dari genggaman tangannya.

Hati Taehyung terasa teriris. Bukan. Bukan karena Taehyung tidak menganggap Jimin sebagi sahabatnya tapi ia hanya mencari waktu yang tepat untuk mengatakan semuanya.

We Love You Tae!  [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang