✨4. Masih Suka Kan?✨

2K 332 26
                                    

Setelah keributan yang terjadi semalam, kami memulai pagi dengan kegiatan bersih-bersih. Dari depan hingga belakang, termasuk di halaman, semuanya tak luput dari perhatian.

Bersih-bersih selesai menjelang waktu zuhur. Dari depan hingga belakang, rumah yang kami sebut dengan posko KKN itu sudah bersih bening seperti tanpa kaca. Memang gak ada kacanya sih sebenarnya.

Sekeliling rumah benar-benar dibersihkan dari rumput liar yang tingginya hampir selutut orang dewasa. Bak mandi yang tadinya belum bisa dipakai karena kondisinya masih sangat kotor, sekarang sudah mulai digunakan. Untung ada berbagai macam peralatan yang dipinjamkan oleh Pak RT.

Siangnya kami berkeliling untuk mengunjungi para tetua di desa, termasuk para pemimpinnya. Mulai dari pak kades, pak RW dan pak RT. Tak lupa mengunjungi rumah pemuka agama dan pemuka adat yang ada disini. Tujuannya hanya sekedar untuk silaturahmi sekaligus tanya-tanya mengenai keadaan desa.

Perutku rasanya udah full banget gara-gara di setiap rumah yang kami kunjungi, selalu disediakan minuman dan kudapan. Sesuai pesan ketua sebelumnya, apapun yang disajikan, suka atau enggak kita harus tetap coba. Sebagai tanda menghormati.

Malam ini sepakat tidak ada yang pengen makan karena kekenyangan. Emang gak ada lagi yang kuat makan nasi sih, kalau ngemil pasti mau. Soalnya kudapan yang disajikan itu mayoritas dari ubi dan singkong, sudah pasti bikin kenyang.

Sepulang silaturahmi, ada yang langsung pergi mandi seperti aku dan ada pula yang mulai rebahan sembari menghemat energi. Karena mulai besok kami akan memulai aktivitas layaknya mahasiswa KKN pada umumnya. Program kerja yang sudah direncanakan sebelumnya akan berangsur-angsur kami laksanakan.

Masih ada sejam lagi sebelum waktu magrib. Sekarang waktu yang nikmat untuk bersantai untuk menunggu datangnya senja. Aku memilih untuk duduk di depan rumah, memperhatikan jalanan yang selalu lengang. Motor ataupun mobil lewat adalah pemandangan yang cukup langka disini.

Tampaknya ada yang baru saja keluar karena pintu depan terbuka. Entah siapa, karena aku pun tak tau siapa saja yang sedang beristirahat di kamar sebelah.

Laptop sudah dinyalakan. Tanganku mulai bergerak lincah diatas keyboard. Sesekali berhenti karena memikirkan kata-kata yang tepat, kemudian lanjut bergerak lagi. Menjelang senja begini memang sering banyak ide yang muncul.

Tips menulis yang selalu aku terapkan adalah tulis saja apapun yang ingin ditulis. Mengedit adalah urusan belakangan. Yang penting tuangkan dulu ide yang ada di kepala.

Colekan seseorang di lenganku membuyarkan imajinasiku. Aku tak mendengar dia datang karena aku memakai handsfree dari tadi.

Aku memicingkan mata menatap si pengganggu di sore yang tenang ini, siapa lagi kalau bukan Nathan. Baru satu malam di sini tapi aku langsung paham Nathan itu seperti apa. Dia tipe yang tidak bisa diam dan suka mengganggu orang.

Aku yang duduk di tepi dipaksa bergeser ke tengah dan ia mengambil alih tempat dudukku yang mulai panas itu. Padahal masih banyak tempat yang tersisa. Kenapa milihnya yang sempit coba? Itulah anehnya Nathan.

Aku baru sadar kalau ada Athaya juga. Ia duduk di ujung sisi lain. Artinya aku duduk diantara mereka berdua.

"Ngapain coba bengong di sini kayak gak ada kerjaan?" Nathan hendak mengambil alih laptop milikku, tapi aku segera menutupnya. Nanti dia membaca tulisanku, ini kan rahasia.

"Gue ada kerjaan ya. Gak liat tadi gue ngetik?" Masa iya jari-jariku yang bergerak dengan gesit tidak terlihat oleh Nathan? Malah dibilang bengong. "Lo kayaknya bukan dari dalam deh tadi. Abis darimana? Keliling?" Anggukan Nathan yang sedang mengemut permen tangkai membuat bahuku meluruh.

Langit Senja (Update Setelah Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang