"Karina?"
Perempuan yang bernama Karina itu semakin melebarkan senyumnya ketika Jeno mengingatnya.
"Kalian saling kenal?"
"Iya tante. Jeno ini mantannya Karina."
Karina menjawab pertanyaan Seulgi dengan semangat, senyumnya bahkan tak luntur sedikit pun.
"Waah bagus dong."
Jeno menatap bingung semua orang yang ada disana. Ia beralih menatap mama-nya dengan disertai kernyitan didahinya.
"Ma, sebenarnya ada apa sih? Kok Karina sama orang tuanya ada disini?"
Seulgi berdiri dari duduknya, ia merangkul tubuh kekar putranya. Kemudian menatap semua orang dengan senyuman yang terpatri di wajahnya.
"Kita mau ngejodohin kamu sama anaknya om Johnny yaitu Karina."
"A-apa?"
Jeno menatap tak percaya mamanya. Bagaimana bisa kedua orang tuanya mempunyai pikiran untuk menjodohkan dirinya. Apalagi ini dengan Karina?
Jujur, Jeno tak pernah suka apalagi cinta dengan Karina. Ia hanya sekedar tertarik, tak lebih. Cintanya hanya untuk Nara saja, dan juga jangan lupakan kedua anaknya.
"Kalian nggak lagi bercanda kan?"
"Enggak"
Jeno lebih memilih diam, ia akan membicarakan tentang Nara dan kedua anaknya nanti setelah Karina dan kedua orang tuanya pulang.
"Jadi pake acara tunangan dulu, atau langsung nikah aja?"
Wendy (Mama Karina) bertanya dengan senyum bahagianya ke arah Jeno dan juga Karina.
"Gimana kalo langsung nikah aja?"
Tawaran Seulgi sukses membuat putranya melebarkan kedua matanya. Sedangkan wajah Karina sekarang sudah mulai memerah karena malu.
"Aku bisa bicara berdua sama Karina?"
"Boleh. Kami tidak memaksa kalian untuk menerima perjodohan ini, tapi kami semua akan merasa sangat senang jika kalian menerimanya."
Jeno bisa bernafas lega lagi setelah mendengar ucapan Johnny. Sekarang ia tinggal mencari alasan untuk menolak perjodohan ini.
Jeno menatap Karina mengisyaratkan untuk mengikuti dirinya.
Mereka berdua baru saja sampai di halaman belakang rumah keluarga Lee, Jeno memutuskan untuk mendudukkan dirinya di kursi yang memang ada disana. Sedangkan Karina ikut mendudukkan dirinya di samping Jeno,
"Kenapa lo nerima perjodohan ini?"
Karina langsung menoleh ke arah Jeno, sedangkan Jeno menatap lurus kedepan tanpa ekspresi apapun.
"Awalnya aku mau nolak perjodohan ini. Tapi setelah aku tau kalo kamu yang mau dijodohin sama aku, aku langsung terima. Karna aku masih sayang sama kamu Jen,"
Karina meletakkan salah satu tangannya pada lengan Jeno, dan hal itu langsung ditepis kasar oleh sang punya lengan. Jeno menghela nafas pelan, kemudian ia mengusap wajahnya frustasi. Ia menatap Karina dengan tatapan dingin.
"Tapi gue nggak suka sama lo. Dan gue mau perjodohan ini dibatalin, sekarang."
"Aku nggak mau."
"Mau atau nggaknya lo itu bukan masalah buat gue. Habis ini gue bakal ngomong sama keluarga kita, kalo kita nggak bisa nerusin perjodohan ini."
Jeno menegakkan tubuhnya, lalu ia mulai melangkahkan kakinya ke ruang dimana orang tuanya berada tadi. Tapi langkahnya terhenti ketika mendengar pertanyaan Karina,
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Daddy || Lee Jeno[✓]
Short Story[End] Hanya karena insiden semalam, persahabatan Jeno dan Nara yang sudah terjalin lama harus hancur. Jeno yang setengah sadar malam itu malah membuat kesalahan yang amat besar. Itu juga yang membuat sahabatnya menjauh darinya. "Gue benci lo Lee Jen...