14. Sebuah rasa

4.8K 466 16
                                    

Nara melihat papanya yang baru saja memasuki halaman belakang rumah mereka. Tapi ia tak melihat papa Taeyong yang memang sedang bersama dengan papanya.

Nara mengalihkan tatapannya kearah Seulgi, dan ia kemudian mendapati Seulgi yang mengedikkan kedua bahunya pertanda ia juga tak tau dimana Taeyong. Apakah papanya tak merestui ia dan Jeno?

Irene yang juga penasaran akhirnya melangkah mendekati suaminya yang duduk di dekat kedua cucu mereka.

Ia menyentuh bahu suaminya dengan lembut. Jaehyun menatap sang Istri masih dengan tatapan sendunya. Irene yang melihat itu akhirnya paham. Sudah lama ia tak melihat tatapan seperti itu dari suaminya,

"Kita bicara di kamar dulu yuk"

Jaehyun menganggukkan kepalanya pelan setuju dengan ajakan Irene. Kemudian mereka mulai melangkahkan kaki untuk meninggalkan halaman belakang rumah mereka.

Nara, Jeno, dan Seulgi yang melihatnya malah semakin gelisah. Mereka takut jika Jaehyun tak memberikan kesempatan untuk Jeno.

Tatapan mereka kini malah beralih pada Taeyong yang baru saja memasuki halaman belakang. Seulgi dengan cepat berlari ke arah suaminya masih dengan ekspresi tak sabarannya.

Taeyong menganggukkan kepalanya sambil tersenyum tipis. Sontak Jeno, Nara, Seulgi dan juga Sungchan tak bisa lagi menyembunyikan ekspresi bahagia mereka.

Tapi Seulgi merasa ada yang janggal. Suaminya tak menunjukkan ekspresi bahagianya seperti yang lain. Suaminya hanya tersenyum tipis dengan tatapan mata yang sendu. Ia bahkan masih bisa melihat hidung dan juga mata suaminya yang sedikit memerah.

"Kamu nggak papa kan?"

"Aku nggak papa."

"Kamu kok bisa ngebujuk Jaehyun? Emangnya kamu ngomong apa sama dia?"

Taeyong menundukkan kepala untuk menyembunyikan air mata yang sudah menggenang di kedua pelupuk matanya. Seulgi paham, sangat paham. Ia kemudian menggenggam kedua tangan suaminya guna menenangkan.

Ia mengetahui masalah itu. Bahkan dirinya lah yang membantu Taeyong untuk bangkit pada saat itu. Jung Jaera adalah salah satu sahabatnya dan juga Irene. Mereka bertiga dulu sangat dekat.

Ia dari SMP sudah menyukai Taeyong, tapi ia memilih untuk tak menyampaikannya. Karena ia tahu Taeyong mencintai salah satu sahabatnya, Jung Jaera. Awalnya ia sangat bahagia ketika mendengar kabar Jaera sedang berpacaran dengan Doyoung, itu artinya ia masih punya kesempatan untuk mendekati Taeyong.

Tetapi harapannya pupus disaat Jaera tepat tengah malam mengunjungi apartemennya dengan keadaan yang cukup memprihatinkan, dan kemudian mengatakan bahwa ia tengah mengandung, anak Taeyong.

Ia tak membenci Jaera, malah ia menyuruh Jaera untuk meminta pertanggung jawaban Taeyong. Tapi sahabatnya itu malah memilih untuk mengakhiri hidupnya. dan itu membuatnya dulu sangat merasa kecewa dengan Taeyong.

"Kamu pasti masih cinta sama Jaera kan?"



Irene mendudukkan tubuh suaminya diatas ranjang mereka. Ia kemudian menangkap wajah suaminya yang sudah mulai basah.

"Jaera" lirih Jaehyun. Irene memeluk suaminya guna menenangkan.

"Nara nggak kayak Jaera. Putri kita wanita yang kuat sayang" lanjut Jaehyun sambil membalas pelukan istrinya dengan erat. Irene mengecup puncak kepala Jaehyun dengan tangan yang menepuk-nepuk pelan punggung suaminya itu.

"Aku tau Putri kita wanita yang kuat Jae. Tapi cucu kita? Mereka juga butuh sosok ayah mereka kan? Coba kamu bayangin kalo kamu ada di tempat Jeno. Kamu nggak bisa selalu ada sama orang yang kamu sayangi. Kamu nggak bisa selalu Sama aku, Nara, dan juga Sungchan. Pasti berat kan? Itu yang di rasain Jeno." Irene menyisir rambut suaminya ke belakang dengan tangannya. Kemudian ia mengecup singkat bibir tipis milik suaminya.

Hidden Daddy || Lee Jeno[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang