"Tenang Jeno"
Nara mengusap tangan suaminya yang sedari tadi terus menggenggam tangannya. Bahkan tangan pria itu sedikit dingin karena terlalu khawatir. Mereka sudah berada di ruang bersalin setelah menunggu kurang lebih setengah jam karena menunggu pembukaan sepuluh.
Si kembar sudah bersama Sungchan dan juga kedua nenek dan kakek mereka di luar.
Nara tersenyum tipis ketika melihat raut cemas di wajah suaminya. Sebisa mungkin ia tenang agar Jeno tak terlalu cemas.
"A-aku takut Ra"
Dokter dan juga suster yang akan membantu persalinan Nara sudah memasuki ruangan. Nara mengusap tangan Jeno dengan ibu jarinya.
"Kita mulai yah nyonya Nara" Nara mengangguk sekilas di iringi ringisannya.
"Anda harus menyemangati istri anda tuan Lee" Jeno menanggapinya dengan senyuman tipis.
Sekarang ia mulai merasakan genggaman pada tangannya semakin mengerat beriringan dengan arahan yang dokter katakan. "Kamu pasti bisa Ra" bisik Jeno tepat di telinga istrinya.
Hampir satu jam proses persalinan berlangsung. Tapi masih tak ada tanda-tanda sang bayi akan keluar.
"Aargh!!"
"Bagus sedikit lagi" Jeno menatap bergantian dokter dan juga wajah istrinya. Dokter itu sedari tadi terus saja mengatakan sedikit lagi tapi bayinya belum juga keluar.
"Jeno s-sakit argh!" Jeno menatap wajah Nara. Keringat sudah bercucuran di wajah istrinya. Tangan Jeno bahkan terlihat terluka karna cakaran dari kuku Nara.
"Ayo Ra kamu pasti bisa. Demi anak kita" Jeno terus saja membisikkan kata-kata penyemangat pada Nara.
Ia tak tega melihat Nara kesakitan seperti ini. Kalau bisa biar ia saja yang menggantikan Nara untuk merasakan rasa sakitnya. Tapi itu tidak bisa, kodratnya memang wanita lah yang merasakan rasa sakit ketika melahirkan.
Nara menarik nafas dalam,
"AARGHHH LEE JENO!!"
Suara tangisan bayi menggema di ruangan itu. Genggaman Nara pada tangan suaminya juga mulai mengendur.
Jeno menatap haru bayi yang masih berwarna merah itu. Air matanya tak bisa terbendung lagi, ia sangat amat merasa bahagia.
"Selamat putri kalian lahir dengan sehat."
Dokter meletakkan bayi perempuan tersebut pada dada Nara dengan posisi tengkurap. Nara tersenyum lemah sembari mengusap pipi bayi-nya yang masih memerah.
Sedangkan sang bayi sibuk mencari puting sang ibu. Nara yang paham akhirnya mulai menyusui putrinya. ASI pertama yang di terima putrinya setelah lahir di dunia.
Nara terkekeh geli ketika melihat suaminya yang terus mengusap kasar air matanya yang tak berhenti mengalir pada wajah tampannya. Walaupun tenaganya sudah terkuras habis, ia masih bisa terkekeh melihat suaminya.
"Terima kasih. Sekali lagi Terima kasih banyak Nara Lee" Jeno mengecup kening Nara lumayan lama sebelum tatapannya beralih pada putrinya yang sibuk menyusu pada sang istri.
"Welcome to the world princess, Lee Jena"
•
•
•Nara sudah di pindahkan ke kamar rawat inap. Di samping ranjangnya ada Jeno yang masih setia menemani. Berjaga-jaga bila ada yang dibutuhkan sang istri.
Sedangkan kedua orang tuanya, Sungchan dan si kembar masih sibuk memandangi bayi yang sedang tertidur di ranjang bayi yang memang berada di dalam ruangan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Daddy || Lee Jeno[✓]
Short Story[End] Hanya karena insiden semalam, persahabatan Jeno dan Nara yang sudah terjalin lama harus hancur. Jeno yang setengah sadar malam itu malah membuat kesalahan yang amat besar. Itu juga yang membuat sahabatnya menjauh darinya. "Gue benci lo Lee Jen...