19. Pembalasan dendam?

3.6K 371 47
                                    

Malam sebelum pertunangan Jeno dan Nara

Seorang pria tampan terlihat memasuki rumah yang terbilang cukup besar tidak tapi sangat besar. Ketika memasuki rumah tersebut para maid langsung menghampirinya sembari menunduk hormat.

"Selamat malam tuan muda" Sapa salah satu maid perempuan paruh baya terhadap pria tersebut.

Terlihat pria itu tersenyum lembut menatap maid yang menyapanya.

"Malam juga bibi Han" balas pria tampan itu masih dengan senyuman manis yang ia punya.

"Oh iya bi, Papa-nya ada?"

"Oh ada tuan muda, tuan besar sekarang sedang berada di ruang kerjanya." Jawab maid tadi sembari menunjuk arah ruang kerja.

"Bi udah berapa kali Jaemin bilang, panggil pake nama aja, jangan pake tuan muda-mudaan segala." Kesal pria tersebut yang tak lain adalah Na Jaemin, Sahabat Lee Jeno.

"T-tapi tuan-"

"Nggak ada penolakan!"

"B-baik tuan eh?! Maksud saya nak Jaemin" Jaemin yang mendengarnya akhirnya tersenyum lembut. Bibi Han sudah seperti sosok ibu bagi dirinya.

"Yaudah kalo gitu Jaemin mau ketemu Papa dulu ya bi"

Setelah berucap demikian, Jaemin melangkahkan kakinya menuju ke lantai tiga. Tempat dimana kamar dan ruang kerja ayahnya berada.

Setelah sampai di depan pintu ruang kerja papanya, Jaemin tak langsung masuk melainkan mengetok pintunya terlebih dahulu.

Tok tok tok

"Papa ini Jaemin"

"Masuk aja nggak di kunci kok" terdengar suara pria dari dalam ruangan. Tanpa menunggu lebih lama, Jaemin masuk kedalam ruangan tersebut.

Ia langsung tersenyum ketika melihat papanya yang sedang sibuk bekerja. Sang ayah langsung menghentikan kegiatannya. Sekarang tatapannya beralih ke arah putra semata wayangnya yang juga sedang menatap dirinya.

"Kok tumben kamu yang kesini? Biasanya Papa yang jengukin kamu ke apart" heran pria yang hampir memasuki usia paruh baya itu, walaupun begitu wajahnya masih sangat tampan dan karismatik. Pria itu terheran-heran ketika putranya datang menemuinya, tapi ia tak bisa membohongi dirinya sendiri kalau sekarang ia merasa sangat bahagia karena setelah sekian lama akhirnya putranya itu kembali datang ke sini.

"Jaemin kesini karena mau ngasih Papa ini." Jaemin mengeluarkan sebuah undangan dari saku jas-nya.

"Jeno? Sahabat kamu itu?" Tanya ayahnya setelah melihat nama yang tertera di undangan tersebut dan dibalas anggukan oleh Jaemin.

"Kayaknya Papa bisa ngeluangin waktu buat dateng. Papa juga pengen tau gimana wajah Jeno. Dari dulu Papa pengen ketemu sama Jeno, tapi sampai sekarang belum kesampaian." Jaemin dan ayahnya sontak terkekeh bersama.

"Papa sih sibuk terus"

"Iya yah? Hehe.."

"Papa tau nggak? Wanita yang bakalan tunangan sama Jeno itu juga wanita yang selama ini aku suka?"

"A-apa?"

"Tapi tenang aja, aku ikhlas kok kalau mereka tunangan. Yah walaupun sedikit susah buat ngelupain dia, yang penting mereka berempat bahagia" Papanya menatap prihatin ke arah Jaemin. Hati putranya sungguh sangat baik, ia berdo'a supaya putranya mendapatkan wanita yang lebih baik dari yang dia harapkan.

Tapi ia merasa seperti ada yang janggal. Putranya tadi bilang berempat kan?

"Sebentar, kamu bilang tadi berempat?" Jaemin mengangguk sekali.

Hidden Daddy || Lee Jeno[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang