Sekarang Nara dan Jaemin sedang dalam perjalan menuju rumah baru Nara dan Jeno. Nara meminta Jaemin untuk membantunya mengemasi barang-barang dan juga si kembar."Ra lo yakin?"
"Gue yakin. Mungkin Jeno emang bukan jodoh gue" Nara menjawab pertanyaan Jaemin tanpa melihat sang empu.
Diam-diam Jaemin menarik kedua sudut bibirnya. Rencananya berhasil. Sekarang dirinya hanya perlu membawa Nara dan si kembar pergi sejauh mungkin dari Jeno.
Tak butuh waktu lama, mereka baru saja sampai di halaman rumah baru Jeno dan Nara. Nara dengan segera memasuki rumahnya. Ia harus segera berkemas sebelum Jeno datang.
"Ra makanannya mana? Gue laper anjir" Haechan sontak mengernyitkan dahi bingung sambil menatap Nara yang lewat begitu saja tanpa menjawab pertanyaannya.
"Jaem si Nara kenapa?" Haechan dengan cepat mencekal tangan Jaemin ketika temannya itu ingin menyusul Nara. Jaemin bisa melihat tatapan khawatir dari salah satu temannya itu.
Jaemin tak kunjung menjawab pertanyaan Haechan. Dan itu membuat Haechan semakin khawatir. Apalagi ia sempat melihat mata Nara yang lumayan membengkak.
"Gue sama Nara mergokin Jeno lagi tidur berdua sama Karina di kamar hotel."
"Ema-"
"Tanpa atasan!"
"What?!!" Refleks Haechan mengeluarkan nada tingginya. Jaemin sontak menutup kedua telinganya, suara temannya sungguh menyiksa kedua gendang telinganya.
"Waah brengsek si Jeno" Haechan mulai mengeraskan rahangnya. Dia sudah menganggap Nara seperti adiknya sendiri. Waktu ia mengetahui fakta bahwa Jeno telah menghamili Nara, ia masih bisa terima karena ia pikir sekarang Nara dan kedua putranya memang membutuhkan sosok Jeno. Tapi sekarang... Tidak lagi.
"Terus sekarang?"
"Gue mau bawa Nara pergi jauh dari Jeno, sejauh-jauhnya" Jaemin mengatakan hal tersebut sembari menatap Nara yang memasuki kamar kedua putranya.
"Gue bakal bantu lo" Jaemin langsung menoleh ke arah Haechan. Gue nggak salah denger kan?, Batin Jaemin.
"Gue punya Kakak sepupu yang jago tentang ginian. Gue jamin Jeno nggak bakalan bisa nemuin lo, Nara, dan juga kembara kembar nakal itu." Jaemin terkekeh mendengarnya. Bukan, bukan karena panggilan Haechan Kepada si kembar. Tapi karena ia bisa mendapatkan keuntungan dua kali lipat dari rencananya.
Ia tak pernah menyangka Haechan akan membantunya dan mempermudahnya untuk menjauhkan Nara dan Jeno.
"Bagus kalo gitu. Gue mau bantu Nara ke atas dulu" Haechan mengangguk sekali. Jaemin sudah melangkah menaiki tangga, tapi ketika di pertengahan ia baru menyadari seperti ada yang kurang.
"Oh iya Renjun mana? Bukannya lo kesini bareng Renjun?"
"Dia lagi beli snack ke luar. Kelaparan kita berdua dini njir. Udah sana cepet bantu Nara, biar gue yang wanti-wanti kalo Jeno dateng." Jaemin menuruti ucapan Haechan, ia dengan cepat berjalan menuju kearah kamar si kembar.
Saat sampai disana ia bisa melihat si kembar yang baru saja terbangun.
"Biar gue aja yang gendong mereka. Lo cepet bawa koper lo aja"
"Makasih Jaemin" gumam Nara dan dibalas senyuman manis milik Jaemin.
Nara dan juga Jaemin yang menggendong si kembar dengan cepat menuruni tangga. Haechan yang melihatnya langsung berinisiatif membantu Nara untuk membawa kopernya.
Setelah menaruh si kembar di jok belakang. Nara dan Jaemin mulai masuk kedalam mobil. Mesin mobil sudah menyala.
Sebelum benar-benar pergi, Nara melihat kembali ke arah rumah dihadapannya. Baru tadi pagi ia, Jeno dan juga kedua putranya bahagia. Tapi sekarang..
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Daddy || Lee Jeno[✓]
Short Story[End] Hanya karena insiden semalam, persahabatan Jeno dan Nara yang sudah terjalin lama harus hancur. Jeno yang setengah sadar malam itu malah membuat kesalahan yang amat besar. Itu juga yang membuat sahabatnya menjauh darinya. "Gue benci lo Lee Jen...