1. Benci

10.6K 763 12
                                    

Sinar mentari masuk melalui celah-celah gorden yang ada dikamar itu. Dipojok ruangan terdapat seorang gadis-ralat wanita yang sedang menangis tersedu-sedu sambil memeluk kedua lututnya.

Wanita itu hanya menggunakan selimut untuk menutupi tubuh polosnya. Ia Nara, Jung Nara. Yang masa depannya telah dirusak oleh Lee Jeno.

Sedangkan Jeno baru saja membuka kedua matanya. Yang pertama kali ia rasakan adalah rasa pusing yang am at sangat dikepalanya. Sepertinya ia terlalu banyak minum semalam.

Tapi indra pendengarnya malah mendengar tangisan seorang wanita yang ada dipojok kamarnya.

Ia sangat terkejut, itu Nara. Ia melihat tubuhnya yang tak memakai sehelai benang pun, dan Nara yang hanya menggunakan selimut untuk menutupi tubuhnya.

Ia lalu beranjak memakai dalamannya dan berjalan mendekati Nara.

"Nara"

Panggil Jeno tapi tak digubris oleh Nara, Nara masih menangis meratapi nasibnya. Bagaimana nanti jika dia hamil, Semalam Jeno mengeluarkan semuanya di dalam. Ia takut.

"Nara"

Panggil Jeno lagi, ia mendekat kepada nara.

"Jangan deketin gue!"

Teriak Nara sambil mengeratkan selimut yang ia pegang.

"Ra... G-gue minta maaf, gue nggak sadar apa yang gue lakuin semalem. Maaf Ra"

Jeno menundukkan kepalanya, ia merasa sangat bersalah karna ia telah merebut harta berharga wanita yang disayanginya sekaligus dicintainya. Ia merasa bodoh, andai saja tadi malam ia tak minum terlalu banyak.

"Mulai sekarang lo jauhin gue, gue benci lo Lee Jeno"

Ucap Nara menekan kata terakhirnya. Sakit, itulah yang dirasakan Jeno. Saat Nara mengucapkan Nara membencinya hatinya sakit, sangat sakit.

"Gue bakalan tanggung jawab Ra"

Ucap Jeno, ia memandang sendu Nara yang masih menangis. Bahkan jeno tak sanggup untuk melihat Nara menangis, hatinya serasa diiris belati tajam.

"Gue nggak butuh pertanggung jawaban lo, yang gue mau mulai sekarang lo harus jauhin" Ucap Nara dengan tegas.

"Ra, lo nggak boleh gini. Gue yakin pasti gue ngeluarinnya didalem kan?!"

Tebakan Jeno mampu membuat Nara terdiam. Nara bingung, sekarang dia harus apa.

"Nggak!! Lagian lo nggak usah sok peduli!! tadi malem disaat gue nangis mohon-mohon sama lo buat nggak ngelakuin hal itu, LO BAHKAN NGGAK PEDULI!!"

Nara lalu bangkit sambil mengeratkan selimutnya, ia berjalan tertatih-tatih mendekati ranjang. Jeno yang melihat Nara kesulitan berjalan pun hendak membantunya.

"Udah gue bilang jangan deketin gue!"

Bentak Nara saat melihat Jeno hendak membantunya.

"Tapi ra-"

"Jangan.deketin.gue."

Ucap Nara sambil menekan semua katanya. Ia melihat bajunya yang sudah tak bisa dipakai karna dirobek Jeno. Ia melihat Jeno sejenak,

"Gue pinjam baju lo, baju gue udah nggak bisa dipakek gara-gara lo"

Ucap Nara dengan nada yang amat datar. Sedangkan Jeno hanya bisa menganggukkan kepalanya. Nara langsung berjalan ke lemari Jeno, mengambil baju yang sekiranya pantas untuk digunakan oleh perempuan.

Ia melihat hoodie Jeno lantas ia mengambilnya dan hendak memakainya di kamar mandi.

Jeno hanya dapat melihat apa yang dilakukan Nara. Ia bisa melihat banyak bercak merah di leher, pundak bahkan disekitar payud- aargh!!

Hidden Daddy || Lee Jeno[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang