Jeno sekarang sedang bersama keenam temannya dicafe, orang-orang memanggil mereka dengan sebutan dream. Jeno hanya memandang tak beminat bergabung dengan obrolan teman-temannya. Ia memikirkan nara, sudah seminggu ini ia tak melihat nara. Biasanya mereka selalu berpapasan dikoridor kampus atau paling tidak dikantin. Tapi sudah seminggu ini ia tak melihat nara dikampus.
"Jen dari tadi diem aja lo"
Ucap renjun. Sontak dream mengalihkan pandangannya ke jeno. Jeno menghela nafasnya pelan.
"Lagi nggak mood gue" balas jeno malas.
"Eh iya jen, emang bener nara sekarang keluar dari kampus?"
Pertanyaan haechan membuat jeno melebarkan matanya. Nara? Keluar dari kampus? Kenapa? Itulah yang dipikirkan jeno.
"Bukan nara aja, sungchan juga"
Sahut chenle. Jeno sampai lupa kalau chenle dan jisung adalah sahabat sungchan.
"Mereka keluar dari kampus? Kenapa?"
Tanya jeno penasaran. Kenapa ia baru tahu jika nara dan sungchan keluar dari kampus.
"Kata sungchan, dia sama keluarganya mau pindah keluar negri. Mereka mau menetap disana, tapi kita nggak dikasih tahu mereka mau pindah dimana."
Jawab jisung. Memang sungchan telah memberitahu jisung dan chenle kalau ia dan keluarganya mau pindah.
"Tapi, kenapa kalian baru ngasih tahu gue sekarang!?"
tanya jeno, bahkan matanya sekarang sudah memerah menahan tangis. Dream pun terkejut melihat jeno yang sedang menahan tangisannya, kecuali jaemin.
"Kita kira lo udah diberitahu sama nara, makanya kita nggak ada yang beritahu lo" Jawab jisung pelan.
"Emangnya nara nggak ngomong sama lo jen?"
tanya mark tak percaya. Pasalnya nara adalah sahabat jeno, ia pasti akan memberitahu jeno jika ia akan pindah. Jeno menggelengkan kepalanya pelan sambil menunduk menahan tangis. Kenapa nara tak memberitahunya? Apakah sebenci itu nara padanya?.
Dream menatap jeno dengan pandangan bertanya-tanya, kemudian mereka serentak menoleh ke jaemin. Meminta penjelasan kepada jaemin tentang apa yang terjadi antara jeno dan nara. Jaemin lalu membuang tatapannya kejalanan dari dalam cafe, ia enggan memberitahu tentang masalah jeno. Biarkan jeno sendiri yang menceritakannya kepada dream.
Sebenarnya jaemin tahu dimana nara pindah dan apa alasan nara dan keluarganya pindah. Tapi ia sudah berjanji pada nara untuk tidak memberitahu siapapun, terutama jeno.
Flashback on
Jaemin disuruh membeli obat penurun panas oleh Bibi-nya. Anak dari bubi-nya itu sekarang sedang sakit, oleh karena itu ia disuruh membelikannya obat di apotek dekat rumahnya.
"Permisi mbak, disini ada jual testpack nggak?"
Tanya seorang wanita kepada apoteker yang berada dikasir. Jaemin merasa tidak asing dengan suara wanita itu, ia membalikkan badannya perlahan untuk melihat wanita itu. Ia terkejut, itu nara. Nara membeli testpack? Untuk siapa? Untuk tante irene? Atau untuk..
Ia lalu tersadar dari lamunannya dan melihat nara sudah berjalan keluar apotek.•
•
•Malam ini Jaemin sekarang tengah berada ditaman dekat rumahnya, untuk sekedar menghilangkan rasa bosannya. Dari kejauhan ia dapat melihat seorang wanita tengah duduk dikursi taman samnil menangis. Ia seperti mengenali wanita itu, perlahan ia mendekati wanita itu.
"Hey, lo kenapa nangis disini malem-malem?"
Tanya jaemin pada wanita yang sedang menundukkan kepalanya sambil menangis. Wanita itu mendongakkan kepalanya, seketika jaemin tersentak.
"Nara?"
Panggil jaemin dengan raut terkejutnya. Ia lalu mendudukkan dirinya disamping nara. Sedangkan nara melanjutkan tangisannya, tangan jaemin mengusap pundak nara lembut.
"Lo kenapa nangis disini?" Tanya jaemin lembut.
"J-jae"
"Kenapa ra? Lo lagi ada masalah? Coba cerita sama gue" bujuk jaemin kepada nara. Nara sekarang sudah berhenti menangis, hanya tinggal isakan-isakan kecil yang terdengar.
"Besok gue bakal pindah ke london"
Ucap nara sambil menatap tangannya. Jaemin mengernyitkan keningnya.
"Besok? Kenapa tiba-tiba banget? Kenapa juga lo pindah ke london?"
Tanya jaemin bertubi-tubi. Nara meneguk salivanya kasar, apakah tak apa jika ia menceritakannya pada jaemin? Apakah jaemin bisa ia percaya?
"G-gue" ucap nara tergagap
"Lo kenapa?"
"G-gue hamil"
Ucapan nara membuat jaemin terdiam. Nara hamil? Anak jeno?
"Anak jeno?" tanya jaemin. Nara melihat jaemin dengan tatapan tak percaya, jaemin tahu dari mana?
"Jeno udah cerita semuanya sama gue" lanjut jaemin. Nara menundukkan kepalanya kembali.
"Lo udah minta pertanggung jawabannya dia?"
"Bahkan gue nggak ngeberitahu dia kalo gue sekarang lagi hamil" jawab nara pelan.
"Kenapa?" tanya jaemin heran. Seharusnya nara meminta pertanggung jawaban jeno. Nara menggelengkan kepalanya, lalu menatap jaemin.
"Lo harus janji sama gue jaem, lo nggak akan ngeberitahu ini sama siapapun, termasuk jeno"
Pinta nara sambil menyodorkan jari kelingnya. Jaemin hendak protes tak terima
"Please jaem"
Mohon nara. Jaemin menghela nafasnya, kemudian mengganggukkan kepalanya pelan.
"Gue janji ra"
Flashback off
Jaemin memandang sendu jeno yang duduk didepannya. Ia merasa bersalah karna tak bisa memberitahu jeno semuanya.
"Maaf jen" lirih jaemin. Tak ada yang bisa mendengar ucapan jaemin, karna jaemin berbicara dengan sangat pelan.
"Yaudah yok kita pulang aja, gue udah ditelfon bunda nih"
Ajak jisung. Yang lain pun mengangguk setuju. Jeno berharap semoga ia bisa bertemu lagi dengan nara, semoga.
Jangan lupa vote dan comment-nya yah ;')
Bye bye
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Daddy || Lee Jeno[✓]
Short Story[End] Hanya karena insiden semalam, persahabatan Jeno dan Nara yang sudah terjalin lama harus hancur. Jeno yang setengah sadar malam itu malah membuat kesalahan yang amat besar. Itu juga yang membuat sahabatnya menjauh darinya. "Gue benci lo Lee Jen...