29. Anggota baru

4.9K 363 8
                                    


Seulgi dan Irene hari ini berniat untuk mengunjungi rumah anaknya. Tapi setelah mereka sampai di depan pintu mereka tak melihat Nara menyiram tanaman di halaman rumahnya.

Biasanya Nara setiap jam segini selalu menyiram tanaman dan juga bunga yang berada di halaman rumahnya.

"Apa lagi keluar yah?" Irene mengangguk sekilas setuju dengan ucapan besannya "Mungkin."

"Yaudah kita masuk aja. Kan kita juga punya kunci cadangannya" Seulgi mencari kunci cadangan rumah putranya yang memang sengaja ia bawa untuk jaga-jaga kalau terjadi hal seperti ini.

Setelah memasuki ruang tamu mereka berdua sontak berdecak kagum.

Ruang tamunya sangat bersih dan rapi. Seulgi bangga pada menantunya yang mengerjakan ini sendiri. Sedangkan Irene malah tak percaya jika putrinya bisa melakukan ini semua.

Belum selesai mereka menatap kagum seluruh ruangan ruang tamu. Pintu rumah itu kembali terbuka menampilkan Nara yang baru saja datang dengan membawa kresek hitam di tangannya.

"Eh! Ada Mama sama Mami. Kok nggak ngabarin Nara kalo kalian mau kesini?" Nara memeluk secara bergantian kedua Mamanya. Ia tersenyum senang, sudah lumayan lama ia tak menemui kedua Mamanya ini.

"Biar surprise aja gitu." Seulgi mengangguk setuju.

"Kamu jujur sama Mama. Pasti kamu diam-diam nyewa art kan?" Nara mengernyitkan keningnya bingung.

"Hah?"

"Mama masih nggak percaya kalo kamu yang beresin rumah ini sendiri" Nara berdecak malas.

"Mama bukannya bangga kalo anaknya begini malah nuduh begitu. Au ah Nara ngambek" Nara meninggalkan mereka berdua menuju kamarnya.

Irene dan Seulgi tentu saja bingung. Nara tak pernah seperti ini sebelumnya. Padahal hanya hal sepele. Biasanya juga tak seperti ini. Apalagi Nara juga menghentakkan kakinya persis seperti anak kecil yang sedang merajuk.

"Ra!! Mami sama Irene mau jemput si kembar dulu yah!!" Mereka tak ambil pusing. Lebih baik mereka menjemput kedua cucu mereka yang sekarang memang sudah memasuki jam pulang sekolah.

Sedangkan Nara di kamarnya tambah mengerucutkan bibirnya. "Bukannya di bujuk biar nggak ngambek. Ini malah pergi ck!"



Jeno menghentikan mobilnya tepat di taman yang berada di depan sekolah kedua putranya. Ia hari ini berniat menjemput kedua putranya Karena hari ini pekerjaannya selesai lebih awal.

Ia dapat melihat kedua putranya yang sedang bermain dengan dua anak perempuan dan juga satu anak laki-laki yang Jeno yakini teman kedua putranya.

"Hyunjae! Hyunbin!" Si kembar sontak menoleh ketika mendengar suara Daddy mereka.

"Daddy!!" Si kembar berlari ke arah Jeno. Mereka memeluk kaki Daddy mereka dengan erat.

"Mereka teman-teman kalian?" Jeno menunjuk dua anak perempuan dan anak laki-laki tadi. Dan dibalas anggukan oleh kedua putranya.

"Mereka teman baru Hyunjae sama Hyunbin. Yuk Hyunjae kenalin sama mereka!" Kedua tangan Jeno di tarik oleh kedua putranya.

"Ini Daddy kita!!" Ketiga bocah itu membungkukkan badan serempak "Annyeonghaseo" Jeno tersenyum manis melihatnya.

"Jadi Daddy... Ini Raina, ini Jiyoo dan ini Revan"

"Mata om ganteng juga senyum kayak mata Hyunjae!!" Seru Jiyoo yang sedari tadi melihat mata Jeno. Ketiga bocah tadi berdecak kagum. Jeno malah terkekh pelan.

Hidden Daddy || Lee Jeno[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang