"WOY! Lo pada bisa diem nggak sih!"Bentak nara pada teman²nya yang sedari tadi tidak bisa berhenti bicara, sedangkan teman²nya malah melanjutkan acara gosip mereka.
Mereka sedang mengerjakan tugas kelompok dirumah sahabat nara yaitu Lee Jeno. Tetapi sejak masuk ke rumah jeno mereka tidak mengerjakan apa-apa, hanya nara yang mengerjakan.
Lee donghyuck a.k.a haechan yang menjadi biang kerok diantara mereka, sejak masuk ke rumah jeno dia tak henti-henti menggosip yang berawal dari 'eh ho pada tau nggak si hyunjin anak fakultas hukum, katanya dia bla bla bla ?' dan berlanjutlah acara itu.
"Udahlah biarin aja mereka, sini gue bantu"
Ucap lelaki yang kini berada disebelah nara. Lelaki itu Na Jaemin, teman nara dan sahabat dari jeno. Lelaki yang mempunyai senyuman manis itu yang paling waras diantara teman²nya. Nara hanya bisa menghela nafas.
"Gue capek tau nggak dari tadi ngerjain sendiri"
"Iya-iya makanya sini gue bantu"
Ucap jaemin sambil mengambil kertas² yang ada dihadapan nara. Jaemin adalah tipe lelaki yang soft, nara saja sampek pernah baper sama jaemin tapi nara langsung sadar jaemin bersikap seperti ini bukan hanya padanya tapi kepada semua orang.
Sedangkan Jeno sifatnya berbanding terbalik dengan jaemin, dia terkesan cuek terhadap sekitarnya. Tetapi sifat itu akan hilang jika berhadapan dengan nara dan juga keluarganya. Mereka (jeno dan nara) sudah bersahabat sejak kecil, sedangkan jeno dan jaemin bersahabat sejak SMP.
"Mereka lagi pada ngomongin apa sih?" tanya nara ke jaemin sambil ngeliatin haechan dkk yang lagi bergosip ria. Jaemin hanya mengangkat kedua bahuya pertanda dia juga tidak tahu.
"Eh iya, jeno mana? Kok gue baru ngeh kalo jeno nggak ada" tanya nara lagi sambil celingukan nyari yang punya rumah.
"Kata renjun tadi sih lagi keluar"
"Ngapain?"
"Beli sesuatu"
"Sesuatu apa?"
"Dia katanya mau beli s-"
Belum sempat jaemin menyelesaikan ucapannya, pintu rumah sudah dibuka menampilkan sosok jeno yang membawa dua kantong kresek ditangannya.
"Lo habis beli apa?"
Tanya nara ke jeno yang baru saja duduk di sebelah kanannya sedangkan jaemin tadi disebelah kirinya.
"Beli soju"
Jawab jeno sambil mengangkat kedua kresek yang masih ada ditangannya. Sedangkan nara melebarkan matanya, ok meminum soju disaat umur sudah legal ini sudah biasa di korea tapi nara tahu teman-temannya ini lemah soal itu.
"Lo yakin?"
"Lo nggak usah khawatir ra, kita nanti minumnya dikit kok"
Ucap jeno sambil menampilkan senyum menenangkannya. Dan nara percaya pada jeno, sedangkan haechan dkk tadi sudah ada dihadapan jeno, jaemin dan nara.
"Tugasnya udah selesaikan?"
Kini haechan yang bertanya dengan wajah tanpa dosanya. Sedangkan nara langsung melempar pulpen yang dipegangnya ke wajah haechan.
"Enak banget ya lo cuma ngomong doang, sedangkan gue sama jaemin yang ngerjain"
Haechan yang mendengarnya pun hanya menyengir sambil menunjukkan watadosnya.
"Ya kan yang pinter disini cuma lo sama jaemin, jadi ya gitu deh hehe. Eh jeno juga pinter sih tapi kan dia tadi lagi keluar"
"Terserah lo chan" nara hanya merolling eyes-nya.
"Berhubung tugasnya udah selesai, yuk kita mulai acara minumnya"
Ajak mina semangat ke teman-temannya. Dan yang lain menjawab tak kalah semangat. Mereka semua sudah mulai minum tetapi tidak dengan nara, dia hanya memainkan hp-nya karna nara tahu ia tak kuat minum.
***
Nara melihat jam dinding, disana sudah terlihat jam setengah 12 malam. Teman-temannya sudah pulang baru saja dengan sempoyongan, untung saja tadi jaemin dan renjun hanya minum sedikit jadi mereka tidak sampai mabuk sehingga mereka yang bertugas mengantar teman-temannya pulang.
Nara? Dia masih dirumah jeno untuk mengatasi jeno, anak itu sudah mabuk sejak tadi sedangkan orang tua jeno sedang tidak ada dirumah karna sedang di luar kota untuk mengurus pekerjaan. Nara berjalan masuk ke ruangan tempat mereka belajar dan minum tadi.
Ia dapat melihat jeno yang masih meminum soju, padahal dia sudah mabuk berat. Nara langsung memapah jeno ke kamarnya, membaring badan kekar jeno ke ranjang. Baru saja nara berbalik untuk pulang, tangan jeno tiba-tiba mencekal tangan nara dan menjatuhkan nara di ranjangnya. Kini jeno sudah menindih nara, sedangkan nara masih kaget atas apa yang barusan terjadi.
"Gue suka sama lo nara, gue sayang sama lo"
Ucap jeno pelan tapi nara masih bisa mendengarnya.
"Gue juga sayang sama lo jeno, tapi sayang dalam arti kakak dan adek bukan lebih"
"Kenapa? Karna lo suka sama jaemin? Iya? Kenapa lo malah suka sama jaemin sih? Apa kurangnya gue?"
Nara hanya bisa mendengar apa yang jeno ucapkan, sampai
"Apa gue harus jadiin lo milik gue seutuhnya biar lo juga bisa sayang dan suka sama gue"
Ucapan jeno kali ini membuat nara melebarkan matanya, ia tak menyangka jeno bisa berpikir seperti itu.
"Jen mending gue pulang aja sekarang, lo sekarang lagi mabuk"
Nara sekarang sudah memberontak tapi kekuatan perempuan tak akan sebanding dengan laki-laki. Jeno sudah mulai mendekatkan wajahnya untuk mencium nara.
"Jen! Lo jangan gila!"
Jeno mencium kasar bibir Nara, Nara hanya bisa memberontak dibawah kungkungan Jeno.
"Jeno sadar! Please jeno"
Nara memohon dengan derai air mata yang sudah mengalir di wajahnya. Sedangkan Jeno mendekatkan wajahnya ke telinga Nara.
"Sst jangan nangis Babe. Setelah ini lo pasti akan jadi milik gue, milik Lee Jeno... seutuhnya."
Setelah itu hal itu pun terjadi, malam dimana kehormatan Nara diambil secara paksa oleh sahabatnya sendiri.
Malam yang dipenuhi dengan desahan dan tangisan Nara yang menjadi satu. Awal dari hancurnya kehidupan Nara dan mimpinya. Dan juga awal dari hancurnya persahabatan mereka.
Part lengkap nya ada di trakteer. Link ada di bio
Halo semuanya~
Cerita ini gue bikin karna lagi kepikiran aja, kayaknya seru bikin cerita kayak gini hehe😅
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Daddy || Lee Jeno[✓]
Short Story[End] Hanya karena insiden semalam, persahabatan Jeno dan Nara yang sudah terjalin lama harus hancur. Jeno yang setengah sadar malam itu malah membuat kesalahan yang amat besar. Itu juga yang membuat sahabatnya menjauh darinya. "Gue benci lo Lee Jen...