Nara menenggelamkan kepalanya pada bantal yang ia peluk. Pipinya masih menampakkan rona merah yang sangat kentara.
Ia sekarang sudah berada di kamarnya. Setelah dari ruangan keluarga yang membuatnya malu setengah mati akibat di goda habis-habisan oleh seluruh keluarganya, akhirnya ia bisa berada di kamarnya sekarang.
Jeno pamit ke dapur sebentar setelah menggendong Nara ke kamarnya. Jadilah sekarang Nara sendirian di kamarnya masih dengan menggigiti bantal yang masih ia peluk.
Ia teringat apa yang Jeno ucapkan tadi dihadapan keluarganya. Nara tersenyum tipis tanpa sadar setelah mengingat tadi.
Flashback on
"Jeno mau nikahin Nara lusa" semua orang terdiam setelah mendengar ucapan Jeno.
Tapi beberapa detik kemudian kedua orang tua Nara dan juga Jeno langsung tersenyum lebar sambil saling memeluk satu sama lain.
"Akhirnya kita jadi besan juga!!" Irene memeluk Seulgi yang berada di sampingnya, dan di balas dengan pelukan Seulgi yang tak kalah eratnya.
"Kalo gitu biar Papi sama Papa aja yang ngurus semuanya. Kalian tinggal nunggu aja" Taeyong berucap dengan antusias. Bahkan dilihat dari raut wajah dan juga tindakannya saja ia terlihat seperti orang yang paling bahagia atas keputusan Jeno.
"Kalian juga jangan lupa terusin proses pembuatan adik buat si kembar yah" pipi Nara dan Jeno kembali memerah akibat ucapan Seulgi. Bahkan wajah mereka berdua baru saja kembali seperti semula, tapi Mami-nya Jeno itu kembali membuat mereka malu setengah mati.
"N-nara mau ke kamar dulu yah" Nara hendak berdiri dari duduknya tetapi ucapan Seulgi berhasil menghentikan pergerakan Nara.
"Jeno! Nara-nya digendong dong! Kan dia masih nggak bisa jalan" Seulgi mengedipkan salah satu matanya ke arah putra semata wayangnya.
Jeno dengan segera menggendong Nara ala bridal style, kemudian membawa tubuh ramping Nara ke arah kamar wanitanya itu.
"Jangan dilanjut dulu yah!! Tunggu habis nikah aja!!" Teriak Irene yang masih dengan jelas di dengar oleh Jeno dan Nara.
"MAMA!!" teriak Nara yang tak kalah keras. Wanita itu menyembunyikan wajahnya pada dada bidang Jeno untuk menutupi kedua pipinya yang semakin memerah.
Sedangkan semua orang yang berada di ruang keluarga sontak tertawa ketika melihat Nara dan Jeno yang sudah benar-benar malu.
Flashback off
Nara kembali menenggelamkan wajahnya. Aah ia benar-benar malu sekarang.
"Mommy!"
Si kembar memasuki kamar Mommy mereka. kemudian Hyunjae naik ke ranjang di ikuti oleh Hyunbin.
"Emang bener kita mau punya adik baru?!!" Hyunjae menatap Mommy-nya dengan tatapan berbinar. Jangan lupakan Hyunbin yang tak kalah antusiasnya dengan sang kakak. Bahkan kedua bocah itu menumpukan wajah mereka dengan telapak tangan mungil mereka sembari menatap Nara.
"Ahh i-itu kali-"
"Kalian kata siapa?" Mereka bertiga beralih menatap Jeno yang baru saja memasuki kamar.
"Kata uncle Sungchan" ucap Hyunbin dan diangguki Hyunjae.
"Uncle Sungchan ngomong apa aja?" Jeno juga mendudukkan dirinya di atas ranjang Nara sembari menatap kedua putranya.
"Uncle Sungchan tadi bilang 'Kalian habis ini pasti bakal punya adek baru. Soalnya Daddy sama Mommy kalian tadi malam habis mantap-mantap' gitu" pipi Nara sontak kembali memerah. Berbeda dengan Jeno, wajahnya memang tak memerah tapi telinganya berhasil memerah sempurna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hidden Daddy || Lee Jeno[✓]
Short Story[End] Hanya karena insiden semalam, persahabatan Jeno dan Nara yang sudah terjalin lama harus hancur. Jeno yang setengah sadar malam itu malah membuat kesalahan yang amat besar. Itu juga yang membuat sahabatnya menjauh darinya. "Gue benci lo Lee Jen...