"RA!"
"RARA!"
"BUKA PINTUNYAAA!"
Rara yang semula sedang asyik berbaring sambil bermain game di ponselnya terpaksa harus berhenti karena mendengar teriakan super heboh Kakak laki-lakinya. Ia bangkit dari tempat tidurnya kemudian berjalan ke arah pintu kamar dengan langkah malas.
"Lo kesurupan apa gimana? Malem-malem ke kamar orang pake teriak-teriak segala!" seru Rara setelah membuka pintu.
Fahri tidak memperdulikan ocehan sang Adik, ia langsung saja masuk dan duduk di kursi meja belajar Rara. Sementara Rara menyusul dan duduk di tepi tempat tidurnya.
"Mau apa lo?!" tanya Rara to the point.
"Biasa aja dong, anjir," balasnya "Kayak ngga demen banget gue dateng ke kamar lo!"
"Bagus deh kalo sadar, gue males ngeladenin lo soalnya."
Fahri menatap Rara sinis, "Ini darurat, tahu!"
"Apa?"
"Lo tahu ngga sih? Gue tadi ngga sengaja nguping percakapan Mama sama Papa pas lewat di depan kamar mereka," Fahri mengecilkan volume suaranya, padahal kamar Adiknya ini berada di lantai atas, jadi tidak mungkin akan kedengaran. "Tahu gak mereka ngobrolin apa?"
"Apaan?"
"Gue bakal kasih tahu, tapi dimohon dengan sangat lo jangan teriak-teriak setelah denger ini," Fahri mengatupkan kedua tangannya memohon. Dia hafal sekali perangai adik semata wayangnya ini. Rara akan berteriak seperti orang kerasukan jika mendengar sesuatu yang mengagetkannya.
"Iya, iya, buruan dah."
"Lo... mau dijodohin sama anak temennya Papa."
"DIH, JANGAN BERCANDA LO!"
Dengan cepat Fahri membekap mulut Rara dengan telapak tangannya. Jujur, Fahri lupa tadi setelah makan dia udah cuci tangan atau belum.
"Pelan-pelan dong, ngeyel banget sih dibilangin!"
Rara memukul tangan Fahri yang membekap mulutnya. "Bau terasi tangan lo! Ngga cuci tangan ya?!"
"Hehe," Fahri nyengir aja sambil ikutan nyium bau tangannya. Ternyata beneran bau terasi. Saking paniknya, dia jadi lupa buat cuci tangan dan langsung gedor kamar Rara.
"Cih, lo mau ngibulin gue lagi kan?" todong Rara dengan jari telunjuknya yang mengarah langsung di depan batang hidung Fahri. "Gue udah gede ya, udah tujuh belas tahun, jadi ngga akan mempan lagi mau lo bego-begoin!"
"Gue nggak budek ya, jelas-jelas gue denger mereka ngomong gitu. Percaya aja kenapa sih?"
"Sesat kalo percaya sama lo," jawab Rara yang membuat tangan Fahri kembali terulur untuk mengusap wajah gadis itu dengan lima jarinya sekaligus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You | Suho X Jisoo
Fanfiction"Berhenti senyum-senyum!" "Salah kamu, makanya berhenti bikin aku senyum!" _____________________________________________ Buat kamu yang nemuin cerita sederhana ini dan nyempetin buat baca, makasih ya!💗