ENAM

167 28 8
                                        

"Ini serius nih baju kita digabungin?"

Seno menghela nafas panjang. Ini sudah ketiga kalinya Rara bertanya apakah bajunya dan baju Seno akan digabungkan dalam satu lemari. Memang apa salahnya sih? Rara selalu saja mempermasalahkan hal-hal sepele seperti ini. Yang Seno bisa lakukan saat ini hanyalah banyak mengucap istighfar dalam hati.

"Iya, sayang. Kamu udah berapa kali coba nanyain itu mulu."

"Gak usah pake sayang!"

"Kamu ih, maraaaah terus!"

Seno dan Rara sudah berada di rumah baru mereka sendiri sekarang. Saat ini mereka sedang menyusun barang-barang yang mereka bawa dari rumah.

"Em, saya mau keluar sebentar ya?"

"Mau kemana?"

"Tadi kita lupa beli sabun cuci piring, sama pewangi juga. Kamu sih gak ngingetin."

"Gue kan lupa."

Seno tersenyum kemudian mengusap rambut Rara, "Kamu mau ikut gak?"

"Lo aja sendiri. Gue mau lanjut beresin barang-barang ini dulu."

"Oke," Seno mengacungkan jempolnya. "Saya gak bakal lama kok, jadi kamu gak perlu kangen. Kalo saya lama telpon aja ya sayang."

"Dibilangin gak usah pake sayang!"

Seno tertawa kemudian langsung berlari keluar kamar saat Rara ingin melemparnya menggunakan dompet. Istrinya itu jika sudah marah, galaknya gak main-main.

***

Rara berbaring di atas sofa setelah selesai merapikan rumah baru mereka. Rara sangat lelah, ia membereskan semuanya sendiri tanpa Seno. Laki-laki itu belum pulang juga sampai sekarang.

"Gila, dia belanja dimana sih sampe dua jam begini?"

Ia kemudian teringat kata-kata Seno sebelum pergi tadi. Seno bilang, jika dirinya terlambat pulang Rara bisa meneleponnya.

"Apa dia lupa ya sama gue? Masa sih gak inget sama bini sendiri?"

Rara meraih ponselnya yang ada di atas meja, berniat menghubungi Seno. "Telpon gak ya?"

"Kenapa gue jadi khawatir gini sih?"

Rara kembali meletakkan ponselnya ke atas meja, ia sebenarnya ingin menghubungi laki-laki itu tapi takut Seno nya kegeeran. "Ya Allah, laki gue kenapa?"

Pikiran negatif mulai memenuhi otaknya sekarang. Mulai dari berpikir kalau Seno kecelakaan, Seno di begal dan hal-hal buruk lainnya. Astaga, tidak tahukah Seno bahwa dirinya sedang khawatir sekarang?

"Lo kemana sih, kak..."

Tok tok tok

"Assalamualaikum, Ra."

"Waalaikumsalam!" Rara berlari menuju pintu ruang tamu. Akhirnya Seno kembali.

"Kok..." Rara tidak melanjutkan kalimatnya begitu pintu terbuka.

Seno memang sudah pulang ke rumah sekarang. Laki-laki itu sehat, tanpa ada luka atau apapun di tubuhnya. Tapi, ia tidak sendirian. Ada orang lain yang ikut bersamanya.

"Siapa, Kak?"

"Oh," Seno menarik lengan wanita yang berdiri di belakangnya. "Ini Erin, temen SMA aku dulu."

Only You | Suho X JisooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang