DELAPAN BELAS

105 17 9
                                    

"Asek, jamkos!" Seru Jena kegirangan karena guru yang mengajar mereka tidak masuk hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Asek, jamkos!" Seru Jena kegirangan karena guru yang mengajar mereka tidak masuk hari ini. Mereka diberi tugas, tapi Jena abaikan. Yang ia pikirkan sekarang hanyalah ia ingin tidur dan mengobrol dengan bebas.

Rara hanya diam sambil memainkan ponselnya tanpa peduli dengan keadaan kelas yang sangat ribut. Sudah biasa seperti ini. Lagian juga, siapa sih yang tidak senang saat jamkos?

Namun, kemudian ia teringat sesuatu. Rara segera membuka kembali instagramnya dan menunjukkan DM dari Deka kemarin kepada Jena.

"Liat," kata Rara sambil menunjukkan layar ponselnya tepat di depan wajah Jena. "Apaan coba maksudnya?"

Jena menutup mulutnya dengan tangan. Seperti biasa, cewek ini selalu dramatis. "Si Deka ngapain ngajak lo pulang bareng? Parah sih, parah! Ada udang dibalik bakwan nih bau-baunya!"

Tuh liat, drama banget kan?

"Ya, gue juga kagak tahu makanya nanya ke elo."

"Tahan, tahan, gue gak boleh iri. Gak boleh dengki." Ujar Jena pada dirinya sendiri. Gadis itu menarik nafas dalam-dalam sebelum berbicara, "kalo dari yang gue liat nih ya, kayaknya Deka lagi berusaha deketin lo deh."

"Ah, yang bener aja ... masa sih?"

"Lo kan bego, mana paham." Balas Jena nyelekit membuat Rara mendengus kesal.

"Gue males tahu ngeladenin Deka." Rara meletakkan ponselnya ke atas meja dengan kesal. "Gara-gara dia gue terpaksa bohong sama Kak Seno."

"Bohong soal apaan?"

"Jadi, kemaren sore Deka nge DM gue," Rara menceritakan kembali bagaimana awalnya ia bisa berbohong kepada Seno tentang Deka sore kemarin. "Gue chattan sama tuh cowok. Gue bales biasa aja, gak aneh-aneh kok."

"Terus-terus?!" Tanya Jena penuh antusias.

"Kak Seno nanya gue lagi chattan sama siapa, kenapa gue senyum-senyum sendiri. Gue jawab, chattan nya sama lo bertiga."

"Dih, pake bawa-bawa temen segala anjir!" Jena nyolot. "Males banget gue, ngeri kecipratan dosa."

"Sok suci sekali anda!"

"Dosa gue udah banyak, Ra. Gue gak mau ikut-ikutan."

"Payah lo," kata Rara sambil menunjuk Jena. "Gue tuh terpaksa bohong. Gue takut Kak Seno marah kalo tahu gue chattan sama Deka."

"Cemburuan ya, laki lo?"

Rara mengangguk membuat Jena tertawa puas.

"Mampus!"

"Gue kudu ngapain coba? Ngerasa berdosa banget, sumpah."

"Santai aja kali, Ra." Jena masih tertawa, "yang penting lo gak kegoda aja sama Deka. Kuat-kuat iman deh, pokoknya."

Only You | Suho X JisooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang