LIMA

166 27 6
                                    

Rara perlahan membuka matanya begitu merasakan tangan seseorang yang menepuk pipinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rara perlahan membuka matanya begitu merasakan tangan seseorang yang menepuk pipinya. Sentuhan itu sangat lembut, sampai membuat dirinya kembali memejamkan mata.

"Hey, kok tidur lagi sih?"

Seno yang tadinya berdiri di samping kasur, akhirnya naik kembali untuk membangunkan istri kecilnya itu.

"Ra, bangun, kita sholat subuh dulu..."

Laki-laki itu kemudian beralih mencubit hidung Rara. Dan berhasil! Rara akhirnya bangun, meskipun Seno tahu bahwa setelah ini pasti dirinya akan dimarahi.

"Aduh, lo mau bunuh gue ya? Jahat banget sih!"

"Kamu dari tadi dibangunin gak bangun-bangun, makanya saya cubit aja."

Rara meraih guling yang tergeletak di kasur, ia merasa kesal dan berniat memukul Seno dengan benda itu. "Rasain, rasain!"

Seno berusaha menghalau pukulan Rara agar tidak mengenai wajahnya dengan tangan. "Ampun, Ra, kamu mau bunuh saya?"

"Mukul pake guling gak bakal bikin mati, kecuali gue mukulnya pake balok kayu," ucap Rara yang masih belum berhenti memukuli Seno.

"Tega banget kamu!"

"Biarin!"

Seno masih berusaha menghindar dari pukulan Rara. Tubuh gadis itu kecil, tapi tenaganya besar sekali. Namun, tiba-tiba saja sebuah ide jahil terlintas di otaknya untuk membuat Rara berhenti memukulinya.

"Aduh," Seno memegangi sebelah matanya. "Sakit, Ra, kamu mukul sampe kena mata saya."

"Gak usah bohong," Rara menghentikan aksinya. "Masa sih kena mata?"

"Kamu orangnya gak percayaan banget. Mata saya sakit nih gara-gara kamu."

Sepertinya akting Seno berhasil. Saat ini Rara mendekati dirinya dengan tatapan khawatir, gadis itu menyingkirkan tangan Seno yang menutup sebelah matanya kemudian Rara meniup mata Seno yang sakit.

"Gue gak sengaja, masih sakit gak?"

Seno diam, ia sibuk memperhatikan wajah Rara yang saat ini hanya berjarak beberapa jengkal dari wajahnya. Beruntung ia menikahi gadis ini, ia bisa melihat wajah Rara kapanpun ia mau. Meskipun gadis itu selalu saja memarahinya, Seno sama sekali tidak menyesal menikah dengan Rara. Ia yakin seiring berjalannya waktu, Rara pasti akan menerima dirinya.

"Lo bohong ya?"

Seno tersadar kemudian mengerjapkan matanya beberapa kali. "Hah?"

"Lo bohong kan? Ini cuma akal-akalan lo doang biar gue perhatian sama lo dan gak mukulin lo lagi."

"Emang kalo saya bohong apa salahnya?"

Rara mencubit lengan Seno. "Ngeselin banget sih!"

"Marah-marah mulu kamu mah."

Only You | Suho X JisooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang