LIMA BELAS

123 16 4
                                    

"Besok kamu sekolah kan?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Besok kamu sekolah kan?"

Rara yang posisinya sedang berbaring di atas sofa sambil bermain ponsel mendongak menatap Seno yang berdiri di sampingnya. "Iya, Kak."

"Kamu kalau sekolah biasanya di anter Fahri ya?" Seno duduk di sofa yang Rara tempati. Ia memindahkan kepala gadis itu ke atas pahanya.

Cakep juga ye laki gue ternyata. Batin Rara saat menatap Seno dari bawah.

"Kenapa liat-liat?" Seno mencubit hidung Rara gemas, "saya tadi nanya lho, tapi gak kamu jawab."

"Hah? Lo nanya apa? Sorry gue gak nyimak."

"Kamu kalau sekolah di anter Fahri?"

"Iya." Rara mengangguk, "tapi kalo Bang Fahri lagi sibuk, gue berangkatnya bareng Rehan."

"Mulai sekarang, saya yang bakal anter jemput kamu."

Rara dengan cepat menggeleng, "ih, gak usah. Lo tuh banyak kerjaan, nanti repot."

"Ini kamu tulus khawatir sama saya, atau cuma alasan biar bisa pergi bareng Rehan?" Seno menatap Rara curiga.

"Lo mah pikiran nya negatif mulu," gadis itu mencubit lengan Seno. "Udah dibilangin gue sama Rehan gak ada apa-apa, masih aja curigaan."

"Rehan itu emang pantes dicurigain."

"Terserah lo deh, mau anter jemput juga gak papa. Asal gak repot aja."

"Nah gitu dong," Seno tertawa kecil, "dari tadi tuh nurut aja sama saya."

"Iya."

Seno mengamati wajah Rara yang sama sekali tidak disadari oleh gadis itu karena masih asyik dengan ponselnya. Seno mengusap lembut pipi Rara, kemudian usapannya terhenti saat Rara juga menatapnya.

"Lo ngapain sih?"

Seno tidak menjawab pertanyaan Rara. Ia malah mendekatkan wajahnya ke wajah gadis itu.

Rara memejamkan matanya. Ia bisa merasakan hembusan nafas Seno yang menerpa wajahnya. Kali ini Seno benar-benar melakukannya. Tidak seperti kejadian di kamar Rara dimana saat itu Fahri mengganggu mereka.

***

"Aduh," Seno memegangi bahunya yang baru saja ditabrak oleh Rara.

"M-maaf, gue gak sengaja."

Rara segera berlari masuk ke kamar dan menutup pintu. Ia menghempaskan tubuhnya ke atas kasur, "gila, dia bener-bener ngambil first kiss gue, anjim!"

Rara menyembunyikan wajahnya dalam selimut. Jantungnya berdetak kencang mengingat kejadian beberapa waktu yang lalu saat Seno menciumnya. Rara benar-benar tidak percaya Seno berani melakukan hal itu.

Only You | Suho X JisooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang