TIGA BELAS

123 18 2
                                    

"Ra, senyum dong. Gak enak diliatin orang-orang kalo kamu mukanya datar gitu."

Rara menatap sekelilingnya, kemudian dengan terpaksa dirinya tersenyum agar orang-orang tidak salah paham. "Nih," Rara menunjukkan senyumnya yang terpaksa, "senyum kan?"

Seno terkekeh, "senyumnya kok gitu? Jadi serem liatnya."

"Udah ah, gue balik aja."

"Jangan dong." Seno menahan tangan Rara. "Maaf deh, saya gak bakal bercanda lagi."

"Makanya lo diem!"

Keduanya sekarang sedang berjalan menuju pelaminan untuk memberi ucapan selamat kepada Erin dan suaminya.

"Rara!" Erin memekik senang begitu melihat Rara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Rara!" Erin memekik senang begitu melihat Rara.

Rara memeluk Erin, "Selamat ya, Kak."

Erin tersenyum, "makasih ya." Ia kemudian memegang tangan Rara dan menatap gadis itu lekat. "Maafin aku ya kalo sering bikin kamu kesel, Seno udah cerita semuanya ke aku. Kamu jangan salah paham ya, jangan benci sama aku. Aku gak ada hubungan apa-apa sama Seno."

"Lupain aja, Kak." Rara tersenyum tipis, ia jadi merasa tidak enak karena sudah salah paham dan berpikiran buruk tentang Erin. "Harusnya aku yang minta maaf. Maafin ya karena aku udah mikir aneh-aneh tentang Kakak."

"Udah ah," Erin tertawa kecil. "Berarti sekarang kita temenan, ya?"

Rara memeluk Erin untuk kedua kalinya, "iya, Kak. Kita temenan, hehe."

Obrolan diantara mereka berdua tidak luput dari perhatian Seno. Laki-laki itu tersenyum melihat Rara. Kini, kesalahpahaman antara Rara dan Erin sudah tidak ada lagi.

***

"Aduh, anak Mama udah dateng." Puput tersenyum kemudian memeluk erat putrinya.

Ya, mereka berdua langsung pergi ke rumah Mama dan Papa Rara setelah pulang dari acara pernikahan Erin.

"Ayo masuk," Puput menggiring Seno dan Rara untuk masuk.

"Wih, adek gue yang paling burik udah dateng.." Fahri menghampiri Rara dengan senyum jahilnya. Bukannya memberi pelukan atau yang lain, Fahri malah menjitak kepala adiknya itu.

"Sakit, tolol."

Seno menyenggol lengan Rara, "gak boleh gitu ngomongnya." Kata Seno mengingatkan.

"Iya, maaf."

Puput tersenyum melihat interaksi keduanya. Ternyata menikahkan Seno dengan Rara banyak membawa dampak baik untuk putrinya. Rara yang dulunya sangat bandel sedikit demi sedikit berubah karena Seno.

"Kalian ganti baju aja dulu, habis itu kita ngobrol-ngobrol bareng Papa di ruang tengah."

Seno dan Rara mengangguk, kemudian mereka berdua naik ke lantai dua menuju ke kamar Rara.

Only You | Suho X JisooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang