EMPAT BELAS

117 17 3
                                    

Saat ini Rara dan Seno sedang dalam perjalanan pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat ini Rara dan Seno sedang dalam perjalanan pulang. Mereka berdua belum saling bicara sejak makan malam bersama keluarga Rara hingga sekarang. Penyebabnya tak lain karena kejadian di kamar Rara tadi sore.

Rara memandangi langit malam lewat jendela mobil. Berusaha menghilangkan rasa canggungnya. Sementara Seno, ia melirik dan terkadang berdeham untuk mengalihkan perhatian Rara, namun gadis itu sama sekali tidak peduli, atau lebih tepatnya pura-pura tidak peduli.

"Ra..." Panggil Seno ragu-ragu.

"K-kenapa?" Rara masih belum mengalihkan pandangannya dari jendela, entah kenapa rasanya ia tidak ingin melihat wajah Seno untuk saat ini. Dirinya malu.

"Bisa lihat saya sebentar? Gak enak kalau saya bicara, tapi kamunya gak noleh sama sekali."

"Ah, tinggal ngomong aja apa susahnya sih?"

Seno akhirnya memilih untuk menepikan mobilnya, membuat Rara akhirnya menoleh dan menatap laki-laki itu bingung.

"Ngapain pake berenti sih?" Rara mengerutkan keningnya. "Gue mau cepet pulang, mau istirahat."

"Bentar doang, saya mau bicara sama kamu. Perasaan dari tadi kita diem-dieman mulu, kayak orang musuhan."

"Ya, kan emang lo musuh gue!"

Seno terkekeh, "tapi sayang kan?"

Rara meraih dompetnya dari dalam tas, kemudian mengangkatnya untuk mengancam Seno. "Buruan ngomong, atau gue lempar?!"

"Iya, iya. Sabar dong."

"Saya mau minta maaf soal kejadian tadi sore."

Aduh, kenapa Seno harus membahas hal ini sih? Rara kembali merasakan jantungnya yang berdetak kencang. Saat ini ia hanya bisa berharap, semoga laki-laki itu tidak sadar jika saat ini dirinya sedang malu.

Rara menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak gatal, "lupain aja kali. Santai aja, santai."

"Tapi kamu maafin saya, kan? Saya ngerasa gak enak sama kamu, tadi saya hampir nyiu—"

"Udah, gak usah diterusin! Lama-lama beneran gue lempar ya kepala lo!"

Seno langsung tertawa, ia tidak bisa menahan tawanya lagi melihat ekspresi Rara saat ini. Malu bercampur kesal, lucu sekali.

"Sialan, pake ketawa lagi."

"Mulutnya..." Seno tidak ada capeknya mengingatkan Rara saat gadis itu mulai berbicara kasar. "Jangan suka ngomong kasar, Ra. Saya gak suka."

"Bodo amat, mulut-mulut gue. Kalo gak suka sumpel aja telinga lo biar gak kedengaran."

"Galak."

"Udah ah, buruan pulang. Gue capek." Kata Rara, dirinya sudah tidak merasa canggung lagi sekarang.

"Nanti dulu," Seno tersenyum jahil. "Tadi sore kan kita gak jadi gara-gara ada Fahri, kalau sekarang gimana?"

Only You | Suho X JisooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang