"Anaknya nangis tuh, minta tolong gendongin dong, Kak!"
Saat mendengar teriakan Rara dari dapur, Seno segera meninggalkan laptopnya yang masih menyala kemudian berlari masuk ke dalam kamar untuk menghampiri anaknya yang menangis.
Ya, mereka berdua sepakat untuk memiliki anak setelah Rara menyelesaikan kuliah kedokterannya. Meskipun awalnya Rara tidak setuju karena umur Seno yang kian bertambah, tapi akhirnya Rara tetap menuruti kemauan Seno. Itu semua Seno lakukan karena tidak ingin pendidikan Rara menjadi terganggu dan berhenti mengejar cita-citanya cuma gara-gara masalah anak.
Seiring berjalannya waktu, Rara menjadi bertambah dewasa dan jarang bersikap kekanak-kanakan lagi seperti di awal pernikahannya dengan Seno dulu, dan juga kebiasaan buruknya saat remaja telah ia buang jauh-jauh saat anak pertamanya dan Seno lahir.
Zio Alvano Rezam. Putra pertama mereka yang kini sudah berusia lima bulan. Seno menggendong anaknya itu dan membawanya menghampiri Rara yang sibuk memasak untuk makan malam.
"Wih, anak Mama udah bangun," ucap Rara sambil mencium pipi gembul Zio.
"Aku juga dong." Seno menyahut.
"Gak usah aneh-aneh deh, Kak."
"Ih, pilih kasih."
Rara mengangkat sendok ditangannya. "Aku lempar sendok nih? Mending kamu ajakin Zio main sana, aku mau masak."
"Mama pelit. Jangan Zio temenin ya? Mainnya sama Papa aja." Seno berbicara kepada Zio, sementara anaknya itu hanya diam menatapnya dengan wajah polosnya.
"Anaknya belum ngerti apa-apa. Jangan diajarin yang gak bener dong, Kak."
"Gak usah dengerin Mama. Ayo kita pergi." Seno berjalan ke ruang tengah meninggalkan Rara yang tertawa geli melihat interaksi antara suami dan anaknya itu.
***
"Makan dulu, Kak. Sini biar Zio sama aku aja." Rara mengambil alih Zio dari gendongan Seno kemudian mereka bertiga berjalan menuju meja makan.
"Kamu bisa ambil sendiri kan? Aku lagi repot sama Zio soalnya. Maaf ya, Kak."
Seno mengangguk paham dan mengambil makanannya sendiri. Biasanya ini menjadi tugas Rara, tetapi karena Zio sedang bangun jadi Seno mengambil makanannya sendiri. Zio itu anaknya super aktif, kalau sedang digendong dia akan bergerak-gerak dan tidak bisa diam.
"Zio jangan nakal, nak. Kasian Mama tuh."
"Biarin aja, nanti dia nangis lho."
"Sini deketan," kata Seno. "Biar aku suapin."
"Gak usah, aku makannya nanti aja."
Seno menarik kursinya mendekat ke samping Rara agar lebih mudah untuk menyuapi istrinya itu. "Ayo buka mulutnya."
Rara akhirnya mengalah, ia membuka mulutnya dan menerima suapan dari Seno.
"Pinter." ujar Seno sementara Rara tersenyum geli.
"Zio, liat tuh Mama kamu sok-sokan gak mau disuapin, padahal mah dia cuma gengsi mau ngomong ke Papa."
"Apaan sih, Kak. Ngeselin banget jadi orang."
Seno tertawa kecil dan mengelus rambut Rara. "Oh iya, tadi sore Mami nelpon. Katanya kapan mau nginep disana?"
"Aku sih terserah kamu aja." jawab Rara.
"Besok aja gimana? Tapi aku khawatir sama Zio. Dia kan masih kecil, masa iya udah dibawa jalan kemana-mana. Emangnya boleh, ya?"
"Boleh, lah. Kan rumahnya Mami deket."
Seno mengangguk mengiyakan ucapan Rara. Ia kembali melanjutkan makan malamnya sambil menyuapi Rara.
"Keperluan Zio udah pada habis belum? Susu, popok, bedak, atau apa gitu? Kamu tinggal bilang aja sayang."
"Makasih, Papa. Tapi keperluan Zio masih lengkap semua. Nanti kalo udah pada habis, Zio kasih tahu kok," ucap Rara dengan menirukan suara anak kecil.
"Oke, kalau gitu." Seno terkekeh kecil. Ia beralih mengelus kepala Zio yang sekarang sudah tertidur pulas di gendongan Rara. "Sehat-sehat terus ya anak Papa, jadi anak yang pinter. Gede nanti kamu yang jagain Mama kalau Papa udah gak ada."
"Apaan sih, Kak. Ngomongnya jangan gitu."
"Kan kita gak tahu gimana kedepannya, Ra."
"Jangan ngomong gitu..." ucap Rara lirih.
"Oke aku minta maaf. Gak usah dipikirin."
Rara kemudian memeluk Seno dari samping. "Sayang Papanya Zio."
"Sayang Mamanya Zio juga."
☁️☁️☁️
Maaf ya kalo kependekan, hihihi🦖
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You | Suho X Jisoo
Fanfic"Berhenti senyum-senyum!" "Salah kamu, makanya berhenti bikin aku senyum!" _____________________________________________ Buat kamu yang nemuin cerita sederhana ini dan nyempetin buat baca, makasih ya!💗