Pagi ini, saat embun masih terlihat sangat jelas dan udara yang begitu dingin. Para siswa-siswi anggota kemah sudah berbaris walau tidak terlalu rapi. Ada yang dengan wajah terpaksa, ada juga dengan wajah bantal yang masih terlihat mengantuk.
Saat pembina sudah memerintahkan untuk bergabung dengan kelompoknya masing-masing, semua siswa-siswi sibuk membentuk kelompok.
*"*"*"*
Malam harinya setelah semuanya selesai bersih-bersih, mereka membentuk lingkaran dan duduk berdasarkan kelompok masing-masing. Oleh karena itu, Riyuna harus rela duduk tepat di sebelah Ardo karena Rigo memaksa harus berada di sebelah Violin.
"Halo semuanya" sapa seorang gadis dengan rambut panjang serta topi biru gelap yang ia gunakan. Juga seorang pria dengan badan lumayan berisi dengan kacamata minus nya.
"Nam, malam ini kita akan menyaksikan berapa penampilan dari teman-teman kita" lanjut pria yang diketahui bernama Herman.
"Penampilan pertama kita akan mendengarkan duet dari Ayana dan Kelia dari kelas 11 MIA 1"
"Ayo berikan tepuk tangan" teriak kedua MC itu dengan pe ih semangat. Tampak dia orang gadis berjalan ketengah lingkaran dan mulai bernyanyi. Walau tanpa iringan alat musik,kedua gadis itu sukses menampilkan olah vokal mereka dengan sangat baik, hal itu membuat semua orang terpukau dan bertepuk tangan dengan meriah.
"Nah, sekarang kita akan melakukan sebuah game, namanya adalah tangkap jari. Jadi tangan kanan harus membuat posisi seperti menunjuk, dan tangan kiri di buka lebar lalu kedua tangan di letakkan di samping." Kedua MC itu mempraktekkan letak tangan yang harus mereka lakukan.
Melihat itu, dengan sangat canggung Riyuna mulai meletakkan telunjuknya diatas tangan kiri Ardo yang terbuka lebar dan Violin yang meletakkan telunjuknya diatas tangan kiri Riyuna dan begitulah seterusnya.
"Cara permainannya adalah, kalau kita bilangnya tangkap kalian harus bersandar menangkap jari telunjuk yang ada di telapak tangan kalian dan juga harus berusaha agar telunjuk kalian tidak tertangkap oleh orang yang ada di sebelah kanan kalian"
"Baiklah, kita mulai permainannya ya.."
"eh bentar dulu Ge, kan kita belum bilang hukumannya apa"
"Oh iya, jadi apa hukumnya man?"
"Jadi, kalau jari telunjuk kalian kena tangkap kalian harus nyanyi di depan"
Terdengar keluhan dari para peserta permainan. Namun itu dianggap hanya angin lalu yang berlalu begitu saja.
"Kita mulai ya"
"1...2....3 tangkap"
Suara riuh terdengar saat permainan sudah dimulai apalagi ada beberapa siswa yang jari telunjuknya sudah di tangkap. Bukan hanya satu tetapi ada 10 orang sekaligus yang jarinya tertangkap. Dan kesepuluh orang itu disuruh menyanyikan lagu 'Garuda Pancasila' sesuai yang tertulis di dalam kertas yang ada di dalam toples.
Kemudian permainan kembali dilanjutkan, dan kali ini yang tertangkap ada sekitar 20an orang. Sedangkan di kelompok Riyuna mereka masih lengkap karena belum ada satupun yang jarinya tertangkap. Terlebih Riyuna hanya berusaha mengangkat jarinya tanpa memikirkan untuk menangkap jadi Violin yang seharusnya ia tangkap.
Permainan kembali dilanjutkan dan sialnya, Ardo berhasil menangkap jari Riyuna. Riyuna tampak mengeluh karena jarinya berhasil di tangkap dan dia harus maju kedepan.
Sialnya lagi, ternyata hanya dia seorang diri yang kali ini tertangkap, dan itu artinya dia harus bernyanyi seorang diri.
Di tempatnya, Jere dan Tere tampak tertawa terbahak-bahak karena wajah Riyuna yang tampak sangat menyesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Grateful To Remember You
Fiksi PenggemarIni kisah Riyuna, gadis yang terbilang biasa saja dalam segala hal namun tidak dengan ketulusannya. Perjalanan hidupnya yang awalnya biasa saja, yang terbilang datar, yang penuh dengan ketenangan harus berubah saat dia tanpa sengaja menyaksikan seca...