Ardo mengepalkan kuat tangannya, urat-urat sekitaran lengannya timbul membuat kesan menyeramkan pada diri pria itu. Matanya menghunus tajam punggung seorang gadis yang secara perlahan terus menjauh darinya, hingga menghilang di deretan anak tangga.
Anak manja
Ia sangat membenci kalimat itu, ia tak mempermasalahkan jika orang-orang mengatakan bahwa ia bisa hidup dengan tenang karena privilege yang dia punya. Tapi Ardo tidak pernah suka jika dia dicap sebagai anak manja. Dia membenci itu.
.
.
.
.Keesokan harinya ketika bel pertanda istirahat belum berbunyi, Riyuna dan kedua sahabatnya berjalan menuju kantin. Itu terjadi karena mereka sedang jam kosong, namun karena beberapa menit lagi jam istirahat akan dimulai, mereka sekelas memutuskan untuk pergi ke kantin.
"Serius?" Riyuna terkejut ketika mendengar ucapan Jeje, ia semakin terkejut ketika melihat Jeje dan Tere mengangguk secara bersamaan.
"Kok tiba-tiba?" Tanya Riyuna. Ia merasa aneh mengapa ada kabar bahwa Bu Karina–guru biologi yang tempo hari memarahi Riyuna di ruangan guru itu kini sudah tidak lagi mengajar.
Jeje mengidikkan bahunya pertanda ia juga kurang tahu. "Dari yang gue dengar sih dia ada ngelakuin kesalahan gitu."
Riyuna semakin bingung, ingatannya berputar ke kejadian kemarin saat ia diceramahi habis-habisan oleh Bu Karina dan kejadian di parkiran sekolah. Apa keluarnya Bu Karian dari sekolah ada hubungannya sam Ardo?
"Na lo bilang kemarin lo dimarahin sama Bu Karina tapi Ardo engga ya?"
Riyuna mengangguk.
"Apa jangan-jangan ada hubungan-nya?"
"Hubungannya apa coba?" Bantah Tere sambil memandang aneh Jeje. Menurutnya tak ada kaitannya hukuman yang diterima Riyuna dengan kasus berhentinya Bu Karina.
"Ya ada lah, lo kan dengar kalau Riyuna bilang Ardo udah negur Bu Karina. Sampai-sampai Riyuna marah-marah ke Ardo karena kesal. Mungkin nih ya, si Ardo jadi kesal ke Bu Karina."
"Orang-orang tadi pada bilang kalau Bu Karina berhenti mengajar ada hubungannya sama Ardo yang dipanggil ke ruang guru kemarin."
"Aku mau nemuin dia dulu, soalnya kemaren Ardo juga kelihatan marah gitu ke Bu Karina, marah atau kesal gitu deh." Ujar Riyuna membuat kedua sahabatnya mengangguk.
Tepat saat bel istirahat benar-benar berbunyi, Riyuna langsung berbalik dan menuju kelas IPS 1. Ia menunggu di depan kelas IPS 1 sambil memperhatikan satu persatu orang yang keluar dari ruangan itu, namun bertanya tak kunjung menemukan pria menyebalkan itu.
Saat ia melihat Jordan yang sedang membenahi rambutnya, ia langsung menghentikan langkah pria itu yang hendak berbelok menuju tangga.
"Riyuna? Kenapa?" Tanya Jordan Sabil menatap Riyuna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Grateful To Remember You
FanficIni kisah Riyuna, gadis yang terbilang biasa saja dalam segala hal namun tidak dengan ketulusannya. Perjalanan hidupnya yang awalnya biasa saja, yang terbilang datar, yang penuh dengan ketenangan harus berubah saat dia tanpa sengaja menyaksikan seca...