Perasaan yang Rumit

234 31 1
                                    



Riyuna melangkah santai memasuki halaman sekolahnya yang masih sepi, dari sini dapat ia lihat lampu halaman sekolah bahkan belum dipadamkan.

Langkahnya terhenti ketika ia mendengar suara deruman mobil yang hanya berhenti tepat di depan gerbang sekolah yang bahkan belum sepenuhnya terbuka.

Dari dalam mobil hitam itu, turun seorang gadis yang tak asing di matanya. Ia pernah bertemu dengan gadis itu, gadis dengan tubuh ideal yang terbilang cocok jika menjadi model.

"Remember me?" tanya gadis itu dengan senyuman yang terlibat menyebalkan. Riyuna hanya mengangguk karena dia memang benar-benar mengingat gadis itu. Gadis yang sama dengan yang memberikannya surat untuk Ardo.

"Gue dengar-dengar akhir-akhir ini Ardo seperti tertarik sama lo. Apa itu benar, bitch?"

Riyuna mengernyit tak suka atas julukan yang keluar dari mulut gadis itu. Awalnya Riyuna mengira bahwa gadis itu adalah orang baik, wajahnya yang cantik jika disertai dengan hati yang baik bukanlah adalah perpaduan yang sempurna. Tapi apa barusan? Dia menyebut Riyuna jalang?

"Maksudnya apa ya kak?"

Gadis itu terkekeh sini, memandang rendah Riyuna yang lebih pendek darnya. "Dilihat dari sudut manapun lo ga ada lebihnya dari gue,bahkan dilihat dari lobang sedotan sekalipun, lo gak ada cantik-cantiknya." Ujarnya dan diakhiri dengan kekehan.

Riyuna hanya diam dan menatap geram pada gadis itu, kenapa dia begitu menyebalkan.

"Dengar ya, gausah caper sama Ardo. Dia masih pacar gue." Mata gadis itu berkilat tajam dan begitu mengintimidasi, "gue gak akan segan-segan menghilangkan lo dari bumi as-"

"GISELA!" Suara yang cukup kuat penuh dengan penekanan. Menyiratkan nada penuh kebencian.

Di sana Ardo berjalan dengan wajah sangar dan menatap gadis bernama Gisela itu dengan sangat tajam.

"Ar-"

"Jangan sebut nama gue pake mulut sialan lo itu." Pria tinggi itu menarik lengan Riyuna hingga gadis itu berdiri di belakangnya.

"Ar aku cuman mau jelasin semuanya, kenapa kamu gak pernah dengerin penjelasan aku."

"Jangan pernah ajak gue bicara dengan mulut yang lo gunain buat ngejalang itu, sialan!"

Pertengkaran mereka berakhir dengan Ardo yang membawa Riyuna pergi dari sana. Meninggalkanku Gisela dengan hati bergemuruh dan kepala panas terus meneriaki nama Ardo. Ingin mengejar namun langsung dihentikan pria dengan aura lebih dingin dari Ardo, Agroyes.

"Jalang ga diterima di sekolah ini." Ujarnya sarkas dengan wajah datar, pria itu kemudian berbalik dan menyusul sahabatnya itu memasuki gedung sekolah. Di belakang Agroyes ada 3 orang pria yang menatapnya dengan tatapan berbeda-beda,salah satu ya dengan senyuman miring penuh dengan ejekan.

∆∆∆∆∆

Hubungan antara Ardo dan Riyuna terlihat semakin dekat sering berjalannya waktu, pertemuan mereka yang sering tak terduga membuat dua remaja itu saling dekat satu dengan yang lain. Banyak hal yang diceritakan membuat mereka jadi lebih memahami satu dengan yang lain.

"Dia cuman mantan yang gak tahu diri." ujar Ardo setibanya di depan kelas Riyuna. Gadis itu mengangguk paham tapi tak tahu kenapa Ardo harus mengatakan itu. Padahal ia tak bertanya sama sekali.

"Nanti pulang sekolahnya sama gue." ujar Ardo dan menyuruh gadis itu masuk dengan lirikan mata.

"Lagi?" tanya Riyuna sedikit tak enak.

Ardo hanya mengangguk singkat sebagai jawaban. Ini bukan pertama kalinya pria itu mengajak Riyuna pulang bersamanya, sangking seringainya bahkan paman, bibi, dan Marfick sampai mengenali Ardo.

Grateful To Remember YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang