Hiiiii
Berapa banyak waktu yang kamu habiskan setiap kali memejamkan mata di malam hari?
Jika pertanyaan itu diajukan pada Riyuna, maka gadis itu akan menjawab," kurang lebih enam sampai tujuh jam." Tapi dia akan kembali berpikir setelahnya, "maunya sih gitu ya, tapi kadang pernah juga cuman tiga jam, atau mungkin...2 jam."
Riyuna membuka mata ketika alarmnya sudah berbunyi sebanyak tiga kali, ia mengucek matanya dengan pelan, namun ketika mengingat sesuatu yang ia alami kemarin pergerakannya terhenti secara tiba-tiba dengan wajah yang memanas.
Ia memegangi pipinya dengan raut wajah yang terkesan aneh. "Gilak, aku gak jomblo pagi ini?" ujarnya. Lalu detik berikutnya gadis itu malah menggeplak kepalanya sendiri.
"Udah tengah enam, gilakkkk."
∆∆∆∆∆
"Hampir telat ya gais ya." tutur Jeje sambil terkekeh melihat Riyuna yang ngos-ngosan. Pasalnya ketika gadis itu baru saja membuka pintu kelas Bel pertanda pelajaran akan dimulai langsung berbunyi.
"Iya, aku bangun kesiangan." jawab Riyuna sambil meletakkan tasnya di atas kursi. Kemudian gadis itu duduk dan mengeluarkan buku dari dalam tas.
"Eh na, lo tahu gak. Dari tadi gue ngeliat Tere murung mulu, pas gue ngajak ngobrol dianya kayak cuek gitu. Gue punya salah apa ya kira-kira?" gumam Jeje sambil memandang Tere yang duduk jauh di depan.
"Lagi Pms mungkin." Jawab Riyuna.
Ketika bel pertanda istirahat berbunyi nyaring, Riyuna, Tere dan Jeje langsung berjalan menuju kantin. Di perjalanan hanya ada suara Jeje dan Riyuna yang terdengar, sedangkan Tere terlihat murung dan memilih menjawab singkat pertanyaan-pertanyaan yang teman-temannya lontarkan. Gadis itu seperti tak memiliki energi.
"Sebenarnya kamu kenapa sih?" pertanyaan itu lolos dari mulut Riyuna ketika mereka sudah duduk di kantin.
"Iya Ter, lo kelihatan murung gitu. Kayak sempak lo bolong semua." Tutur Jeje.
"Gue ga papa kok, lagi gak mood aja." gadis itu memasangkan senyuman terpaksanya.
Beberapa orang pria dengan seragam khas sekolah memasuki area kantin, Riyuna dan Tere tampak menoleh ke arah datangnya para pemuda itu, sedangkan Jeje tetap sibuk menikmati makanannya.
Riyuna tersenyum malu ketika seorang dari rombongan itu menatapnya dengan senyuman tipis, sedangkan Tere menatap salah satu dari mereka dengan raut wajah kecewa.
"Udah makan?" Ardo datang menghampiri Riyuna yang sedang memainkan ponselnya. Nada lembut yang pria itu ucapkan membuat Jeje menatap sinis pria itu. Tumben sekali, pikirnya dengan rasa geli bercampur penasaran.
"Ada hubungan apa lo berdua?" tanya gadis itu dengan nada ngegas, ia menatap Ardo dan riyuna secara bergantian.
"Ud-udah kok." Riyuna menjawab sembari menggaruk tengkuknya, gadis itu merasa risih dengan mata penghuni kantin yang dengan terang-terangan menatap ke arah mereka, di tambah lagi suara Jeje yang tidak ada kalem-kalemnya menimbulkan rasa penasaran yang semakin menjadi-jadi pada orang-orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Grateful To Remember You
FanficIni kisah Riyuna, gadis yang terbilang biasa saja dalam segala hal namun tidak dengan ketulusannya. Perjalanan hidupnya yang awalnya biasa saja, yang terbilang datar, yang penuh dengan ketenangan harus berubah saat dia tanpa sengaja menyaksikan seca...