Terlambat

1.1K 97 4
                                    

Beri tanda  pada Typo ya!


Gelapnya malam telah digantikan dengan siangnya pagi, pagi ini lebih terang dari pagi biasanya.

Riyuna mengerjapkan matanya, "hoam" Riyuna meregangkan otot-otot tubuhnya.

"Kakak ga sekolah?" Tanya Merfick yang tiba-tiba muncul dari balik pintu.
"Sekolah dong" jawab Riyuna sambil menyibakkan selimutnya.
"Tapi kok kakak santai banget sih?" Tanya Merfick yang bingung.
"Lah emang kenapa?" Tanya Riyuna yang mendapat gelengan kepala dari Merfick.

"Ini udah jam 06:45 kak" ujar Merfick lalu langsung pergi dan menutup kembali pintu kamar Riyuna.

Sedangkan gadis itu sedang menimang-nimang ucapan dari adik sepupunya itu.

"APA? 06:45?" Tanya Riyuna kaget dan langsung berlari meraih handuk dan seragamnya. Dengan terburu-buru Riyuna mengenakan seragmnya dan langsung menyusun bukunya dan turun ke bawah.

"Om Tante Riyuna berangkat ya, maaf tadi Riyuna kesiangan" ujar Riyuna merasa berslah karena tak seharusnya di kesiangan, apalagi dia menumpang di rumah itu.
"Iya sayang, ga papa kok. Hati-hati ya " ujar Ema– Tante Riyuna yaitu mama dari Merfick.
"Jangan ceroboh na" ujar Keron– om dari Riyuna atau papa Merfick.

"Siap om" ujar Riyuna langsung berlari menuju depan gerbang yang sudah ditunggu oleh tukang ojol yang tadi ia pesan.

∆∆∆∆

Riyuna menatap penuh kecewa kearah gerbang yang sudah tertutup rapat. Riyuna mencoba menggeser gerbang itu berharap gerbangnya dapat dibuka. Dan nihil gerbang itu telah di gembok.

"Aduh kak, gerbangnya udah ditutup dari gerbang depan aja sana" ujar seorang satpam yang biasanya berkeliling.
"Yah...pak, ga bisa ya gerbangnya dibuka aja?" Tanya Riyuna penuh harap.
"Gak bisa kak, kan di gemboknya dari dalam" ujar satpam itu sambil menunjuk gerbang itu.

Gerbang belakang sekolah memang terbuat dari besi tanpa ada celah seperti gerbang kebanyakan, bisa di bilang gerbang belakang itu seperti tembok dan tak mungkin bisa dipanjat karena diatas gerbang langsung tembok sekolah.

"Yahhhh" Riyuna menghela nafasnya dan harus melangkah mengelilingi sekolah agar bisa sampai di gerbang depan.

Berjalan menuju gerbang depan menghabiskan tenaga yang lumayan terkuras. Membuat Riyuna sangat kelelahan.

Riyuna langsung berjalan ke arah ruang BK, karena kalau siswa terlambat jika ingin memasuki ruangan kelas harus membawa surat dari BK terlebih dahulu. Dan tentunya kalau sudah sampai di ruang BK tidak dengan mudah bisa keluar.

"Pagi Buk" sapa Riyuna agak canggung. Riyuna memang jarang terlambat dan jarang masuk BK, maka dari itu dia tidak terlalu mengenali guru BK itu dan begitu juga sebaliknya.

"Kamu kenapa bisa telat?" Tanya Buk Dewi–guru BK SMA Bintang Merah 2.
"Telat bangun buk" jawab Riyuna takut-takut

Guru itu menggeleng, " karena ini yang pertama kali untuk kamu, ibu maafkan. Lain kali jangan diulang. Silahkan tulis nama dan kelas serta alasan keterlambatan kamu di sini dan disini" tunjuk Bu Dewi pada lembar buku double Folio dan secarik kertas bertuliskan 'SURAT KETERANGAN BK' secara bergantian.

"Sudah buk" ujar Riyuna lalu meletakkan pena yang tadi ia gunakan.

"Baik, silahkan langsung ke kelas ya" ujar Bu Dewi dan diangguki oleh Riyuna.
"Terimakasih Bu, saya permisi" dan Bu Dewi mengangguk.

Sesampainya di tangga, Riyuna langsung menghela nafasnya sambil memegang dadanya merasakan detak jantungnya.

"Aku beruntung hari ini" gumamnya sambil tersenyum simpul.

Grateful To Remember YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang