Surat

387 53 4
                                    

Riyuna melangkahkan kakinya memasuki gerbang sekolah yang telah terbuka lebar, pagi ini sekolah masih sepi dan kebetulan gadis itu bisa muncul lebih awal di gerbang sekolah karena dia sedang semangat untuk bersekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Riyuna melangkahkan kakinya memasuki gerbang sekolah yang telah terbuka lebar, pagi ini sekolah masih sepi dan kebetulan gadis itu bisa muncul lebih awal di gerbang sekolah karena dia sedang semangat untuk bersekolah. Bukan karena dia anak rajin yang selalu meraih peringkat 2 di kelasnya, tapi karena hari ini ada PR yang belum ia kerjakan, dan rencananya ia akan menyontek punya temannya nanti.

Sekitar 6 langkah menjauh dari keberadaan gerbang sekolah, Riyuna menghentikan langkahnya karena sebuah teriakan. Ia berbalik dan mendapati seorang gadis dengan berbalut seragam yang sedikit berbeda darinya. Jika diperhatikan secara sekilas, seragam mereka tampak sama. Namun apabila diperhatikan lebih seksama terdapat beberapa perintilan yang membuat seragam mereka tampak berbeda.

Riyuna menatap gadis itu dengan tangan kanan yang menunjuk dirinya sendiri. Gadis dengan seragam berbeda itu mengangguk sembari menggerakkan tangannya memberi kode kepada Riyuna agar mendekat.

Riyuna yang tak ambil pusing, ia mengikuti permintaan gadis itu dan berjalan mendekat ke arah gadis itu.

"Ada apa ya kak?" Riyuna bertanya menggunakan embel-embel'kak' agar terkesan lebih sopan.

"Lo kenal Ardo?"

Riyuna mengernyitkan dahinya, mengingat-ingat pemilik nama yang gadis itu sebukan.

"Murid baru, dia pindahan dari SMA BM 1."

Riyuna segera mengangguk, "iya kak. Kelas 11 IPS–"

"Seterkenal itu dia di sini, sampe kelasnya aja lo tahu. Cih." Gadis itu berdecih sambil menatap remeh Riyuna.

Riyuna hanya bisa diam sambil merutuki gadis di hadapannya itu, bukannya tadi dia yang bertanya? Mengapa sekarang dia malah nyolot?

"Lo! Tolong kasih ini ke dia, gue ga mau tahu ini harus langsung ke dia! Gak pake perantara. Gue tandain muka lo ya!"

Riyuna menatap kertas yang terlipat rapi di tangannya, kemudian menatap punggung gadis itu yang menjauh kemudian menghilang karena masuk ke dalam sebuah mobil.

Riyuna menghela nafasnya, kenapa dia harus bertemu dengan pria itu sih?

∆∆∆∆∆

"Devi boleh minjem PR Fisika ga?"

Setibanya di kelas hanya Devi yang sudah duduk sambil memainkan ponselnya, fadis itu memang terkenal rajin dan pintar. Buktinya selama bersekolah di BM 2 gadis itu belum pernah mengalami yang namanya terlambat, apalagi dia selalu meraih peringkat 3 besar, terbukti dari Laporan semester maupun bulanan mereka.

Gadis bernam Devi itu mengangguk, "tapi ma, nomor limanya belum gue kerjain. Masih kurang paham soalnya." Ujar Devi sambil memberikan buku tugasnya.

"Gak papa, minjem ya."

Jangan pernah tiru Riyuna ya teman-teman.

"Btw na, lo kenal kak Agroyes?"

Riyuna menghentikan sebentar kegiatan menyalinnya, "bukannya dia anak baru itu ya?"

Grateful To Remember YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang