ECHA

1.3K 116 4
                                    

Riyuna melangkahkan kakinya menyusuri koridor rumah sakit itu, entah kenpa belum ada niat yang timbul dalam dirinya agar segera pulang ke rumah.

Dia hanya ingin mencari pengalaman baru tentang seluk-beluk rumah sakit. Kakinya terus saja melangkah sambil menenteng sebuah Paper bag  yang berisi Hoodie hitam itu.

Tanpa dia sadari, dia telah sampai di sebuah taman rumah sakit itu.

Sejuk!

Riyuna mengedarkan pandangannya dan menemukan seorang anak kecil yang sedang duduk di kursi roda sambil menatap lurus ke depan.

Pasangan anak itu kosong.

"Hay" sapa Riyuna sambil menampilkan senyum yang sangat manis.

"Ha...i" jawab anak itu sambil tersenyum Canggung.
"Kenapa melamun?" Tanya Riyuna lalu berjongkok di depan anak kecil itu.

Anak itu menggeleng. Riyuna tak lagi bertanya. Dia bungkam karena anak itu menetesakan air matanya.

"Kenapa menangis? apa ada yang sakit?" Tanya Riyuna khawatir namun anak itu kembali menggeleng.
"Echa hanya rindu pada kakak echA" ujar anak itu membuat Riyuna tertegun.

"Jadi nama kamu Echa?" Anak itu mengangguk.
"Emang kakaknya Echa kemana?" Tanya Riyuna sambil menghapus air mata anak kecil itu.
"Kata mama kakak Echa pergi jauh, kata mama kakak udah senang karena gak sakit lagi, kata mama kakak udah bahagia " anak itu menunduk sambil meneteskan air matanya.

Riyuna terharu ia ikut sedih atas apa yang menimpa anak kecil itu.

"Kalau Echa mau,Echa boleh kok anggap kakak sebagai kakaknya Echa" penuturan Riyuna tadi membuat Echa, gadis kecil itu mendongak.

"Beneran? " Riyuna mengangguk sembari tersenyum.
"Nama kakak Riyuna" mereka bersalaman sambil berpelukan.

"Kakak mirip banget sama kakakanya Echa, makanya Echa itu selalu senyum padahal kata mama kakanya Echa itu selalu bahan sakit. Tapi kalau ngomong sama Echa kakak selalu senyum" penjelasan Echa membuat Riyuna terharu, dia bangga dengan kakaknya Echa yang bisa menyembunyikan kesedihannya demi membuat adiknya bahagia.

"Emang nama kakaknya Echa siapa? Emang sakitnya kakaknya Echa apa?"
"Namanya Icha, kakak Icha itu sakit kanker kata mama" jawab Echa sambil menunduk.

"Kak Icha pergi jauh karena kita kecelakaan, mama sama papa cuman luka ringan tapi kak Icha parah" jelas Echa.

Hal itu membuat Riyuna mengerti bahwa Echa berada di kursi roda karena mengalami kecelakaan.

"Semoga Echa cepat sembuh ya, nanti kalau Echa udah sembuh Echa harus rajin belajar biar kak Icha seneng liat Echa dari atas sana" Riyuna tersenyum manis.

"Kakak bakalan kesini lagi kan?" Entah angin apa Riyuna hanya mengangguk, dia tak ingin membuat anak kecil di depannya ini bersedih.

"Ini kan udah sore, Echa kembali ke kamar aja ya. Mamanya pasti nyariin" ujar Riyuna.

Echa mengangguk lalu Riyuna membatu Echa mendorong kuris rida itu kembali ke ruangan Echa. Disana sudah ada seorang wanita yang Riyuna duga adalah mama dari Echa.

.....

Riyuna menatap sendu kearah rintikan hujan yang turun membasahi bumi, cuaca yang memang agak mendung tadi menghasilkan butiran air itu terus berjatuhan tiada henti.

Udara ikut-ikutan dingin membuat Riyuna memeluk tubuhnya sendiri, dia masih berada di rumah sakit. Dinginnya udara membuat Riyuna kembali mengenakan Hoodie hitam itu.

"Nanti cuci lagi aja" gumamnya sambil mengenakan Hoodie hitam itu.

Sejam berlalu butiran hujan yang tadinya berjatuhan sudah berkurang jumlahnya dan ukuran perbutirnya. Atau sering di sebut gerimis.

Grateful To Remember YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang