Terulang

259 41 5
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Riyuna berdiri sembari menundukkan kepalanya, di sebelah kanannya berdiri Ardo yang tampak santai dengan seragam yang sedikit kusut. Pria itu terlihat santai saat guru biologi yang tadi siang memergoki mereka berdua di UKS berbicara layaknya motivator terkenal. Berbanding terbalik dengan Riyuna yang tampak khawatir dan sedikit lelah karena terlalu lama berdiri.

"Ngerti kalian?"

Entah sudah berapa banyak kata bahkan kalimat yang keluar dari mulut Bu Karina– guru biologi tersebut, sampai-sampai Riyuna tak tahu apa yang harus dimengerti.

"Iya buk." Jawabnya sedikit ragu, pasalnya dia tidak terlalu mendengarkan ucapan Bu karina karena terlalu lelah.

Sedangkan Ardo hanya mengangguk sekali dengan kaki kiri yang mengetuk-etuk lantai tuang guru.

"Kalau begitu kalian ke perpustakaan, bereskan buku-buku. Kebetulan penjaga perpus sudah 2 hari tidak masuk." Ujar Bu Karina final. Wanita itu langsung berdiri dan menghampiri salah satu rekan kerjanya, menerima bungkusan sesuatu lalu meletakkannya di mejanya.

Riyuna dan Ardo keluar dari kantor guru dengan wajah tak bersemangat.

"Laksanakan tugas lo dengan baik, gue balik duluan." Ardo mengangkat tangan kanannya lalu segera berbalik. Namun belum genap kakinya melangkah dua kali, Riyuna sudah menarik paksa baju pria itu.

"Yang dihukum kita berdua, kok yang bertugas malah cuman aku?" Riyuna tampak tak terima. Pasalnya selain dia tak mau menjalankan hukuman seorang diri, ia juga merasa lelah di tambah lagi pasti banyak buku yang harus dibereskan. Pastinya itu akan menguras banyak tenaga apabila dilakukan seorang diri, belum lagi tatanan buku yang ada di rak atas, pasti akan sangat sulit menggapainya.

Ardo tampak mengangkat sebelah alisnya, menatap remeh ke arah Riyuna. "Lo lupa gue siapa?"

Riyuna yang hendak menjawab langsung membungkam mulutnya, gadis itu menghela nafas kecewa dengan rasa leleh yang mendalam. Ia membalikkan tubuhnya dan memutuskan untuk menjalankan hukuman seorang diri.

🌙🌙

"Tega banget lo, yang dihukum kan kalian berdua." Geros menggelengkan kepalanya, tak habis pikir dengan temannya itu.

"Nah iya, lagian dia cewe men, kasian kalau beresin perpus sendiri. Mana sepi pula, gue sih ngeri ya." Azkiel bergidik membayangkan kesunyian di perpustakaan, apalagi ini sudah sore.

"Lagian dia dihukum karena nolongin lo juga, Do. Harusnya lo juga harus mau beresin perpus." Greydo tak tinggal diam,  ia juga turut berkomentar atas sifat Ardo yang terlalu menganggap sepele semua hal.

"Biar gue aja yang gantiin." Agroyes yang sedari tadi hanya diam dan menyimak pembicaraan para teman-temannya, tiba-tiba berdiri dan hendak melangkah kembali arah gedung sekolah.

Namun langkahnya harus terhenti karena suara lantang Fajri. "Gausa, Gro. Nanti kebiasaan si bos gamau tanggung jawab!" Ujar Fajri membuat Ardo mendengus kesal.

Grateful To Remember YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang