Rindu Mama

815 95 4
                                    

Halo semuanya,
Kalau ada typo komen ya

Selamat membaca🍁


Riyuna sudah tiba di rumah, setelah mengganti pakainnya ia langsung menuju ke ruang cuci baju untuk membersihkan baju pria yang tak sengaja Tere tumpahi kuah bakso.

Setelah membersihkan baju itu tanpa mesin cuci, Riyuna akhirnya memasukkan baju itu ke pengering agar cepat kering. Setelah itu Riyuna menjemurnya di jemuran lalu meninggalkan baju itu disana.

Riyuna membereskan lemarinya yang agak berantakan, seketika ia terpaku pada Hoodie hitam yang masih tersimpan rapi di lemarinya.

Karena khawatir Hoodie itu akan susah di cari nantinya, Riyuna akhirnya mengeluarkan Hoodie itu sementara dan rencananya akan ia letakkan paling atas.

Riyuna meletakkan Hoodie itu di meja belajarnya, lalu melanjutkan aktifitas nya untuk menyusun lemarinya.

"Kak Riyuna" panggil Merfick yang tiba-tiba menyelonong masuk.

"Kenapa sih?" tanya Riyuna dengan nada kesalnya.

"Kak bagi minyak kayu putih dong" ujar Merfick dengan membawa wadah putih kecil di genggamannya
"Buat apa?" tanya Riyuna sambil memandang Merfick sekilas

"Mau praktek bakar-bakar" jawabnya asal

Riyuna menghela nafasnya lalu mencari minyak kayu putih yang biasanya ia simpan di lacinya, namun ternyata sudah habis sejak lama.

"Minyak kayu putihnya udah habis" jawab Riyuna sambil mengangkat botol hijau itu
"Yah..."

"Emang harus minyak kayu putih?" tanya Riyuna sambil membuang botol itu ke dalam tempat sampah
"Emang ada yang lain?" tanya Merfick karena tak terlalu mengerti

"Ada, minyak angin jenisnya banyak, nih ada minyak telon. Tapi jangan banyak-banyak" ujar Riyuna memperingati sambil menyerahkan minyak telonnya.

"Siap bos" ujar Merfick lalu meraih botol minyak telon itu. Sedangkan Riyuna kembali membereskan lemari pakainnya yang tadi sempat tertunda.

"Kak, ini caranya biar keluarnya cepat gimana sih?" tanya Merfick sambil menggaruk tengkuknya.

"Genggam kuat kayak mau nuangin kecap" jawab Riyuna tanpa memperhatikan Merfick.

"Yah... Malah nyiprat" ujar Merfick lalu meletakkan botol minyak telon itu ke meja belajar Riyuna.

Riyuna yang penasaran dengan apa yang terjadi akhirnya menghampiri Merfick, Riyuna melihat Merfick mengibas-ngibaskan tangannya di Hoodie hitam yang tadi ia keluarkan.

"Kenapa?"

"Itu kak, minyak telon nya nyiprat ke baju ini" jawab Merfick
"Kamu sih, yaudah gak papa" ujar Riyuna lalu meraih Hoodie hitam itu dan memasukkannya kedalam lemari. Takutnya Hoodie milik orang itu akan semakin hancur jika berada di dekat Merfick.

"Kak?"
"Hm.."

"Lo makannya lebih banyak lagi ya. Lihat deh gue udah lebih tinggi dari lo" ujar Merfick sambil mensejajarkan tingginya dengan Riyuna.

Riyuna yang menyadari adik sepupunya itu sedang mengejeknya langsung mendaratkan pukulan di lengan pria itu.

"Gausa sombong, anak laki-laki itu biasa kalau jauh lebih tinggi dibanding anak perempuan" ujar Riyuna dengan nada kesalnya.

"Teman sekelas gue juga tingginya sama kayak kakak" ujar Merfick sambil tertawa
"OH" jawab Riyuna dengan nada songongnya. Hal itu membuat Merfick semakin menguatkan tawanya sambil keluar dari kamar Riyuna.

Grateful To Remember YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang