Pertemuan dan kebohongan

321 39 6
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






Riyuna dan sang paman yang kerap ia panggil "Om" itu memasuki sebuah aula yang sudah dihias sedemikan rupa, meja bundar dengan kursi yang dilapis dengan kain menambah kesan mewah dan elegan ruangan itu. Lampu-lampu yang menerangi ruangan itu, yang bergantungan dengan posisi yang membentuk beberapa pola.

"Mewah banget ya, Om." puji Riyuna dengan senyuman mengembang di wajahnya. Tubuhnya yang dibalut dengan dress biru tua selutut membuat aura gadis itu terpancar dengan indah.

Perpaduan warna kulit dengan warna dress yang ia kenakan terlihat sangat cocok, sehingga membuat penampilan gadis itu terbilang sangat indah. Padahal dress yang ia gunakan adalah dress Emara saat masih gadis.

"Perayaannya diadakan satu tahun sekali, pemilik perusahaan tempat om kerja bukan orang sembarangan. Kekayaannya bukan main." Ujar Keron dengan senyum tipis, ia merasa senang melihat keponakannya yang kadang sangat pendiam itu tersenyum senang ketika memasuki aula.

"Makannya juga terlihat sangat mewah bukan?" Keron seolah menyombongkan dirinya karena bisa bekerja di sebuah perusahaan besar.

Riyuna mengekor Keron yang tampak menghampiri pria dengan setelan jas Formal dengan kemeja biru di dalamnya. Pria itu berdiri dan terlihat sedang berbincang dengan seorang pria.

Sesampainya Keron dan Riyuna di depan pria paruh baya itu, pria yang baru saja berbincang dengan pria paruh baya itu pergi setelah membungkuk sekali.

"Selamat malam pak, saya senang melihat acaranya tampak meriah." Ujar Keron dengan sopan.

Riyuna ikut tersenyum di samping pamannya, ia terpana melihat pria paruh baya yang terlihat sangat keren, walau usianya tampak sudah tua, bahkan lebih tua dari pamannya.

"Saya juga senang, Ron." Ujar Pria itu. Lalu ia menatap Riyuna yang berdiri dan menatapnya dengan kagum.

"Apa ini adalah keponakan yang kamu bilang waktu itu?"

Keron tersenyum dan mengangguk, "iya pak, yang lebih milih BM 2 daripada BM1." ujar Keron sambil terkekeh.

Pria itu teringat saat Riyuna menolak bersekolah di BM 1, padahal banyak orang yang berbondong-bondong ingin bersekolah di tempat itu. Namun Riyuna malah menolak dan mengatakan bahwa ia di BM 2 saja.

"Riyuna, ini atasan Om di kantor. Namanya Pak Tomy."

Riyuna tersenyum lalu mengulurkan tangannya dengan sopan, "ha-halo Pak Tomy, saya Riyuna."

Tomy tampak tersenyum, "halo nak, senang bertemu dengan mu." Pria itu memang sudah mengenal Keron cukup lama, bahkan ia sudah beberapa kali menjadikan Keron orang kepercayaannya.

.
.
.
.
.

Riyuna duduk seorang diri di salah satu meja yang berisi beberapa makanan, gadis itu sebelumnya sedang mengobrol bersama dengan seorang wanita yang turut membawa anaknya ke acara malam ini. Namun beberapa menit yang lalu wanita bernama Yoni itu undur diri ke toilet karena  Pampers putranya yang berumur satu setengah tahun itu sudah penuh dan akan di segera diganti.

Grateful To Remember YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang