Bolos hingga demam

372 38 7
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Riyuna tersenyum kepada seorang wanita paruh baya yang baru saja ia berikan sebuah kotak plastik berisi kue buatan Emara, Riyuna berbalik dan segera pergi dari rumah wanita yang tak lain adalah saudara Tantenya itu.

Pagi ini saat waktu masih menunjukkan pukul enam, gadis berkuncir kuda itu sudah berangkat dari rumah, lengkap dengan seragam sekolah serta tas berisi buku mata pelajaran hari ini.

Ia berangkat sangat pagi untuk menghindari yang namanya 'terlambat' karena ia harus mengantarkan kue yang dibuat oleh Emara ke tempat kakak dari wanita itu.

Riyuna menghentikan langkah tepat di pertigaan sebuah gang yang tidak terlalu kecil, dari tempatnya berdiri saat ini gadis itu menyaksikan segerombolan siswa yang tampak mengeroyok seorang yang terlihat terduduk ditengah gerombolan itu.

Riyuna bisa melihat bahwa para siswa dengan seragam SMA itu memukuli seseorang yang mungkin adalah musuh mereka.

Riyuna langsung berlari dari tempat itu menuju sebuah kedai kopi yang banyak diisi oleh bapak-bapak yang sedang minum kopi.

"Permisi bapak-bapak semua, disana ada yang lagi keroyokan, Pak. Tujuh lawan satu." Ujar Riyuna asal. Padahal sebelumnya ia tidak menghitung berapa orang yang melakukan pengeroyokan itu.

Orang-orang yang ada di kedai kopi itu langsung berdiri dan mengikuti langkah Riyuna menuju lokasi. Kehadiran para pria dari berbagai profesi itu membuat siswa SMA itu berlarian, menaiki motor mereka dan berlalu dari tempat itu. Menyisakan seorang pria yang terduduk dengan lemas. Bajunya tampak kotor dengan rambut yang berantakan.

"Kamu ga papa?"

"Itu dia luka, gak papa gimana?"

Orang-orang itu membantu pria yang terlihat lemas itu untuk berdiri, Riyuna mendekat hanya untuk memastikan siapa orang tersebut. Seragam yang mereka kenakan terlihat mirip, ia hanya ingin mengetahui siapa orang tersebut.

Ditengah rasa penasaran yang menguasai pikirannya, dengan mata yang terus menatap pria itu akhirnya Riyuna tahu siapa pria itu saat orang yang menjadi pusat perhatian Riyuna mendongak dan menatap Riyuna yang juga sedang menatapnya.

Dia lagi. Batin Riyuna sambil menghela nafasnya. Ia menggelengkan kepala saat menyadari bahwa itu adalah orang yang sama dengan yang terakhir kali ia tolong saat terjadi adegan yang sama seperti beberapa saat lalu, hingga Riyuna harus dihukum oleh Karina yang waktu itu menjabat sebagai guru Biologi.

Ardo

Pria itu meringis saat merasakan tubuhnya remuk akibat penyerangan yang dilakukan oleh musuhnya. Ardo salah sudah membiarkan orang-orang itu lepas begitu saja setelah mereka melakukan pengeroyokan pada Ardo, dan itu bukan terjadi satu kali saja. Seharusnya ia menyetujui Agroyes yang ingin menyerang markas musuh mereka.

"Bawa ke dalam aja, bang. Biar diobatin di dalem." ujar seorang wanita dengan kerudung hitam sembari menatap prihatin pada Ardo.

"Dek ikut ibu buat ngambil obatnya ke dalam, biar kamu yang obatin teman kamu." kali ini wanita itu berucap pada Riyuna.

Grateful To Remember YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang