Happy reading 🔥
Riyuna memandang pria yang kini telah mengenakan baju khas pasien rumah sakit itu dengan tatapan sendu."Cara bayar administrasi gimana cobak, kan aku gak punya uang" tutur Riyuna lalu mengacak-acak rambutnya.
"Hp nya ada gak ya" gumam Riyuna sat mengingat bahwa mungkin ponsel pria itu bisa membantunya saat ini.
"Eh ada" ujar Riyuna terlampau Bahagia."Yah, di kunci pake pin lagi" Riyuna mengenal nafasnya. Bagaimana cara memberitahu keluarga pria itu kalau ponselnya saja dikunci seperti ini?
"Arhhhh... Pusing, Merfick lagi sakit juga aduh Pin nya ber–" gumaman frustasi Riyuna terhenti saat dia mengingat kata-kata terakhir pria itu.
Tolong telepon temen gue, 1203 uhukk..uhuk..."
"Tunggu deh, tadi kan dia bilang tolong telepon temen nya dia. Trus 1203 maksudnya ap–"
Riyuna mengentikan gumamanyaya lalu langsung membuka kembali ponsel berlogo Apel yang di gigit itu lalu menekan angka 1 2 0 3. Dan yah, ponsel itu terbuka dan menampilkan wallpaper seorang wanita dengan rambut sengaja di pirang dan diberi gaya bergelombang sedang tersenyum manis ke arah kamera."Wih, pacarnya ini pasti. Cantik banget kayak model" gumam Riyuna lalu mengotak-atik ponsel mahal itu.
"Ini yang dihubungin siapa cobak?" Kali ini Riyuna kembali berpikir keras.
Setelah lama berpikir akhirnya dia memutuskan untuk menghubungi orang yang terakhir kali di hubungi atau menghubungi sang pemilik ponsel.
"Agro" gumam Riyuna lalu menekan tombol panggil untuk memulai panggilan
"Gimana do?" Tanya orang dari sebrang tanpa mengucapkan salam.
"Halo" ujar Riyuna karena tak tahu mau ngomong apa duluan.
"Eh, kok cewek. Ini siapa?" Tampak nada suara terkejut dari sebrang panggilan."Maaf sebelumnya saya Riyuna. Jadi pemilik hp ini tadi kecelakaan di–"
"Sekarang dia dimana?"
Pria bernama Agro itu langsung memotong ucapan Riyuna membuat Riyuna sedikit geram."Di rumah sakit X"
"Oke"
Tut..
"Gak sopan banget sih" gumam Riyuna lalu meletakkan kembali ponsel itu ke nakas tempat tas hitam milik pria itu ia letakkan.
Beberapa menit menunggu akhirnya seorang pria dengan tubuh tinggi dan tegap, rahang tegas dan hidung mancung yang mengenakan jaket Boomber hitam muncul dagi balik pintu.
"Kamu Agro?" Refleks Riyuna betranay karena begitu terkesima dengan tampilan pria yang sudah dia rutuki tak sopan tadi.
"Hm, makasih udah bawa temen gue" ujarnyaterkesan dingin. Riyuna mengangguk tetapi masih memandangi wajah tampan milik pria bernama Agro itu.
"Hem" dehem pria itu membuat Riyuna jadi salah tingkah.
"Maaf" ujar Riyuna lalu menggaruk tengkuknya yang tak gatal."Lo tau kronologi kejadiannya?" Tanya Agro sambil menatap Riyuna dan temannya itu bergantian.
Riyuna mulai menjelaskan bagaiman kejadian yang menyebabkan pria yang notabenenya sahabat pria bernama Agro itu mengalami kecelakaa.
"Shit" umpat Agro kesal.
"Oh iya, Administrasi belum dilunasi. Kata dokter temen kamu harus di rawat dirumah sakit sampai beberapa Minggu kedepan" ujar Riyuna. Agro hanya mengangguk, dan dari situ dapat Riyuna nilai bahwa pria bernama Agro itu adalah pria dingin.
"Kalau gitu aku duluan ya" Riyuna meraih kantong plastik putih yang berisikan obat yang tadi ia beli.
"Tapi baju lo" agro menunjuk ke arah baju Riyuna. Riyuna terkejut karena baru menyadari pakaiannya penuh dengan noda darah.
"Eh" hanya itu yang keluar dari mulut Riyuna sambil melirik bajunya."Gimana ya??" Riyuna mencoba mencari akal agar noda darah itu bisa dihilangkan atau ditutupi. Seketika Riyuna teringat dengan Hoodie hitam yang ada di dalam tas pria itu.
"Em, aku boleh minjem Hoodie temen kamu nggak. Besok bakalan aku balikin" ujar Riyuna. Agro menyeritkan dahinya karena bingung dengan Hoodie yang dimaksud oleh Riyuna.
"Tadi pas aku ngecek hp temen kamu, aku ngeliat ada Hoodie di dalem tasnya" tambah Riyuna karena mengerti dengan raut wajah penuh tanya Agro.
Agro mengangguk, Riyuna berjalan kembali ke nakas lalu membuka tas hitam itu dan mengeluarkan Hoodie hitam yang berbau maskulin.
"Tapi itu....em. tolong langsung dibalikin besok" ujar pria itu sedikit ragu. Riyuna sebenarnya bingung kenapa pria itu seperti takut atau ragu saat Riyuna meminjam Hoodie hitam itu. Tapi Riyuna tak ambil pusing, toh juga ini semua karna temennya dia.
"Iya" Riyuna memakai Hoodie itu, alhasil semua noda merah darah itu tertutupi, bahkan sampai roknya hampir tertutup oleh Hoodie hitam itu. Sungguh tubuhnya sangat mungil.
"Yasudah, aku pergi dulu" ujar Riyuna berbasa-basi karena sebenarnya dia tak tahu mau ngomong apa. Riyuna sebenarnya malu karena Hoodie itu terlalu kebesaran ditubuhnya, namun karena hal itu nida darah itu tertutupi seluruhnya.
Sepeninggalan Riyuna, Agro langsung menelepon seseorang.
"Halo om"
"...""Ardo ada di rumah sakit om"
"....""Dia kecelakaan om"
"....""Rumah sakit X"
"....""Iya om"
******
"Je, Merfick udah mendingan?" Tanya Riyuna saat dia telah sampai di rumah.
"Ish, lo ngagetin aja tau nggak" ketus gadis bernama Jeremya Qawira Frans atau yang akrap disapa Jeje."Sorry je" ujar Riyuna seraya nyengir.
"Lo pake Hoodie sapa Un, gede banget" ujar Jeje karena melihat Hoodie yang dikenakan Riyuna."Oh ini Hoodie orang yang gue bawa ke rumah sakit tadi, karena baju aku kena darah dia jadi aku pinjem deh Hoodie nya" Riyuna menjelaskan dengan detail, karena Jeje sahabatnya itu adalah wanita yang ekstra kepo.
"Oo" Jeje menganggukkan kepalanya sambil memebentuk mulutnya dengan huruf O.
"Kamu belum jawab pertanyaan aku Jeje" Riyuna jadi kesal.
"Ha?" Nih sifat Jeje, kadang lemot.
"Keadaan Merfick gimana?" Tanya Riyuna rada ketus."Eh, udah mendingan lah dikit" jelas Jeje. Riyuna mengangguk lalu permisi ke kamar untuk membersihkan tubuhnya.
Heheheh.....
Jangan lupa vote dan komen ya
Sampai ketemu di part berikutnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Grateful To Remember You
FanfictionIni kisah Riyuna, gadis yang terbilang biasa saja dalam segala hal namun tidak dengan ketulusannya. Perjalanan hidupnya yang awalnya biasa saja, yang terbilang datar, yang penuh dengan ketenangan harus berubah saat dia tanpa sengaja menyaksikan seca...