Serba-serbi

309 43 2
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Ardo merebahkan tubuhnya diatas kasur tidurnya, pria itu meletakkan kepalanya di atas bantal dengan tangan kanan yang dijadikan bantalan kedua. Pria itu menatap langit-langit kamarnya dengan gigi yang mengetuk-ngetuk.

Ardo tersenyum, ketika ia mengingat kenangan saat mamanya masih ada, mamanya yang gemar sekali memasak bubur kacang hijau dengan rasa yang begitu lezat. Mamanya yang selalu mengomel saat Ardo pulang terlalu larut.

Satu hal yang tak akan pernah ia lakukan adalah, 'mempercayai bahwa mamanya sudah tidak ada'. Walau banyak bukti yang menyorot jelas bahwa mamanya sudah berpulang, Ardo tidak bisa yakin sebelum ia melihat sendiri jazadnya, atau ia bisa melihat salah satu bukti yang bisa meyakinkan dirinya bahwa mamanya sungguh tidak ada lagi.

∆∆∆∆∆

Riyuna menatap langit malam yang menurunkan hujan, ia menatap langit itu dengan tatapan campur aduk.

Ia senang bisa hidup dan menempuh pendidikan di kota tempat ia berada saat ini, namun dilain sisi ia sangat merindukan kedua adik dan ibunya di kampung halaman.

Ketidakmampuan sang ibu dalam membiayai sekolah Riyuna membuat Riyuna memberanikan diri tinggal jauh dari ibunya, padahal ia adalah tipikal anak yang tidak bisa jauh dari orangtua. Namun seiring berjalannya waktu, ia sudah terbiasa dan mampu menyesuaikan hidup jauh dari sang ibu. Toh juga, sebelum tinggal jauh dari sang ibu, ia sudah ditinggalkan oleh sang ayah jauh sebelum Riyuna dewasa.

Riyuna adalah gadis yang gampang menangis, alasan mengapa ia jarang menelepon ibunya karena ia memang gampang sekali menangis jika dirinya mendnegar suara sang ibu. Hal yang bis ia lakukan hanyalah banyak berdoa, dan menyibukkan dirinya agar dia bisa mengesampingkan rasa rindunya.

Gadis itu memang bukan gadis yang baik di bidang akademik, ia tidak menonjol di sekolahnya dan juga tidak terlalu bagus dalam bidang Non-akademik. Tetapi ia selalu mencoba menjadi pribadi yang lebih baik, mengusahakan agar dirinya tidak terlibat banyak masalah selama ia bersekolah.

Jika kamu tidak terkenal karena hebat dalam hal akademik dan non-akademik, setidaknya jangan menjadi terkenal karena keburukan.

∆∆∆∆∆

Agroyes yang baru saja menyelesaikan soal-soal yang diberikan papanya, langsung meletakkan pena yang barusan ia pakai di atas meja dengan perasaan kesal. Ia melihat Tere yang sudah tertidur dengan menggunakan tangan sebagai bantalan.

Hujan di luar masih sangat lebat, ia tak bisa mengantar  Tere pulang karena hujan dan soal-soal yang tidak bisa ditinggalkan begitu saja.

Layar ponsel Tere yang tiba-tiba menyala membuat atensi Agroyes beralih ke benda pipih itu, tertera nama 'mama' yang terlihat di dalam layar.

"Halo.." Agroyes memberanikan diri mengangkat panggilan itu, bagaimanapun juga, Tere sedang ada bersamanya otomatis Tere berada dalam tanggung jawabnya.

Grateful To Remember YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang