Sadar

995 102 4
                                    

Hi
Komen kalau ada typo ya

HAPPY READING ♥


Pagi yang cerah tanpa Awan gelap, Riyuna melangkah menuju simpang untuk menemukan angkutan umum. Ya seperti biasanya.

Riyuna menyetop sebuah angkot berwarna kuning jurusan sekolahnya, Riyuna naik dan duduk dengan tenang di bagian ujung, karena para penumpang lain hanya mengosongkan bagian itu.

Tak lama, angkot berhenti di depan sekolahnya karena ada beberapa siswa yang juga menaiki angkot yang sama dengan Riyuna.

Riyuna melangkah memasuki halaman sekolah dan "RIYUNAAA" Teriak seseorang dengan sangat kencang membuat Riyuna terpaksa menghentikan langkahnya, ia berbalik dan mendapati Jeje dan Tere berjalan sambil sedikit berlari ke arah Riyuna.

"Pagi Nana hijau" sapa Jejen sambil cengengesan. Riyuna memutar bola matanya malas lalu memukul lengan Jeje.
"Pagi Riyuna, udah makan ?" Tanya Tere dan Riyuna mengangguk. Dibandingkan dengan Jeje, Tere jauh lebih sopan dan kalem. Diantara mereka bertiga yang selalu masuk 5 besar adalah Tere, sedangkan Riyuna dan Jeje selalu berada di peringkat 20 besar.

Seperti saat semester 2 kemarin, Tere mendapat peringkat 3, Riyuna mendapat peringkat 12 dan Jeje mendapat peringkat 15.

"Udah Ter, yuk" ujar Riyuna lalu menarik lengan Tere, meninggalkan Jeje yang menlongo karena tak diajak oleh Riyuna.

Tere yang menyadari kalau Jeje masih berada di belakang akhirnya menoleh dan menjulurkan lidahnya bak ular, Jeje menghentak-hentakkan kakinya lalu berlari menyusul kedua sahabtanya.

"Dajjal" ucap Jeje sengaja saat melewati kedua sahabtanya. Bukannya  marah Riyuna dan Tere malah tertawa terbahak-bahak.

∆∆∆∆∆∆

Sedangkan di lain sekolah, tepatnya SMA Bintang Merah 1, seorang gadis dengan gaya modusnya sedang berjalan di koridor sekolah.

"Gisela" panggil seorang gadis dengan penampilan yang hampir sama dengan gadis bernama Gisela itu.
"Apa?" Tanya Gisela lalu melanjutkan jalannya karena gadis yang memanggil nya bersama dengan satu orang lainnya mengikutinya dari belakang.

"Lo gak mau jemput Ardo?" Tanya Karin, Sahabat Gisela.
"Iya sel, lo kan masih pacarnya dia" ujar Delima, sahabat Gisela yang satu lagi.

"Males gue, nanti aja kalau Ardo udah sadar" jawabnya acuh.
"Kalau Ardo tahu lo ga peduli sama dia bisa-bisa dia mutusin lo sel" ujar Karin yang langsung mendapat tatapan tajam Gisela.

"Lo diem aja, gue masih punya seribu satu cara buat nakluk in dia" jawab Gisel dengan smirk nya lalu memasuki ruangan kelasnya.

"Sel" tiba-tiba ada seorang cowok mendatangi Gisela dengan membawa ponselnya.

"Ini ello?" Tanya pria itu sambil menunjukkan foto yang ada dalam ponsel pria itu. Gisela bungkam, dia tak tahu mau berkata apapun lagi. Itu jelas-jelas menunjukkan wajahnya.

"Bu..bukan lah, ish jorok banget" ujar Gisela pura-pura jijik.

"Tapi mukanya mirip banget sama lo sel" ujar pria itu, tiba-tiba sema orang sudah mengerumuni mereka dan bergantian ingin melihat foto yang dimaksud.

"Ish lo Jalang sel?" Tanya zea, teman sekelas Gisela dengan tatapan tak percaya.
"Dibayar berapa lo sel?"

"Lo lonte di mana?

"Bukannya lo orang kaya? Kok lo nge lonte sih?"

"Ih kurang belaian lo sel?

"Kotor"

Grateful To Remember YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang