Tikungan

630 91 6
                                    

Sesampainya di rumah Riyuna langsung menuju kamarnya, membersihkan tubuhnya lalu turun untuk makan siang. Kebetulan sekali, tantenya sedang beres-beres di bawah.

"Riyuna udah makan?" tanya Nova, tante Riyuna.

"Belum Tan, ini mau makan" jawab Riyuna lalu meraih Pring kemudian menuangkan nasi dan lauk pauk yang ada di lemari makan

Setelah itu, Riyuna berjalan menuju meja makan dengan piring yang ada di genggamannya.

"Tan, hari Jumat dan Sabtu sekolah ada acara kemah" ujar Riyuna di sela-sela muntahannya

"Kamu mau ikut?" tanya Nova sambil berjalan menuju meja makan, lalu wanita itu duduk di depan Riyuna

"Kalau Tante sama om ngijinin" jawab Riyuna. Nova mengangguk lalu membuka toples yang berisi keripik pisang yang ia buat sendiri

"Kalau Tante sih ijinin, om kamu juga pasti ngijinin kok. Tapi ingat, ikuti peraturan panitia biar gak terjadi apa-apa sama kamu" tukas Nova lalu memasukkan keripik pisang kedalam mulutnya

Riyuna tersenyum lalu segera mengangguk.

Malamnya setelah Riyuna menyelesaikan tugas sekolahnya dan juga sudah selesai makan malam, ia langsung membuka ponselnya dan memberi tahu kedua sahabatnya bahwa dia di beri ijin oleh om dan tantenya.

Mengetahui hal tersebut, Tere dan Jere langsung senang karena akhirnya mereka bisa pergi bersama-sama.

Keesokan paginya di sekolah, Riyuna yang pertama kali tiba di kelasnya. Karena masih mengantuk lagi-lagi Riyuna memutuskan untuk tidur sambil menunggu bel masuk berbunyi. Namun belum 1 menit matanya terpejam, Riyuna harus bangun karena suara cempreng Jeje.

"Na, sumpah gue laper banget. Temenin gue plis?" ujar jeje sambil menarik-narik lengan Riyuna. Riyuna dengan malas akhirnya mengangguk lalu berjalan di sebelah Jeje dengan muka yang memelas karena acara tidurnya diganggu oleh gadis bernama Tere itu

Sesampainya di kantin sekolah ternyata hanya siswa laki-laki saja yang menghuni kantin itu. Dengan malas Riyuna melangkah di belakang Jeje yang tampak sangat terburu-buru. Riyuna heran karena baru kali ini Jeje sarapan di sekolah, biasanya gadis itu selalu sarapan di rumah, dan apabila dia tidak sempat dia akan membawa bekal

"Makan di kelas aja Je, biar gak repot kalau tiba-tiba bel udah bunyi" Jeje menyetujui usul Riyuna, keduanya kembali ke kelas setalh Jeje membayar nasi goreng yang ia pesan.

Dari kejauhan, tepatnya di meja pojok. Seorang pria dengan wajah dinginnya sedang menatap Riyuna dengan tatapan yang tidak tahu menggambarkan apa.

"Lo liatin apa sih gro?" tanya Azkiel sambil mengunyah nasi gorengnya

Agro yang ditanya demikian hanya menggeleng lalu kembali mengotak-atik ponselnya, ia sama sekali tidak memesan makanan seperti yang teman-temannya lakukan. Pria itu hanya diam sambil menunggu teman-temannya selesai makan, atau lebih tepatnya menunggu bel masuk berbunyi.

"Eh iya, gimana soal kemah?" tiba-tiba Jordan berbicara karena piringnya telah bersih dari sisa-sisa nasi goreng pesanannya

"Kalau gue sih pasti ikut lah" celetuk Geros lalu menyeruput teh hangat yang menjadi pelengkap baksonya

"Gue juga" jawab Jordan

"Gue juga sih" kali ini Fajri yang menjawab
"Yang lain?"

"Ikut" jawab Ardo singkat
"Gue juga" ujar Azkiel menyahuti

"Lo gro?"

"Hm"

Jawab Agro sambil mengangguk sekali.

Grateful To Remember YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang