Berakhir tanpa diakhiri

281 20 1
                                    

Sembari mendengar lagu 'Mesin Waktu' by Budi Doremi akan lebih menarik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sembari mendengar lagu 'Mesin Waktu' by Budi Doremi akan lebih menarik.

Bel pertanda jam istirahat sudah berbunyi 5 menit yang lalu, namun di balik tembok sebelum lorong menuju kantin Riyuna masih setia berdiri dengan perasaan kacau. Jemarinya tertaut dengan saling menekan satu dengan yang lain.

Ini bukan pertama kalinya ia harus bertemu dengan pria itu, namun kali ini situasinya benar-benar berbeda.

Hari ke dua setelah Ardo kembali masuk ke sekolah, Riyuna masih mencoba memberanikan diri untuk mendekati pria itu. Hingga tiba di hari ke tiga, ia ingin mencoba. Yah, mencoba mengajak pria itu mengobrol. Setidaknya dengan ini Riyuna bisa mengambil kesimpulan atas hal apa yang harus ia lakukan kedepannya.

"Gak...ini ga bisa ditunda lagi." Ujarnya dan langsung memberanikan diri, walau kali sedikit gemetar ia harus tetap melangkah dan mendekati sekumpulan pria yang sedang mengobrol di pojok kantin itu.

"Bi-bisa bicara sebentar?"

Suasana yang tadinya ramai mendadak hening ketika Riyuna tiba.

"Lo ngomong ke gue?" Ardo menatap santai Riyuna.

Riyuna mengangguk dengan kaku, "i-iya." Jawabnya terbata.

Ardo berdiri lalu mendekati Riyuna, "di mana?" tanyanya dengan nada sedikit tak sabaran.

"Tempat kemar– maksud aku di dekat perpustakaan." jawabnya.

Setelah mendengar jawaban dari Riyuna, Ardo langsung berjalan tanpa menunggu orang yang mengajaknya.

Riyuna tersenyum canggung ke arah teman-teman Ardo dan kemudian pergi mengekor di belakang Ardo. Ia takut, canggung, dan khawatir sepanjang perjalanan. Otaknya sibuk memikirkan bagaimana nanti ia memulai obrolan diantara mereka, bagaimana reaksi yang harus riyuna keluarkan saat nanti mereka mengobrol.

Hingga....

Bruk~

Terlalu banyak hal yang berputar di kepalanya hingga perjalanan bukan lagi menjadi fokus utamanya.

"So-sorry, ak–"

"Hm, gue berhenti karena gue ga tahu arah perpustakaan yang lo maksud." tutur Ardo memotong ucapan Riyuna.

Riyuna mendongak, "ah..oh iya." Gadis itu terlihat bingung. "A-ayo.." ajaknya langsung memimpin jalan.

Setibanya di tempat tujuan, Riyuna tidak langsung membuka suara. Ia masih bingung bagiamana cara membuka obrolan. Waktu yang ia habiskan sepanjang perjalanan tak membuahkan hasil sama sekali. Sangking sibuknya berpikir ia sampai melupakan Ardo yang sudah lelah menunggu sedari tadi.

"Lo mau ngomong apa sebenarnya?" dengan nada suara yang terdengar ketus, Ardo bertanya karena sudah sangat jenuh.

Riyuna berbalik dan memberanikan diri menatap Ardo, "em.. aku-aku–" ia terbata dengan otak yang tak lagi sinkron.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 26, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Grateful To Remember YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang