6. Cake

950 155 15
                                    

Baru selesai Asahi membaca buku, berniat untuk tidur di kasur karena punggungnya sakit, akibat mengikuti Sunghoon latihan bela diri, sudah ada yang mengetuk pintu kamarnya.

"Masuk..." Ucap Asahi mempersilahkan yang mengetuk untuk masuk dengan suara malas.









Tak diduga, muncul dua adik kembar kesayangannya, mungkin hanya satu, karena satunya lagi memilih menunggu di luar, "Kak Asa!" Panggil Jake.

"Asahi, bukan Asa."

"Tapi Kak Sunghoon memanggil kakak dengan sebutan Asa."

"Karena kami sudah akrab."


"Yah... baiklah, ini ada kue titipan dari Kak Yedam." Ucap Jake menyodorkan kotak kue yang indah, dihias dengan tangan sendiri.

"Untuk apa?"

"Dimakan."

"Bukan itu, bodoh, untuk apa dia memberikan kue ini kepadaku?"


"Uhm..." Jake melirik Jay yang ada diluar minta bantuan, yang diminta bantu menggidikkan bahunya, "Tidak tau juga..."

"Bagaimana aku tau kalau ini benar dari Yedam? Dan isinya baik-baik saja?"

"Ada tulisan Kak Yedam, untuk pertanyaan yang kedua aku tidak tau..."


"Minta dia sendiri yang mengantarnya kesini." Ujar Asahi, mengembalikan kotak berisikan kue itu ke tangan mungil Jake lalu mendorong anak itu keluar.















Jay melihat Jake keluar dari kamar Asahi dengan masih memegang kotak kue.

"Jay, kamu lari ya, hampiri Kak Yedam agar jangan pulang dulu. Aku tidak bisa lari, nanti kuenya jatuh." Perintah Jake.





Jay langsung berlari secepat kilat menuju ruang kelas mereka, berharap Yedam masih ada disana.

"Kak Yedam, Kak Asahi minta antarkan sendiri kuenya." Ujar Jay

"Hah? Kenapa?"

"Dia tidak percaya kepada kami."

"Ah, baiklah, mana kuenya?"

"Jake sedang jalan kesini."

Yedam berjalan keluar kelas, hendak menghampiri Jake, namun bukannya Jake yang dia temukan, malah Sunghoon yang memegang kotak kue buatannya.









"Wah, akhirnya bertemu! Kak Sunghoon ini Kak Yedam, Kak Yedam ini Kak Sunghoon, kalian saling kenal, kan?" Tanya Jake

"A-ah iya, kami saling kenal. Halo, Hoon." Sapa Yedam mengambil alih kue yang ia buat dari tangan Sunghoon.

"Halo, Dam." Balas Sunghoon menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.



"Antarkan ini ke Kak Asahi, ya, Kak. Sampai jumpa besok!" Ucap Jake, menarik tangan Sunghoon untuk masuk ke ruang kelas.

Sunghoon bilang dia penasaran dengan proyek yang Jake kerjakan.


























"Enak sekali dia bebas berkeliaran di dalam kastil." Ucap Yedam, merasa suaranya cukup kecil.

"Kamu juga mau bebas berkeliaran di kastil?" Tanya suara yang Yedam kenal, suara Asahi, entah muncul darimana, yang pasti tiba-tiba ada di belakangnya.

"Ah? Selamat sore..." Sapa Yedam membungkuk


"Jangan terlalu formal, tadi aku beri pertanyaan, jawabannya apa?"

"Yang mana? Pertanyaan yang mana?"

"Kamu harusnya pintar, mana mungkin tidak mengerti. Kamu mau juga bebas berkeliaran di kastil seperti Sunghoon?"

"Ah, mimpi itu terlalu tinggi...."

"Asahi, panggil saja Asahi." Jelas Asahi merasa kalau Yedam masih segan dengannya.

"Baiklah, Asahi."


"Kue itu bagaimana?" Tanya Asahi menunjuk kotak kue yang Yedam bawa.

"Ini kue yang aku yang buat sendiri, bisa dicoba sekarang juga kalau kamu mau." Tawar Yedam

"Isinya?"

"Kue biasa dengan coklat dan kacang."

"Mau makan bersama?" Ajak Asahi







Yedam mengangguk, kapan lagi bisa makan dengan Hamada Asahi?

Asahi menuntun Yedam ke kursi di balkon selatan kastil, tempat yang indah untuk menghabiskan waktu berdua di cuaca yang berangin ini.










Yedam telaten memotong kue dan memberikannya kepada Asahi, tidak ada piring, langsung disendok dari kotaknya. Kalau boleh jujur, Asahi juga terkejut, tidak pernah makan kue langsung dari kotaknya.

"Bagaimana?" Tanya Yedam

"Enak. Coklatnya terasa, begitupun dnegan kacangnya, rasanya juga tidak terlalu manis." Ucap Asahi selesai mengunyah.




"Kamu tidak suka yang terlalu manis ya?"

Asahi mengangguk, "Tapi kalau kamu, aku suka."

Yedam mengernyit, "Maksudnya?"

"Karena kamu terlalu manis."

BreakthroughTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang