Benar dugaan Asahi, ayahnya tidak pulang dengan tangan kosong.
Ayahnya pulang dengan selamat pagi ini, disambut oleh seluruh rakyat. Wajah haru sanak saudara para perwira yang ikut pergi dapat terlihat jelas, beberapa sudah melambaikan tangan ke anggota keluarga masing-masing. Padahal ini bukan perang.
Dari jauh, sudah dapat Asahi lihat keranjang rotan terpegang oleh ayahnya, yang kemudian diberikan untuk Jay dan Jake, "Gunakan dengan baik." Ucapnya singkat sembari membelai kepala kedua anak kembarnya,
Asahi memandang keranjang murahan itu, dia juga mau. Bukannya keranjang berisikan buah tangan, Asahi mendapat usapan di kepala, "Ayah dengar kamu bersikap bijaksana saat gempa bumi terjadi, terima kasih."
Ya, kata-kata pujian yang terlontar dari mulut ayahnya memang menyejukkan hati, tapi Asahi masih mau keranjang oleh-oleh.
Selain hasil bumi, ayahnya turut membawa dua teman lamanya. Yoon Jaehyuk dan Lee Ryujin.
Dari gerak-geriknya, Jaehyuk dan Ryujin sudah melanjutkan hubungan mereka ke jenjang yang lebih serius, terlihat dari cincin yang tertaut di jari manis masing-masing.
Para anak berdarah biru itu duduk menikmati pesona alam kerajaan dinasti Hamada dari lantai ketiga kastil.
"Wah, cantiknya!" Puji Jake kepada Ryujin, sambil memegang buah tangan berwujud kipas yang dibentuk dari kaca.
Ryujin menoleh, "Aku?"
"Iya! Tentu! Siapa lagi?" Balas Jake.
"Terima kasih, siapa namamu anak lucu?" Tanya Ryujin.
"Jake, ini saudara kembarku, Jay. Kakak?"
"Ryujin, kalau dia, yang sedang duduk dengan kakak kalian, namanya Jaehyuk." Jelas Ryujin memperkenalkan dirinya dan Jaehyuk.
"Siapa dia?" Tanya Jay.
"Jaehyuk?" Jawab Jake, padahal tadi Ryujin sudah memperkenalkan Jaehyuk juga.
Jay mengangguk, "Tampaknya kalian akrab dengan Asahi." Tebak Jay, membicarakan hubungan Ryujin dan Jaehyuk dengan Asahi.
"Tentu, kami menghabiskan masa kecil bersama." Ucap Ryujin.
"Hah? Bukannya Kak Asahi hanya punya Kak Sunghoon sebagai teman?" Tanya Jake, mengungkapkan hal-hal yang dia ingat dari cerita Sunghoon selama ini, hanya sebagian karena kebanyakan waktu dia habiskan untuk melihat wajah Sunghoon.
"Sunghoon? Park Sunghoon?" Tanya Ryujin.
Jake mengangguk, "Yang perwira itu."
"Bukannya dia tukang koran?" Tanya Ryujin lagi, menarik kursi di sebelah Jake karena menurutnya anak itu lebih ramah dibanding Jay.
"Itu dulu! Sekarang sudah jadi perwira, Kak Ryujin tidak lihat tadi kalau Kak Sunghoon menjaga gerbang kastil?" Tanya Jake.
"Ah, hebat juga anak itu. Ceritanya cukup panjang, singkatnya aku dan ketiga kakakku mengungsi sementara kesini, dulu Asahi dan Jaehyuk berteman dekat." Jelas Ryujin.
"Mengungsi?" Tanya Jay.
"Dulu terjadi sesuatu dengan kerajaanku, jadi aku dan kakak-kakakku harus tinggal di kerajaan ini untuk sementara waktu." Jelas Ryujin dengan sabar, mendapat anggukan dari Jay dan Jake.
