7. Kindness

874 144 11
                                    

Hari itu dimulai seluruh penghuni istana dengan mengantarkan Sang Raja pergi keluar wilayahnya, hendak melakukan ekspansi yang musti dihadiri sendiri.


Asahi mencerca perbuatan ayahnya yang suka menjelajah, padahal raja lain selalu diam di wilayah mereka, hanya memberikan perintah kepada sang bawahan.

"Pasti pria tua itu mau menikah lagi." Cerca Asahi

"Hey, jaga mulutmu, diantara raja lain hanya ayahmu yang punya satu selir, yang lainnya bisa puluhan." Bela Sunghoon, berharap semoga didengar seseorang dan dipromosikan tingkatnya.









Akibat kastil sepi dan Sang Raja ada diluar wilayah, untuk yang pertama kalinya selir makan di meja makan yang sama dengan Sang Ratu.

Suasana meja makan itu tegang, bahkan Jake tidak berani berbicara, jangan samakan dengan Jay dan Asahi yang memang lebih pendiam darinya.

"Bagaimana keadaanmu?" Tanya Ratu.

"A-aku baik-baik saja." Jawab Sang Selir.

"Pakailah baju sutra berwarna hitam saat malam hari, itu bagus untuk peredaran darah, dia juga menyukainya." Ungkap Ratu, tampak sangat elegan sembari memotong makanannya.

"Baik, terimakasih, Ratu."









Jake gugup sekali sampai tidak bisa makan dengan baik, sudah tiga kali ia tersedak.

"Apa kamu sakit, Jake?" Tanya Sang Ratu

"T-tidak, Ratu."

"Jaga anakmu, pastikan dia tidak tersedak lagi." Ucap Ratu sambil berdiri dari kursi dan segera meninggalkan ruangan makan.















Asahi menyusul ibunya sesegera mungkin setelah menyelesaikan sarapan.

"Ibu tidak apa-apa?" Tanya Asahi

"Aku selalu baik-baik saja, pergilah ke perpustakaan dan belajar."

"Jangan berbohong, aku kemarin pergi ke tabib dan dia mengatakan ibu meminta obat yang banyak."

"Aku sudah tua, wajar meminta obat."



Asahi memegang bahu ibunya, "Jangan berbohong lagi, aku belajar banyak. Obat yang ibu pesan adalah obat mengatasi kecemasan."

"Ah... salahku membiarkanmu terlalu pintar ya?" Canda Sang Ratu, mengusap kepala anak satu-satunya, "Maka bertahanlah, terus menjadi pintar. Lebih baik bila kamu bisa mengikuti jejak Sunghoon, temanmu, yang pintar bela diri."








"Mau bercerita?"

Sang Ratu menggeleng, "Hanya itu yang ingin kusampaikan... jadilah kakak yang baik untuk kedua anak itu..." Ucapnya, "Namun jangan biarkan mereka melampauimu." Lanjut Sang Ratu sambil berbisik.

"Lalu kenapa aku harus jadi baik?"


"Kepribadian kedua anak itu baik, namun mereka sangat mujur dan kompak. Baru akan goyah apabila satu dari mereka menghilang. Kemujurannya jauh lebih baik daripada kamu, namun mereka punya kekurangan, kamu tidak."



Asahi mengangguk, berterimakasih atas kata-kata ibunya. Dia tau betul, ibunya juga khawatir dengan masalah takhta.

Tapi sekarang dia mengerti, bahwa mereka baru akan goyah bila kehilangan salah satu. Sungguh anak kembar yang setia satu sama lain.

Namun apakah Asahi harus berubah menjadi baik?

BreakthroughTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang